Mulyo Harris Pradono
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Alami : Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana

Kajian Kerentanan Gempabumi Pada Sekolah dan Pasar Di DKI Jakarta Menggunakan Metoda Kaji Cepat Mulyo Harris Pradono
Jurnal ALAMI : Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Alami
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology / Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/alami.v1i1.119

Abstract

ABSTRAKMetoda kaji cepat untuk menentukan kerentanan gempabumi suatu gedung sedang dibangun di Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana, BPPT. Metoda ini menghasilkan sebuah kurva hubungan antara jumlah lantai, jarak antar kolom, dan lebar kolom. Kurva ini dibangun berdasarkan asumsi kuat tekan beton 30 MPa, kuat tarik baja tulangan 390 MPa, dan rasio tulangan beton sebesar 0.02. Pengkajian di lapangan dilakukan dengan menguji kuat tekan beton kolom, memindai jumlah dan dimensi tulangan baja, mengukur dimensi kolom, jarak antar kolom, mencatat jumlah lantai, tahun pembangunan, fungsi gedung, dan bentuk gedung. Semua data direlatifkan terhadap data asumsi pembuatan kurva. Relativitas ini dinyatakan dalam nilai prosentase untuk menghitung prosentase ketahanan gedung terhadap ancaman gempabumi di DKI Jakarta. Kerentanan gedung adalah nilai 1 dikurangi prosentase ketahanan gedung. Katakunci:  Kaji Cepat, Gempabumi, Gedung Bertingkat, Kerentanan
Kajian Risiko Bencana Kegagalan Teknologi pada Jembatan Kereta Api Mulyo Harris Pradono
Jurnal ALAMI : Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Alami
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology / Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/alami.v2i1.2823

Abstract

Bencana gagal teknologi merupakan jenis kejadian bencana yang diakibatkan oleh kesalahan desain, pengoperasian, kelalaian, dan kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi. Salah satu contoh kegagalan teknologi adalah kecelakaan transportasi. Salah satu sumber kecelakaan yang dapat menimbulkan korban banyak adalah kecelakaan kereta api yang diakibatkan oleh gagalnya jembatan yang dilewati oleh kereta tersebut. Untuk mengurangi risiko bencana kegagalan jembatan kereta api, maka dikembangkan metoda pengukuran dimensi dan analisis lendutan jembatan kereta api. Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa jembatan yang dikaji mempunyai nilai lendutan hitung yang melampaui persyaratan lendutan ijin di peraturan. Jembatan-jembatan tersebut harus mendapatkan kajian lebih lanjut sehingga dapat dilakukan langkah perbaikan atau penggantian jembatan.
Kajian Kerentanan Bangunan Pasca Gempa Lombok 5 Agustus 2018 Mulyo Harris Pradono
Jurnal ALAMI : Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Alami
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology / Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/alami.v2i2.3109

Abstract

Pada tanggal 5 Agustus 2018 terjadi gempa dengan kekuatan M7,0 di daratan Pulau Lombok dengan kedalaman 10 km. Gempa menimbulkan kerusakan yang signifikan pada bangunan-bangunan baik bangunan rumah maupun gedung. Salah satu bangunan yang banyak rusak adalah masjid. Karena masjid merupakan bangunan yang digunakan untuk umum dan memiliki karakteriktik struktur yang khas, maka kajian dipusatkan pada bangunan masjid. Masjid-masjid yang dikaji mengalami kerusakan tapi tidak runtuh, sehingga perolehan data dapat dilakukan misalnya berupa kuat tekan beton, dimensi tulangan, dan dimensi struktur (balok, kolom, dan pelat beton). Hasil datanya kemudian dimasukkan dalam program analisis struktur untuk mendapatkan model struktur dan pada model tersebut kemudian dilakukan simulasi beban gempa agar diketahui pada beban gempa berapa struktur mengalami kerusakan.
Kajian Penerapan Standar Tahan Gempa pada Pemeriksaan Struktur Gedung Terbangun Mulyo Harris Pradono
Jurnal ALAMI : Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana Vol. 3 No. 1 (2019): Jurnal Alami
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology / Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/alami.v3i1.3398

Abstract

Di dalam standar perencanaan bangunan tahan gempa, disebutkan bahwa gedung yang aman gempa harus memenuhi beberapa kriteria yang dapat dikaji saat gedung sudah dibangun. Beberapa kriteria dapat diperiksa dengan melakukan kajian detil pada gedung. Ada tiga kriteria yang dapat digunakan untuk memeriksa apakah suatu struktur terbangun sudah sesuai dengan standar yang dipersyaratkan. Kriteria itu adalah dimensi kolom, kapasitas kolom, dan periode getar struktur. Dengan melakukan kaji kuat tekan beton, kaji tulangan dalam kolom dan balok, serta pemodelan numerik struktur gedung, maka ketiga kriteria di atas dapat dikaji dan dibandingkan dengan persyaratan di dalam standar perencanaan bangunan tahan gempa. Dalam makalah ini disampaikan kegiatan kajian pada sebuah gedung bertingkat untuk mengetahui kesesuaian struktur gedung dengan persyaratan yang ada dalam standar.
Kajian Kerentanan Fasilitas Darat Ina-CBT terhadap Guncangan Gempabumi Mulyo Harris Pradono
Jurnal ALAMI : Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana Vol. 4 No. 1 (2020): Jurnal Alami
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology / Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/alami.v4i1.4041

Abstract

Ina-CBT adalah Indonesia Cable-Based Tsunamimeter (atau Tsunameter). Ina-CBT adalah bagian dari Ina-TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) yang merupakan sistem peringatan dini tsunami di Indonesia yang bertujuan memberikan peringatan dini tsunami saat kejadian berlangsung. Cable-Based Tsunamimeter ini terdiri dari sensor bawah laut yang mengukur getaran gempa dan tekanan air. Data getaran dan tekanan kemudian diteruskan melalui kabel bawah laut sampai ke daratan. Fasilitas di daratan menjadi sangat penting karena secara real time mengirim data melalui radio ke pusat pemantauan. Fasilitas daratan terdiri dari Beach Man Hole (BMH), Menara, dan Rumah Listrik. Semua fasilitas ini harus tetap bekerja walaupun guncangan gempa besar terjadi yang mengawali terjadinya tsunami. Fasilitas ini juga harus dibuat aman terhadap terjangan tsunami. Di dalam makalah ini, kerentanan fasilitas tersebut dikaji terhadap guncangan gempa sesuai dengan standar yang berlaku.
Pemodelan Struktur Bangunan di Mamuju Pasca Gempabumi 15 Januari 2021 Mulyo Harris Pradono; Shafira Rahmadilla Hape; Ahmad Fauzi Yunus; Muhammad Ravi Yufhendmindo
Jurnal ALAMI : Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana Vol. 5 No. 1 (2021): Jurnal Alami
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology / Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/alami.v5i1.4864

Abstract

Gempa Mamuju pada 15 Januari 2021 merusak beberapa bangunan di Kota Mamuju. Pusat gempa berjarak sekitar 34 km dari kota. Menurut BMKG, intensitas gempa di Mamuju adalah VI MMI dengan percepatan puncak getaran gempa tercatat 150 gal (1,5 m/det2). Terjadi kerusakan yang mengakibatkan runtuhnya banyak bangunan, sehingga dipandang perlu untuk melakukan penilaian terhadap bangunan-bangunan di Mamuju. Dalam makalah ini, pemodelan dilakukan untuk bangunan yang disurvei yang mewakili bangunan rusak sedang dan rusak ringan. Beberapa bangunan dibangun sebelum tahun 2010, sehingga standar yang digunakan untuk merancang bangunan adalah SNI 1726 2002. Dalam SNI ini, Kota Mamuju masih dalam kategori zona gempa rendah. Dalam standar SNI 2012 dan 2019, kota Mamuju berada dalam bahaya gempa yang lebih tinggi. Pemodelan bangunan yang dibangun mengacu pada standar 2002 dan 2019 perlu dilakukan untuk pemahaman yang lebih baik dan kemungkinan perkuatan.