Bobbi Aidi Rahman
IAIN Bengkulu

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SILSILAH DAN CORAK TAREKAT SYATARIYAH BENGKULU Murkilim Murkilim; Ismail Ismail; Ahmad Abas Musofa; Bobbi Aidi Rahman
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 7, No 2 (2018): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.646 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v7i2.1599

Abstract

Masuknya Islam ke Bengkulu mengenai dari mana asalnya, siapa penyebarnya dan kapan masuknya, dapat diklasifikasikan menjadi beberapa teori, yaitu pertama teori Aceh, kedua teori Palembang, teori Minangkabau dan teori Banten. Dari daerah Minangkabau menjadi asalnya tarekat naqsyabandiyah dan syatariyyah. Tarekat syatariyyah melalui jalur Syekh Burhanudin Ulakan muridnya Syekh ‘Abd al-Rauf Singkili. Tarekat syattariyah Bengkulu dibawa dari Minangkabau dan perkembanganya terlihat dari jumlah jamaah tarekat dan amalan-amalan syattariah di masjid-masjid tua. Keberadaan tarekat ini dapat ditelusuri dari jamaah dan pimpinannya yang ada di Kota Bengkulu. Jalur masuknya Tarekat Syatariyah yang ada di Kota Bengkulu melalui Tuangku Yasrul Faqih dan jalur kedua melalui H. Ali Amran Tuangku Bagindo Marajolela. Ajaran yang terkait paham wahdatul wujud tidak ada di Bengkulu yang ada adalah paham wahdatul syuhud. Motif dan pengaruh dalam bertarekat adalah untuk meningkatkan amal ibadah, menumbuhkan kebersamaan dan membangkitkan solidaritas sosial.
HEDONISME DAN PENGARUHNYA TERHADAP KHALIFAH BANI UMAYYAH Bobbi Aidi Rahman
El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis Vol 4, No 2 (2015): Desember
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.778 KB) | DOI: 10.29300/jpkth.v4i2.1241

Abstract

Sejarah Dinasti Bani Umayyah tidak bisa dilepaskan dari peristiwa sebelumnya, yakni peritiwa tahkim. Peritiwa tersebut menyebabkan peralihan kekuasan dari Ali Ibn Abi Talib kepada Mu’awiyyah Ibn Abi Sufyan. Perpindahan kekuasaan juga berakibat pada sistem pergantian khalifah, dari sistem (syura) musyawarah kepada sistem monarki. Dan juga perubahan-perubahan kebijakan lainnya yang dilakukan oleh para khalifah Bani Umayyah yang pada masa sebelumnya belum ada. Tulisan ini bertujuan untuk melihat gaya hidup hedonis dan pengaruhnya terhadap para khalifah Umayyah, dimana gaya hidup hedonis akan mempengaruhi kemampuan dan kinerja para khalifah dalam menjalankan roda pemerintahannya. Dan juga watak dan pola serta moral khalifah akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang dibuatnya. Karena maju dan mundurnya pemerintahan tergantung kepada khalifah.
MODERNISME ISLAM DALAM PANDANGAN MUHAMMAD ABDUH Bobbi Aidi Rahman
Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam Vol 2, No 1 (2017): JUNI
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.38 KB) | DOI: 10.29300/ttjksi.v2i1.786

Abstract

Abstrak: Modernisme Islam dalam Pandangan Muhammad Abduh. Modernisme dalam masyarakat Barat memiliki pengetian fikiran, aliran, institusi-institusi lama, dan sebagainya. Untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Pemikiran dan aliran ini mempengaruhi dibidang agama dan modernisme dalam hidup keagamaan di Barat mempunyai tujuan untuk menyesuaikan ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama. Penulis disini membahas modernisme Islam yang dilakukan oleh Muhammad Abduh, dikarena ia lebih memfokuskan pembaharuannya dalam masalah-masalah agama. Sedangkan Jamaluddin al-Afghani walaupun ia merupakan guru dari Muhammad Abduh, tetapi ia lebih memusatkan pemikiran dan aktifitasnya dibidang pembaharuan politik dibandingkan masalah-masalah agama.
Bimbingan Bahasa Arab Tingkat Dasar Pada Masyarakat di Kelurahan Dermayu Kabupaten Seluma Bengkulu Erwin Suryaningrat; Bobbi Aidi Rahman; Khoir Mustopa
Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol 9, No 1 (2020): Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/mjppm.v9i1.3272

Abstract

A correct understanding of the contents of the Qur'an will give birth to a religious and religious society, that understanding will arise if there is an ability to understand the contents of the Qur'an which in fact speak Arabic, meaning that basic knowledge of Arabic is a necessity that cannot be  ignored.  But in the course of its history, Arabic was studied by Muslims only in the context of practical purposes, namely worship for example being able to read the Qur'an, so that when people are able to meet these targets, they no longer feel the need to learn Arabic, so that  happens in the future is the stagnation and distortion of meaning in learning Arabic, which should be Arabic as the language of science only stops as a language of worship alone.