Blooming mikroalga dalam suatu perairan dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem akibat terhalangnya penetrasi sinar matahari, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan ekosistem perairan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dengan memanfaatkan kelimpahan mikroalga blooming sebagai bahan baku bioenergi dalam rangkaian penelitian mengenai bioflokulasi yang dapat memberikan efek efisiensi dalam proses pembentukan bioenergi. Penelitian pada skala laboratorium ini menitikberatkan pada produksi pati yang dapat diubah menjadi bioethanol melalui tahap hidrolisis yang dilanjutkan dengan tahap fermentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya pati tanpa proses hidrolisis lebih rendah dibandingkan dengan banyaknya pati akibat proses hidrolisis. Proses fermentasi pada suhu kamar tetap menghasilkan pati.Namun demikian, dapat disimpulkan bahwa produksi bioethanol tanpa penambahan senyawa kimia dalam proses hidrolisis dan berlangsungnya proses fermentasi pada suhu kamar tetap berpotensi untuk meningkatkan kelayakan ekonomi dalam rangkaian proses pembentukan bioenergi, sebagai kelanjutandari proses pemanenan secara bioflokulasi.Kata Kunci: blooming mikroalga, bioflokulasi, bioenergi, bioethanol, pemanenan