Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Forum Penelitian Agro Ekonomi

Potensi Peningkatan Produksi Kedelai di Indonesia melalui Penelitian Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Pertumbuhan Produksi Made Oka Adnyana; Ketut Kariyasa
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 17, No 1 (1999): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v17n1.1999.38-48

Abstract

EnglishThe performance of soybean production, productivity, and area of production as well as the demand, for this commodity are intensely discussed in this article. On the other hand, the opportunity to increase the domestic production can be led by enhancing the utilization of the new sources of production growth such as: (1) Expansion of production area through extensification program and increased cropping index, (2) Increasing productivity (tort/ha), (3) Increasing yield stability per unit of area. (4) Reducing the yield gap between recommended technology and yield at farm level, and (5) Reducing yield loss during harvest and post harvest handling. In addition, the discussion also involves other aspects such as: financial feasibility of soybean farming and its competitiveness to other competing crops, comparative advantage of effort to blow up domestic production compared with import, and economic incentive of government policy to the soybean farming in three provinces, namely: West lava. Central Java. and Lampung. IndonesianDalam makalah ini dikemukakan perkembangan produksi, produktivitas, dan kebutuhan serta perkembangan ekspor dan impor kedelai di Indonesia. Sedangkan tambahan produksi kedelai yang mampu dihasilkan dapat ditempuh dengan pemanfaatan sumber pertumbuhan produksi kedelai: (1) Perluasan areal tanam (ekstensifikasi dan peningkatan indeks pertanaman), (2) Peningkatan produktivitas (hasil/ha), (3) Peningkatan stabilitas hasil per satuan luas, (4) Mempersempit senjang hasil antara teknologi rekomendasi dengan hasil di tingkat petani, dan (5) Menekan kehilangan hasil panen dan pasca panen. Lebih lanjut, pada makalah ini juga dibahas tentang kelayakan finansial dan keuntungan kompetitif usahatani kedelai dibandingkan dengan komoditas kompetitornya, keunggulan komparatif upaya memacu produksi kedelai di dalam negeri dibandingkan dengan impor, serta insentif ekonomi kebijaksanaan pemerintah pada usahatani kedelai di tiga wilayah penelitian pengembangan produksi kedelai yaitu; Jabar, Jateng, dan Lampung.
Ekonomi Padi di Asia: Suatu Tinjauan Berbasis Kajian Komparatif Achmad Suryana; Ketut Kariyasa
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v26n1.2008.17-31

Abstract

EnglishEspecially for Asian regions, rice is a strategic commodity because it is a staple food for most of the Asian people. In terms of agricultural land resources availability, several countries have become importers whereas the others exporters. The result of economic study in Asia shows that Cambodia and Thailand have a better agricultural land resource availability to provide rice for their people than the other countries in Asia. The rice farming system is able to give a better life to rice farmers in Malaysia, but it is unable yet to Indonesian rice farmers because of their very small landholding size, even though they have applied intensive technology.  Indonesian food autonomy (for rice) is better than that of several countries in Asia, such as Nepal, Japan, the Philippine and Malaysia.IndonesianKhususnya bagi kawasan Asia, beras merupakan komoditas strategis karena sebagian besar penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokok. Terkait dengan ketersediaan sumberdaya lahan pertanian untuk memproduksi beras, sebagian negara menjadi eksportir beras, sebagian lainnya masih harus impor. Hasil kajian komparatif ekonomi padi di Asia menunjukkan bahwa Kamboja dan Thailand memiliki daya dukung lahan pertanian dalam memproduksi beras untuk memenuhi kebutuhan penduduknya paling baik. Malaysia mampu menjadikan usahatani padi memberikan kehidupan yang layak bagi petaninya, sementara usahatani padi di Indonesia belum mampu memberikan kehidupan yang layak bagi petani, karena rata-rata luas garapan petani padi di Indonesia sangat sempit, sekalipun teknologi produksi padi yang diterapkan  petani Indonesia sudah cukup intensif, dibawah China, Korea, Jepang, dan Vietnam. Tingkat kemandirian pangan beras Indonesia relatif lebih baik dibanding negara Nepal, Jepang, Filipina, dan Malaysia, namun masih lemah dibandingkan negara Asia lainnya.
Efisiensi Usaha Tani Padi Melalui Pengembangan SUTPA Achmad Suryana; Ketut Kariyasa
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 15, No 1-2 (1997): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v15n1-2.1997.67-81

Abstract

The objective of the assessment on Rice Based Agribusiness Oriented Farming System (Sutpa) conducted in rainy season (MB) 1995/96 is to find an agribusiness development model that is capable to increase fanning efficiency and commodity's competitive advantage. The Sutpa assessment implementation main characteristics are: (1) to introduce new engineered technology packeges to enhance productivity and production efficiency; (2) to applicate technology with an economic scale; (3) to implement tight field supervision by interdicsipline team consisting of research and extension workers; (4) to applicate participatory approaches in encouraging involved farmers to play their active roles; and (5) to enhance coordination with related official and local key persons to maintain the implementation harmony beginning from its planning, implementation and evaluation. In 1995/96, Sutpa assessment implementation was concentrated in 14 provinces with an area of 46.000 Ha (92 assessment plot unit), and in the following two years it was widened in 18 and 19 provinces. Some assessment results show that rice farming using direct seeding system developed in Sutpa assessment could reduce labor utilization for 17.01 - 38.56 percent and it was able to increase production and farmer's profit for 40.26 - 43.74 percent and 14.12 - 24.10 percent respectively compared to tilt of transplanting system. The competitive advantage analysis also shows that rice fanning direct seeding system gives a competitive profit compared to that of transplanting system's at 70.23 - 82.14 percent of the existing production level. The Sutpa assessment implementation has been able to escalate new high yielding varieties and direct seeding system adoptions.
Suatu Pemikiran Tentang Analisis Penawaran dan Permintaan Jenis Daging di Indonesia Nyak Ilham; Ketut Kariyasa; Budi Wiryono
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 20, No 1 (2002): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v20n1.2002.25-39

Abstract

EnglishThe objectives of this review is to determine the key factors in formulating supply and demand analysis for meat with respect of its aplication and results interpretation. The result indicate some factors have to be considered, i.e. : the actual meat marketing system, the related basic theory, the availability and data management, and the objective the respective study. In addition, the elasticity of supply and demand with respect to output and input price should be taken into account. Some kinds of meat and fisheries has specific characteristic by regims, time, as well as consumers' income. IndonesianTulisan ini merupakan tinjauan pustaka yang bertujuan untuk meaparkan faktor-faktor yang harus di perhatikan dalam memformulasikan suatu model analisis  penawaran dan permintaan daging, berkaitan dengan aplikasi model dan interprestasi hasil yang diperoleh. Hasil analisis menunjukan beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah: pola pemasaran daging aktual, basis teori, ketersediaan dan pengelolaan data, dan tujuan penelitian yang ingin di capai. Perlu juga di perhatikan tingkat respons terhadap perubahan harga dan sifat substitusi dan komplementer komoditas yang di teliti. Beberapa jenis daging dan ikan segar memiliki karakteristik sifat yang berfariasi menurut waktu, wilayah dan tingkat pendapatan kosumen