Trustinah Trustinah
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Buletin Palawija

SELEKSI GALUR KACANG HIJAU BIJI KECIL Trustinah Trustinah
Buletin Palawija Vol 15, No 1 (2017): Buletin Palawija Vol 15 No 1, 2017
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.343 KB) | DOI: 10.21082/bulpa.v15n1.2017.p24-30

Abstract

Kacang hijau biji kecil biasa digunakan dalam industri kecambah, dan tersedianya varietas unggul kacang hijau biji kecil yang beragam memungkinkan petani untuk memilih varietas yang sesuai untuk dikembangkan di wilayahnya. Seleksi 10 seri persilangan kacang hijau generasi F2-F3-F4 dilakukan di KP Jambegede (Malang) pada tahun 2013-2014. Seleksi dilakukan dengan menggunakan metode pedigree dan SSD. Seleksi didasarkan pada penampilan tanaman di lapang, diantaranya keseragaman, keserempakan masak, letak polong, jumlah polong, dan ukuran biji. Galur-galur bersegregasi F2-F3-F4 kacang hijau yang diseleksi memiliki keragaman untuk  umur masak, tinggi tanaman, ukuran biji, dan hasil biji. Persilangan dengan varietas Sampeong menghasilkan keturunan  yang memiliki umur masak lebih genjah dari Sampeong dengan ukuran biji kecil hingga sedang, dan keragaan  tanaman  pendek hingga tinggi tergantung tetua yang digunakan. Dari 12.000 individu F2, terpilih 310 tanaman untuk diseleksi pedigree pada F3, selanjutnya terpilih 62 famili F3, hingga terpilih 8 galur F4. Dari 1280 tanaman F3 hasil SSD pada tanaman F2, terpilih 200 individu  untuk digalurkan pada generasi F4, hingga terpilih 67 galur.  Galur terpilih terbanyak berasal dari persilangan Vima 1/Sampeong//Vima 1 (20 galur), diikuti MMC 679-3C-GT-1/Sampeong (11 galur), serta Sampeong/MMC 679-3C-GT-1 dan MMC 672-3C-GT-1/Sampeong (masing-masing 10 galur). Hasil biji, jumlah polong, dan tinggi tanaman memiliki koefisien keragaman yang tinggi (28-49%), sedangkan umur berbunga dan umur masak keragamannya dibawah 10%.
PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA GENETIK DALAM PENGEMBANGAN VARIETAS KACANG TANAH TOLERAN LAHAN MASAM Trustinah Trustinah; Astanto Kasno
Buletin Palawija No 29 (2015): Buletin Palawija No 29, 2015
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v0n29.2015.p1-13

Abstract

Pendayagunaan Sumber Daya Genetik dalam Pengembangan Varietas Kacang Tanah Toleran Lahan Masam. Kacang tanah (Arachis hypogaea (L.) Merr.) merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan sumber lemak dan protein yang strategis dalam upaya meningkatkan pendapatan dan perbaikan gizi masyarakat. Luas areal panen kacang tanah 77,7% berada di Pulau Jawa, sisanya 22,3% tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua yang merupakan lahan kering masam ataupun rawa. Diantara tanaman kacang-kacangan, kacang tanah paling adaptif dan kompetitif pada lahan masam. Luas panen kacang tanah di luar Jawa 124.806 ha, sangat kecil dibandingkan dengan luas lahan masam yang sesuai untuk tanaman semusim seperti kacang tanah. pendayagunaan 350 sumber daya genetik (SDG) kacang tanah di lahan masam, berhasil mengidentifikasi genotipe kacang tanah yang toleran pada lahan kering masam. Beberapa genotipe di antaranya telah disilangkan dengan varietas Gajah, dan galur keturunan terpilih telah diuji adaptasi pada delapan lokasi lahan kering masam. Dua galur G/92088//92088-02-B-2-8-1 (GH 3) dan G/92088//92088-02-B-2-8-2 (GH 4) dengan hasil rata-rata masing-masing 2,45 t/ha dan 2,60 t/ha polong kering, lebih tinggi dari varietas Jerapah (1,94 t/ha) dan Talam 1 (2,09 t/ha). Kacang tanah galur GH 3 dan GH 4 dilepas sebagai varietas kacang tanah toleran pada lahan kering masam dengan nama Talam 2 dan Talam 3. Bila 2% (303.590 ha) lahan kering masam di Sumatera, Kalimantan dan Papua dapat ditanami varietas kacang tanah toleran lahan masam, akan terjadi peningkatan hasil yang dapat mencukupi kekurangan produksi kacang tanah dalam negeri.