Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo

PENINGKATAN EKONOMI PETANI SELADA MELALUI PROGRAM HIDROPONIK HEMAT DAN MANDIRI ENERGI BERBASIS SEL SURYA (HOMEBASE) DI KELURAHAN JUATA LAUT KOTA TARAKAN KALIMANTAN UTARA Abil Huda; Mohammad Wahyu Agang; Suyanto Suyanto
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v4i1.1483

Abstract

Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda yang terletak di wilayah perbatasan.Propinsi ke-34 ini menaungi 5 kabupaten/kota, salah satunya adalah Kota Tarakan.Kelurahan Juata Laut, Kecamatan Tarakan Utara merupakan salah satu daerah yang sering mengalami pemadaman listrik. Hal ini dikarenakan jalur listrik di daerah ini di dominasi oleh masyarakat umum dan terletak jauh dari pusat pembangkit PLN. Salah satu masyarakat umum adalah petani selada. Beberapa tahun terakhir ini petani selada merupakan pekerjaan baru di Kota Tarakan, sebab selada merupakan sayur yang baru mulai digemari oleh masyarakat Kota Tarakan seperti yang terkandung dalam burger dan kebab turki. Budidaya selada dilakukan dengan sistem hidroponik.Sistem ini bergantung pada aliran air di dalam pipa paralon yang di kendalikan oleh pompa air listrik. Produksi selada bergantung pada ketersediaan listrik. Berdasarkan wawancara dengan beberapa orang seperti petani atau penggemar sistem hidroponik, di Kota Tarakan mereka mendesain posisi pipa untuk kondisi listrik non-24jam. Artinya sistem tersebut di desain untuk menghadapi pemadaman listrik. Ketika terjadi pemadaman listrik, pompa air matiatau aliran air di dalam pipa terhenti. Aliran air tersebut berfungsi dalam proses pertumbuhan selada. Selada atau bibit selada hanya mampu bertahan tanpa aliran air berkisari 2-3 jam. Jika lebih dari itu maka suhu udara menjadi lebih panas dan selada tidak dapat tumbuh optimal atau waktu panen bertambah lama. Masa panen sistem ini 25 hari. Berdasarkan informasi yang mereka dapat dari komunitas hidroponik, sistem hidroponik 24jam dapat mempercepat produksi, sehingga mempercepat masa panen selada menjadi 15 hari saja. Harga selada yang di jual di pasar (di Kota Tarakan) sebesar Rp. 12.000 per ikat. Berdasarkan wawancara dengan beberapa petani selada harga selada di tingkat petani bervariasi antara Rp. 6000 hingga Rp. 7000 per ikat. Sistem hidroponik terdiri dari 1 modul sebanyak 10 pipa. 1 pipa terdapat 25 lobang yang dapat diisi oleh bibit selada. 2 hingga 3 lubang yang dipanen menjadi 1 ikat selada. Petani bisa sampai memiliki 5 modul yang berarti terdapat 5 modul x 10 pipa x 25 lubang menjadi 1.250 lubang yang dapat dipanen dalam sekali masa panen. Jika dibutuhkan 3 lubang per ikat maka, terdapat kurang lebih 417 ikat dalam sekali masa panen. Sedangkan kebutuhan selada mencapai 30 ikat/hari yang artinya dibutuhkan 750 ikat dalam sekali masa panen. Artinya kurang 333 ikat selada. Petani menutupi kebutuhan pelanggan dengan cara membeli selada dari petani selada yang lain. Jika harga selada Rp. 6.000/ikat, maka omsetnya adalah Rp. 2.502.00 dalam sekali masa panen. Pendapatan ini masih dibawah UMK (Upah Minimum Kota) Kota Tarakan (Rp. 3.204.822). Berdasarkan analisis situasi tersebut, terdapat petani yang mencoba menggunakan aki/bateraisebagai energi listrik alternatif. Aki dihubungkan dengan inverter (DC-AC) agar dapat menghidupkan pompa air. Namun hal tersebut gagal dikarenakan inverternya jebol atau rusak. Hal ini dapat disebabkan oleh kualitas dari inverter yang dibeli. Penggunaan pompa air dapat dioptimalkan melalui program hidroponik hemat dan mandiri energi menggunakan sumber energi alternatif yaitu sel surya. Sel surya merupakan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.
PKM PETANI HIDROPONIK TERAMPIL DENGAN TEKNOLOGI HYBRID HEMAT DAN MANDIRI ENERGI (BATMAN) DI KELURAHAN KARANG ANYAR KOTA TARAKAN KALIMANTAN UTARA Abil Huda; M.Wahyu Agang; Suyanto Suyanto
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v6i1.2490

Abstract

Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda di wilayah perbatasan. Propinsi ke-34 ini menaungi 5 kabupaten/kota, salah satunya adalah Kota Tarakan yang merupakan pulau kecil dengan 4 Kecamatan. Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat merupakan daerah yang sering mengalami pemadaman listrik. Hal ini dikarenakan jalur listrik di daerah ini di dominasi oleh masyarakat umum. Berbeda dengan jalur fasilitas sosial seperti Rumah Sakit dan kantor walikota di Kecamatan Tarakan Tengah. Beberapa tahun ini petani hidroponik merupakan pekerjaan yang sedang berkembang di Kota Tarakan, sebab kebutuhan sayur mulai meningkat. Jumlah penjual burger, kebab turki, restoran dan cafe meningkat. Hal ini disebabkan Kota Tarakan hanya  memiliki sedikit tempat wisata sehingga wisata kuliner menjadi peminat yang sangat tinggi bagi masyarakat Kota Tarakan. Sistem hidroponik yang banyak digunakan oleh di Kota Tarakan adalah Deep Flow Technique (DFT) dan Nutrient Film Technique (NFT). DFT mempunyai kelebihan saat listrik padam, yaitu tanaman masih bisa dalam kondisi aman karena ada genangan nutrisi. Sedangkan NFT mempunyai kelebihan masa panen yang lebih cepat, pengunaan nutrisi dan air lebih hemat jika dibandingkan dengan DFT namun sangat bergantung dengan ketersediaan listrik. Pemadaman listrik selama 3 jam mengakibatkan sayur mati. Budidaya hidroponik dapat dioptimalkan menggunakan sel surya yang ramah lingkungan sehingga cocok untuk sayuran