Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Sawerigading

“BUE-BUE” DALAM PANDANGAN RICOEUR: MENINJAU KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BAJO NFN Uniawati
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.402 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.297

Abstract

Bue-Bue is one of traditional songs which used as lullaby song. The most important thing from this song is meaning implied actually many  reflect social and cultural condition of Bajo as coastal society. This writing aims to describe  meaning implied in  that song. Therefore, analysis done focuses on  descriptive kualitative by applying hermeneutic theory of Ricouer. This analysis then uncovers unity of context relating to social condition of Bajo tribe. Religious advice and message that dominate the content is more oriented to life in the sea and able to be guidance for living in society. Abstrak Bue-bue merupakan salah satu nyanyian tradisional masyarakat Bajo yang digunakan sebagai nyanyian pengantar tidur anak. Hal yang terpenting dari nyanyian ini adalah kandungan makna yang terkandung di dalamnya ternyata memungkinkan untuk menemukan sebuah fakta yang dapat merefleksikan tentang kondisi sosial budaya masyarakat Bajo sebagai masyarakat pelaut. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna yang terkandung dalam nyanyian tersebut. Untuk itu, analisis yang dilakukan berpijak pada metode deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan paradigma Hermeneutik Ricoeur. Analisis ini kemudian melahirkan satu kebulatan konteks mengenai kondisi kemasyarakatan suku Bajo. Petuah-petuah dan amanah yang mendominasi isi dari bue-bue lebih berorientasi pada kehidupan di laut dan  dapat dijadikan sikap keteladanan hidup bermasyarakat.
TRANSFORMASI SOSIAL DRAMA BAWANG PUTIH, BAWANG MERAH + BAWANG BOMBAI NFN Uniawati
SAWERIGADING Vol 19, No 2 (2013): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2013
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1459.051 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v19i2.442

Abstract

The paper aims at elaborating transformation of Bawang Merah, Bawang Putih+Bawang Bombai social drama (BPBMBB). The analyzed data is the text ofBPBMBB drama using critical-social method. Technique of collecting data is done by reading the manuscript ofBPBMBB drama carefully and writes down the events showing social transformation. The result of analysis shows that BPBMBB carries out the change of moral values from its original one. Formerly, badtraits thatare always assumedendingwithsufferingtransform inBawangMerah, BawangPutih, + Bawang Bombai drama. Other transformationfound is the adaptation towards localization and social development today. Initially, Bawang Putih and BawangMerah was owned by West Java society, then, it was adapted to drama with Kendari social context using dialogue of Kendari dialect, the tale becomes also owned by Kendari soci Abstrak Tulisan ini merupakan upaya mengkaji transformasi sosial drama Bawang Merah, Bawang Putih + Bawang Bombai (BPBMBB). Data yang dianalisis adalah teks drama BPBMBB dengan metode sosialkritis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pembacaan secara cermat teks drama BPBMBB dan mencatat peristiwa-peristiwa yang menunjukkan transformasi sosial. Hasil analisis memperlihatkan bahwa drama BPBMBB membawa perubahan nilai moral dari dongeng aslinya. Tabiat buruk yang harus selalu berakhir dengan kesengsaraan seperti yang diasumsikan pada dongeng Bawang Putih dan Bawang Merah mengalami perubahan pada drama Bawang Merah, Bawang Putih + Bawang Bombai. Perubahan (transformasi) lain yang ditemukan adalah penyesuaian terhadap kelokalan dan perkembangan masyarakat sekarang. Dongeng Bawang Putih dan Bawang Merah yang tadinya milik masyarakat Jawa Barat, setelah diadaptasi menjadi cerita drama dengan konteks sosial masyarakat Kendari melalui dialog-dialognya yang kental dengan dialek Kendari, dongeng tersebut seperti menjadi milik masyarakat Kendari juga.