Istiawati Kiswandono
Praktisi Arsitektur

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MANAJEMEN PENGAJARAN DI STUDIO DISAIN ARSITEKTUR Arifin, Liliany Sigit; Kiswandono, Istiawati
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 30 No. 1 (2002): JULY 2002
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.30.1.%p

Abstract

Design activities in a studio do not only involve students, but also need to be accompanied by tutors, guest lecturers, consumers, and the professionals. Each of these individuals gives different contribution according to each own competency. The involvement that takes place between these individuals does not only consist of tutorials, and is not just an activity in which "the student asks and the tutor answers". The involvement consists of various programs, which must be arranged and coordinated inside a tight schedule. This wrong image of studio instruction has been prevalent, and this seems to be caused by the practice of tutors of treating their students not as students whom they are educating and instructing, but more as junior designers who are working in a design project. The activities of the students and tutors in the studio then are just training and not teaching while in reality both of them are absolutely necessary in studio instruction. Abstract in Bahasa Indonesia : Aktivitas kerja desain di sebuah studio jurusan aritektur melibatkan tidak hanya mahasiswa, tetapi membutuhkan kehadiran pembimbing, dosen tamu, calon pengguna, dan professional (baca: praktisi). Setiap individu yang terlibat mempunyai peran yang berbeda-beda sesuai kompetensinya, sedangkan keterlibatan antar individu tidak sekedar dilakukan dengan cara asistensi. Aktivitas di studio bukanlah sekedar aktivitas "mahasiswa bertanya dan pembimbing menjawab", melainkan terdiri dari bermacam-macam program aktivitas yang harus didisain dengan penjadwalan waktu yang ketat. Image belajar di studio selama ini lebih pada kebiasaan pembimbing memperlakukan mahasiswa bukan sebagai anak didiknya, tetapi sebagai junior arhitect dalam menyelesaikan desain sebuah proyek. Aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dan pembimbing di studio hanyalah sekedar pelatihan (training) dan bukan pengajaran (teaching), padahal kedua-duanya mutlak diperlukan dan diwadahi pada sebuah studio desain. Kata kunci: Manajemen studio, studio fisik, pengajaran disain di studio.
BERPIKIR KREATIF SUATU PENDEKATAN MENUJU BERPIKIR ARSITEKTURAL Kiswandono, Istiawati
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 28 No. 1 (2000): JULY 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.28.1.%p

Abstract

This article discusses about "creative thinking" which always has connection with new ideas and finding.It is generally known that the first idea often comes in flash like a lightning, with a reference to experience. A method of thinking in a more specific scope, in this case "thinking architecturally" also occurs in a similar way. In a study on "creativity" which has relation to design, there are three main subject:the product,the process and the person. By analysing the potensialities of human brain in separating relevant messages from unrelevant ones,and by dividing them into two ways of thinking.And with a study on the application of "a model of mixed thinking",the writer hopes that 'a formula" might be set up as a rough guidance towards thinking architecturally. Abstract in Bahasa Indonesia : Tulisan ini bermaksud membahas berpikir kreatif yang selalu terkait dengan gagas dan penemuan-penemuan baru. Secara umum diketahui bahwa memperoleh gagas pertama terjadi melalui kilatan yang begitu cepat dengan pengalaman sebagai acuannya. Cara berpikir dalam lingkup yang lebih spesifik 'cara berpikir arsitektural' tidak jauh berbeda. Dalam studi mengenai kreativitas yang berkaitan erat dengan kegiatan mendesain, sebenarnya ada tiga hal yang perlu mendapatkan perhatian: produk, proses dan individu manusianya. Mencermati potensi otak yang berfungsi sebagai pemisah bagi pesan-pesan yang relevan dan yang tidak relevan kemudian membaginya ke dalam dua cara berpikir, dicoba dicari keterkaitannya dengan operasionalisasi berpikir kreatif. Setelah mengamati pula suatu terapan 'model berpikir gabungan', maka akan memungkinkan diwujudkan 'formulasi' sebagai arahan kasar bagi berpikir arsitektural. Kata kunci: ideologi, jenis pendekatan, jenis masalah