Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

NALISIS KATA-KATA SERAPAN ASING DALAM CERITA PENDEK “MALAM TAKBIR” KARYA HAMSAD RANGKUTI BERDASARKAN ASAL BAHASA DAN KLASIFIKASI JENIS KATANYA Ahmad Dedi Mutiadi; Gita Kharisma
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v2i1.146

Abstract

This study aims to determine the absorption of foreign words contained in the short story "Night Takbir" by Hamsad Rangkuti. In addition to knowing the origin of language and the classification of the type he said. The method used is descriptive analytic method is a way to describe an analysis. From the results of research by the author, it can be concluded that in the short story "Night Takbir" by Hamsad Rangkuti obtained absorption of foreign words derived from Arabic, Dutch, Javanese-Ancient Sanskrit, English, Chinese, Malay, and Portuguese.Keyword: Analyze, absorption of foreign words, short stories, language of origin, the type of word.
ANALISIS KONJUNGSI KOORDINATIF DAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA NOVEL “GURITA DAVID” KARYA WILLY W. Ahmad Dedi Mutiadi; Didin Syamsudin
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v4i1.169

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Ada berapa dan bagaimanakah penggunaan konjungsi koordinatif pada novel “Gurita David” karya Willy W? 2) Ada berapa dan bagaimanakah penggunaan konjungsi subordinatif pada novel “Gurita David” karya Willy W?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Analitis. Teknik pemerolehan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi pustaka, observasi, dan dokumentasi. Sumber data penelitian ini adalah novel “Gurita David” Karya Willy W, maka berdasarkan analisis yang penulis lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa 1) ternyata ada 1194 konjungsi koordinatif yang digunakan dan dari 1194 konjungsi koordinatif yang digunakan pada kalimat-kalimat yang ada di novel “Gurita David” karya Willy W ada 253 penggunaan konjungsi koordinatif yang tidak tepat dengan perincian sebagai berikut. Penggunaan konjungsi koordinatif dan (mengandung hubungan makna penjumlahan) 160 pemakaian dan penggunaan konjungsi tetapi (mengandung hubungan makna pertentangan) 93 pemakaian. Jadi frekuensi ketidaktepatan penggunaan konjungsi koordinatif mencapai 21.2 %, 2) ternyata ada 2838 konjungsi subordinatif yang digunakan dan dari 2838 konjungsi subrdinatif yang digunakan pada kalimat-kalimat yang ada di novel “Gurita David” karya Willy W ada satu penggunaan konjungsi subordinatif yang tidak tepat yaitu konjungsi subordinatif yang (mengandung hubungan makna penerang). Jadi, frekuensi ketidaktepatan penggunaan konjungsi koordinatif mencapai 0.04 %.Kata kunci : konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, novel
PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT UNTUK MENINGKATKAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING DI KELAS VII C SMP NEGERI 1 CIBEUREUM TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ahmad Dedi Mutiadi; Bayu Sugianto
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v1i1.140

Abstract

Reading skills is an activity to find the information or message. Thus humans are required to be read in order to gain knowledge and insight in order to compete with other human beings. Thus the reading should be trained from an early age when a child enters the world of education at elementary, junior high, high school, and college students. Problem Formulation 1) How does learning to read faster implementation plan to improve reading comprehension by using the method of problem solving in class VII C SMP Negeri 1 Cibeureum? 2) What is the process of learning to read faster to improve reading comprehension by using the method of problem solving in class VII C SMP Negeri 1 Cibeureum? 3) What is the result of learning to read faster to improve reading comprehension by using a method of problem solving in class VII C SMP Negeri 1 Cibeureum? The method used in this study was Classroom Action Research (CAR). Data Acquisition Techniques used in this study are as follows: Study Library, Observation Techniques, Test Engineering. Setting (Time and Place) Research conducted in April to June 2012. Outdoor Research done in class VII C SMP Negeri 1 Cibeureum. Conclusion 1 The observation plan of learning in the first cycle reaches the final value 2.00 with sufficient criteria. Learning implementation plan cycle II on the second cycle reaches the final value 3.01 with good criteria. 2. In the first cycle of the learning process generally reaches 72.7%, which means that the performance of the teacher is the learning cycle II reached 84.4%, the teacher has done the stages of learning to read faster with problem solving techniques. processing stages teachers have done well learning to read fast. 3. The final value of the evaluation of the first cycle of learning 'Summing these works after a quick read 200 words per minute "mastery learning C Class VII students of SMP Negeri 1 Cibeureum not been successful of the 35 students, 17 students have not reached the KKM and 18 students have reached the value of KKM, presentation reached 51.4% number does not reach the minimum passing percentage grade. With the value of the final class average 70.58. Class VII student mastery C SMP Negeri 1 Cibeureum successful on the second cycle of the 35 students, 27 students had achieved mastery Criteria minimal value, if dipersentasekan reached 77.2% of the students of class VII C and 8 students who have not reached the KKM percentage of 22.8%. With the value of the final class average 78.44.Keyword : reading faster, reading comprehension, problem solving method.
ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGIS DAN SINTAKSIS PADA PIDATO PRESIDEN JOKO WIDODO PERIODE JANUARI 2015 Ahmad Dedi Mutiadi; Indah Patimah
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v6i1.371

Abstract

ABSTRAK Judul penelitian ini adalah analisis kesalahan morfologis dan sintaksis pada pidato presiden Joko Widodo periode Januari 2015. Rumusan Masalah : 1) bagaimana kesalahan morfologis pada pidato presiden Joko Widodo periode Januari 2015 ?; 2) bagaimana kesalahan sintaksis pada pidato presiden Joko Widodo periode Januari 2015 ? Metode : deskriptif analisis kualitatif. Simpulan: analisis kesalahan morfologis dan sintaksis pada pidato presiden Joko Widodo periode Januari 2015 adalah sebagai berikut : kesalahan morfologis pada pidato Presiden Jokowi periode 2015 banyak terjadi karena menghilangkan imbuhan pada suatu kata, selain itu adanya penyingkatan morfem men-, meny-, meng-, dan menge- menjadi n-, ny-, ng-, dan nge-. Dalam penggunaan bahasa, karena pengaruh bahasa daerah, morfem men-, meny-, meng-, dan menge- disingkat menjadi n-, ny-, ng-, dan nge- dalam pembentukan kata kerja. contohnya, pada kata ngalami seharusnya mengalami, beri seharusnya memberi, kata nyenggol seharusnya menyenggol, ngejek seharusnya mengejek, make seharusnya memakai, nontonseharusnya menonton. Kesalahan sintaksis banyak terjadi karena kesalahan pada penyusunan struktur kalimat yang salah seperti pada kalimat alhamdulillah sudah, sekarang ketemu adalah contoh penyusunan struktur yang salah, seharusnya Alhamdulillah sekarang sudah bertemu kesalahan dalam bidang sintaksis juga terjadi karena adanya penggandaan subjek yaitu kata ‘Saya’ seperti pada kalimat Saya kemarin saya lihat, peraturan ko seperti ini seharusnya kalimat tersebut adalah Saya kemarin lihat peraturan ko seperti ini. Selain itu adanya kesalahan sintaksis karena berstruktur dari bahasa daerah seperti pada kalimat Kalau dibiarkan, sudah ton, bawanya ton, ya kan, dimasukkan ke penjara, eh masih mengendalikan bisnis narkobanya dari dalam penjara Kata narkobanya merupakan kesalahan sintaksis yang terpengaruh oleh struktur bahasa daerah yaitu menggunakan akhiran-nya, contoh lain seperti dalam kalimat ‘bukunya sudah di ke kantorkan’. Kata Kunci : Kesalahan, Morfologis, Sintaksis, Pidato.Â