Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

منهج الرسول في تربية الأطفال (دراسة تحليلية في حديث سنن الترميذي الرقم 2516) Ahmad Natsir
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 4 No. 1 (2018): Februari 2018
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (952.798 KB)

Abstract

In Islamic education, hadith became the second foundation after the Qur'an. By relying on education to the two great principles, an ideal education is expected to be realized as a place to create a generation of faithful and knowledgeable knowledge. In sunan al-Tirmidhi, there is a hadith numbered index of 2516 beginning with ihfaz} Alla> h yah} faz} ka, the hadith by Ibn Hajar al-Asqala> ni> is placed in chapter al-zuhd wa al-wara, and by al- Nawa> wi> in Riyad} al-S} a> cf} i> n is placed in the chapter of Al-Mura> qabah, whereas the hadith by the Messenger of Allah. submitted to Abdullah Ibn Abbas at the age he has not reached baligh even there has not been 10 years. Departing from anxiety in the form of severe Hadith subdance but delivered to a friend who is not yet 10 years old this researcher tried. (1) revealing the quality of the traditions in Sunan al-Tirmidhi> index number 2516. (2) disclosing how the Prophet's method of educating the child. In the end the writer concludes the hadith Sunan al-Tirmidhi> 2516 index number belongs to the hasan sahih hadith and the method of Prophet in educating the child contained in the hadith is the method mauiz ah but when the mauizah contains substantial enough weight then it is delivered with the selection of words, time and circumstances are absolutely right.
Melacak Argumen Kesetaraan Gender dalam Kitab Uqud Al-Lujjayn Ahmad Natsir
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 5 No. 2 (2019): September 2019
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.134 KB)

Abstract

Discourse on gender in Indonesia often refers to figures from America, Europe and Arabia, so that there are still Eurocentric or arabisentric cases. An archipelago figure in the pre-independence era, Shaykh Ibn Umar al-Jawi al-Bantani, had composed a book that reviews the rights and obligations of a husband and wife. However, instead of getting appreciation, this book actually gets a lot of criticism because of the many narratives that still discredit women, ranging from books that make men big heads to accusations as a book that is the source of domestic violence. By using the five-angle approach study Amin Abdullah the author wants to express the big idea in the form of a gender equality narrative carried by Shaykh Nawawi al-Bantani. This paper provides a conclusion in the form of gender equality carried by Shaykh Nawawi al-Bantani contained in the rights obtained by the wife from her husband and vice versa. By carrying out the association with ma'ruf Shaykh Nawawi gives an idea of ​​how the association of husband and wife in the household.
POSDAYA BERBASIS PESANTREN: PELATIHAN MANAJEMEN MADRASAH DAN PENGELOLAAN KELAS DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN “HASAN MUNADI POHSAWIT” PONOROGO Ahmad Natsir; Hawwin Muzakki; Muchlis Daroini
InEJ: Indonesian Engagement Journal Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.96 KB) | DOI: 10.21154/inej.v1i2.2329

Abstract

Pesantren Hasan Munadi yang terletak di desa Karangan, Badegan, Ponorogo sedari awal memang didirikan untuk mencetak kader-kader muslim yang menghafalkan Alquran. Seiring dengan perkembangan pendidikan Pesantren Hasan Munadi mulai mendirikan yayasan dengan nama yang sama kemudian melebarkan sayapnya kepada pendidikan formal. Mulai dari taman kanak-kanak, madrasah ibtidaiyyah, madrasah tsanawiyyah, hingga madrasah aliyah. Namun, amat disayangkan, pengembangan kepada pendidikan formal ini sedikit melupakan ‘fitrah’ awal berdirinya pesantren. Hal ini dikarenakan kesulitan yang dialami para guru dalam implementasi kurikulum hafalan Alquran dan sumber daya manusia yang khusus berkecimpung dalam hafalan Alquran masih sedikit. Berangkat dari aset para alumni pesantren sekaligus para guru yang berbekal kemampuan baca Alquran yang mumpuni pelatihan manajemen madrasah dan pengelolaan kelas di pondok pesantren tahfidzul quran ini layak untuk dilaksanakan. Pasca pelatihan tersebtu dilaksanakan, antusiasme para guru dan para pimpinan luar biasa. Tidak ada kursi kosong, sekaligus mereka dengan semangat mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir. Hasil evaluasi menunjukkan kemampuan para peserta meningkat. Dan, tentu akan diperlukan evaluasi dan pendampingan yang menyeluruh secara berkelanjutan kemudian hari.
REVITALISASI FUNGSI MASJID SEBAGAI PUSAT PENGAJARAN ALQURAN MELALUI PELATIHAN MANAJEMEN MADRASAH DINIYYAH DI DUSUN SELUNGGUH KABUPATEN MAGETAN Ahmad Natsir; Amalia Rahmawati; Estiqomah Ayum Nitasari
InEJ: Indonesian Engagement Journal Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.888 KB) | DOI: 10.21154/inej.v1i1.2047

Abstract

ABSTRAK Masyarakat  dusun  Selungguh  yang  rata-rata  mempunyai  mata  pencaharian  berupa  pertanian menggantungkan  kehidupan  mereka  pada  siklus  alam.  Hal  inilah  yang  membuat  mereka secara  naluri  mendekatkan  diri  mereka  kepada  Tuhan  yme.  sebagai  pemilik  alam  raya  agar senantiasa  memberikan    tanaman  yang  subur  serta  hasil  yang  baik.  Rupa-rupanya  hal  ini tidak  didukung  dengan  estafet  keilmuan  baca  tulis  Alquran  kepada  generasi  selanjutnya. Menurunnya  intitusi pengajaran  yang  ada  di masjid  Al-Falah  membuat  para  warga  berinisiatif mejalankan  program  pengajaran  Alquran  secara  privat  di  masing-masing  rumah.  Hal  inilah yang  menjadikan  peneliti  bekerjasama  dengan  tokoh  agama  dan  masyarakat  dusun  Selungguh untuk  mengadakan  pelatihan  manajemen  madrasah  diniyyah  dalam  rangka  revitalisasi  fungsi masjid  sebagai  pusat  pengajaran  Alquran.  Dengan  sambutan  yang  hangat  dari  warga masyarakat  peneliti  mengundah  tokoh  yang  berkompeten  dalam  bidang  ini  untuk  memberikan pelatihan.  Dengan  materi  dan  kemapuan  yang  mumpuni  masyarakat  tergerak  untuk  kembali mengagendakan  program  pengajaran  Alquran  di  masjid  yang  mereka  sudah  punyai.  Dengan dampingan  yang  intens  selama  satu  bulan  penuh.  Akhirnya  pemusatan  pengajaran  Alquran  di masjid  al-Falah berjalan dengan baik  dan  disambut oleh  masyarakat dengan antisias.