Komponen frekuensi rendah merupakan kejadian jarang terjadi yang memiliki periode jangka panjang atau hanya terjadi sekali, termasuk pergerakan lempeng yang menimbulkan gempa bawah laut sebagai indikasi awal terjadinya tsunami, walaupun tidak semua gempa akan berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bawah laut dengan kekuatan 7,8 skala Richter di Perairan Kepulauan Mentawai sangat potensial mempengaruhi perilaku muka laut di sekitarnya, termasuk Stasiun Padang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perilaku tinggi muka air di Stasiun Padang akibat komponen frekuensi rendah berupa gempa bawah laut yang terjadi di Perairan Kepulauan Mentawai. Detiding dilakukan menggunakan analisis harmonik pada data muka laut sebulan sebelum hari gempa. Detrending dilakukan pada tinggi muka laut tanpa pasut yang masih memiliki trend menggunakan low pass filtering. Perilaku muka laut yang terjadi akibat gempa bawah laut ditandai dengan meningkatnya tinggi muka laut disertai dengan periode yang lebih singkat, walaupun tidak signifikan. Rata-rata muka laut sebelum gempa hingga terjadinya tsunami kecil mengalami kenaikan sekitar 4,5 cm dengan periode 8,7 menit lebih singkat.