Non-communicable diseases (NCDs) are the main cause of disease burden. The increase in the prevalence of non-communicable diseases in Indonesia, especially catastrophic ones, has resulted in the Special Region of Yogyakarta being among the top 10 provinces with the most NCDs in Indonesia. Sleman is one of the regions in Yogyakarta that has a high prevalence. One of the efforts to reduce the prevalence of NCDs is community literacy towards health. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of digital literacy of the fulfillment of balanced nutrition with the level of knowledge, attitudes, and practices (PSP) of fulfilling balanced nutrition. Methods: descriptive crosssectional with survey instruments using gform questionnaires sent to respondents. The sampling technique was not randomized quota sampling based on the order of the name of the telephone number of the Yogyakarta Poltekkes Kemenkes employees and took a minimum sample size of 30 respondents. The results showed that the level of health digital literacy regarding the fulfillment of balanced nutrition of most respondents was good (83.3%), for the level of knowledge most were in the moderate category by 86.7%, while for the level of attitude most were in the supportive category by 53.3%, and for the level of practice most were in the good category by 90%. The results of the correlation test between the level of health digital literacy about fulfilling balanced nutrition with the level of knowledge, attitudes, and behavior showed no relationship because p> 0.05. This shows that ABSTRAK Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab utama dari beban penyakit. Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia khususnya katastropik di Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam 10 provinsi dengan PTM terbanyak di Indonesia. Sleman merupakan salah satu wilayah DIY yang memiliki prevalensi tinggi. Salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi PTM yaitu literasi masyarakat terhadap kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat literasi digital pemenuhan gizi seimbang dengan tingkat pengetahun, sikap, dan praktik (PSP) pemenuhan gizi seimbang. Metode : deskriptif crosssectional dengan instrumen survei menggunakan kuesioner gform yang dikirim ke responden. Teknik sampling tidak acak quota sampling berdasarkan keterwakilan karakteristik pekerjaan pegawai Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan mengambil minimum jumlah sampel responden sebanyak 30 orang. Hasil menunjukkan bahwa tingkat literasi digital kesehatan tentang pemenuhan gizi seimbang sebagian besar responden baik (83,3%), untuk tingkat pengetahuan sebagian besar pada kategori sedang sebesar 86,7%, sedangkan untuk tingkat sikap sebagian besar pada kategori mendukung sebesar 53,3%, dan untuk tingkat praktik sebagian besar pada kategori baik sebesar 90%. Hasil uji korelasi hubungan antara tingkat literasi digital kesehatan tentang pemenuhan gizi seimbang dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku menunjukkan hasil tidak ada hubungan karena p> 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat literasi digital kesehatan dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik pemenuhan gizi seimbang pada pegawai Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.