Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi dan madu memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perubahan jumlah hitung leukosit pada hewan coba yang terinfeksi Salmonella typhi setelah pemberian madu. Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit betina (Mus musculus) berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20 – 30 gram yang diinjeksikan bakteri Salmonella typhi dengan pengenceran 103 CFU. Kemudian dibagi menjadi 4 kelompok yaitu mencit yang diberikan aquades 0,5 ml/20gBB/hari, dan madu dengan dosis 0,04 ml/20gBB/hari, 0,06 ml/20gBB/hari, dan dosis 0,08 ml/20gBB/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pemberian madu, terjadi penurunan jumlah hitung leukosit mencit pada mencit yang terinfeksi Salmonella typhi dimana penurunan jumlah hitung leukosit terbanyak pada kelompok 4 yakni 7.21x103/ μL, diikuti kelompok 3 dengan 8.81x103/ μL, lalu kelompok 2 dengan 9.18.x103/ μL, dan kelompok 1 dengan 9.33x103/ μL. Pada uji t paired diperoleh nilai t > 2.068 (t= 9,958), lalu uji ANOVA didapatkan nilai p >0,05 (p=0.179) dan dilanjutkan dengan uji pengelompokkan yaitu uji LSD. Hasil yang didapatkan adalah kelompok 1, 2, 3, dan 4 secara umum terjadi penurunan jumlah hitung leukosit pada mencit yang terinfeksi Salmonella typhi tapi tidak signifikan antar kelompok. Kesimpulan penelitian ini ialah pemberian madu dapat menurunkan jumlah hitung leukosit pada mencit yang terinfeksi Salmonella typhi.