Khairulyadi MHSc
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

PROFIL KELUARGA BURUH BATU BATA GAMPONG LAMPEUDAYA KECAMATAN DARUSSAALAM KABUPATEN ACEH BESAR agus bayu sukma; Khairulyadi MHSc
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKeluarga merupakan kelompok sosial yang terkecil yang ada dalam masyarakat. Salah satu yang ingin dicapai dalam suatu keluarga yaitu kesejahteraan. Secara harfiah, kesejahteraan dalam keluarga diwujudkan oleh kepala keluarga. Ketika kepala keluarga tidak dapat mewujudkan kesejahteraan maka istri ikut serta dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga sehingga istri menpunyai dua peran dalam kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan profil dari keluarga buruh batu bata di Kecamatan Darusalam Gampong Lampeudaya. Dalam profil keluarga ini peneliti mengambil empat fungsi keluarga sebagai indikator dari profil tersebut yaitu fungsi ekonomi, fungsi sosial, fungsi pendidikan, dan yang terakhir fungsi kesehatan. Metode yang digunakan yaitu kualitatif,  teknik pengumpulan data dengan wawancaran, teori yang digunakan yaitu teori pertukaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga buruh batu bata Gampong Lampeudaya hidup dalam keadaan sederhana. Kesederhanaan inilah yang mendorong istri-istri dalam rumah tangga ini untuk bekerja sebagai buruh batu bata. Dorongan untuk bekerja sebagai buruh batu bata datang dari diri sendiri para istri-istri mereka, dengan menjadi buruh batu bata terdapat peningkatan ekonomi, pendidikan dan kesehatan.  Istri/ibu rumah tangga dalam penelitiaan ini bekerja sebagai buruh batu bata atas kemauan sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mereka memilih bekerja sebagai buruh batu bata karena suami mereka juga bekerja pada tempat yang sama, tetapi berbeda bagian pekerjaan dengan suami mereka, dengan menjadi buruh batu bata istri dari keluarga buruh batu bata ini mempunyai andil dalam mempengaruhi profil keluarga. Istri dalam keluarga buruh batu bata pada penelitian ini memiliki peran ganda.Kata Kunci : Profil, Keluarga, Buruh.family profile of brick LaborersFAMILY PROFILE OF BRICK LABORERS LAMPEUDAYA VILLAGE DARUSSALAM DISTRICT ACEH BESAR REGENCY
MOBILITAS SOSIAL PADA KELUARGA TRANSMIGRASI (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kecamatan Singkohor Kabupaten Aceh Singkil) Rizkiyah Fitriani; Khairulyadi MHSc
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 4, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1031.144 KB)

Abstract

ABSTRAKSalah satu tujuan dari transmigrasi adalah peningkatan taraf hidup. Mayoritas transmigran adalah masyarakat dengan taraf hidup rendah. Kecamatan Singkohor merupakan salah satu daerah transmigrasi. Perpindahan masyarakat melalui transmigrasi dapat melahirkan mobilitas sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan mobilitas sosial generasi pertama dan generasi kedua pada keluarga transmigrasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Sampel diperoleh menggunakan teknik snowball sampling. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Pitirim Sorokin mengenai saluran mobilitas sosial. Hasil penelitian menunjukkan.1) Mobilitas sosial dominan terjadi  pada generasi kedua dibandingkan dengan generasi pertama. Hal ini terlihat dari tingkat pendidikan pada generasi pertama mayoritas adalah tamatan Perguruan Tinggi, pada generasi pertama mayoritasnya lulusan Sekolah Dasar. Kemudian di bidang pekerjaan pada generasi pertama sebelum bertransmigrasi mayoritas pekerjaannya sebagai buruh kasar (84,4%) setelah bertransmigrasi mayoritas pekerjaanya juga sama sebagai buruh kasar tetapi presentasenya menurun (81,3%), sedangkan pada generasi kedua sebelum bertrasnmigrasi yang bekerja sebagai buruh kasar sebanyak 71,9% setelah bertransmigrasi mayoritas bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil. Di bidang penghasilan pada generasi pertama mayoritas sebelum bertransmigrasi berpenghasilan bulanannya sebesar Rp.50.000-100.000 (78,1%), sedangkan setelah bertransmigrasi penghasilnya perbulan Rp. 2.000.000-3.000.000 (62%), pada generasi kedua sebelum bertransmigrasi mayoritas berpenghasilan Rp. 50.000-100.000 (78% ), setelah bertransmigrasi menjadi Rp.3.000.000-4.000.000 (53%).Kata kunci: mobilitas sosial, keluarga, transmigrasi.SOCIAL MOBILITY IN TRANSMIGRATION FAMILIES (Quantitative Descriptive Study in Singkohor District, Aceh Singkil District)ABSTRACTOne of the objectives of transmigration is to improve living standards. The majority of transmigrants are people with a low standard of living. Singkohor District is one of the transmigration areas. Movement of people through transmigration can give birth to social mobility. This study aims to determine the differences between first generation and second generation social mobility in transmigration families. This study uses a quantitative descriptive approach. The sample was obtained using a snowball sampling technique. This study uses the theory put forward by Pitirim Sorokin regarding channels of social mobility. The results of the study show.1) Social mobility is dominant in the second generation compared to the first generation. This can be seen from the level of education in the first generation, the majority of them are college graduates, in the first generation the majority are elementary school graduates. Then in the first generation of occupations before transmigrating the majority of their jobs as unskilled laborers (84.4%) after migrating the majority of their jobs were similar as unskilled laborers but the percentage declined (81.3%), while in the second generation migrated who worked as unskilled laborers 71.9% after transmigrating the majority of them worked as Civil Servants. In the field of income in the first generation the majority before migrating had a monthly income of Rp.50,000-100,000 (78.1%), while after migrating the producer was Rp. 2,000,000-3,000,000 (62%), in the second generation before transmigrating, the majority earned Rp. 50,000-100,000 (78%), after migrating to Rp.3,000,000-4,000,000 (53%).Keywords: social mobility, family, transmigration.
PERILAKU USAHA PEDAGANG PASAR TRADISIONAL PEUNAYONG BANDA ACEH Agel Syahputra; Khairulyadi MHSc
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.896 KB)

Abstract

ABSTRAKPedagang tradisional sering didefinisikan sebagai suatu usaha yang memerlukan modal relatif sedikit, berusaha dalam bidang produksi dan penjualan untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu. Usahanya dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam lingkungan yang informal. Sektor usaha pedagang Tradisional tersebut seringkali menjadi incaran bagi masyarakat dan pendatang baru untuk membuka usaha di daerah perkotaan maupun di pasar-pasar yang memiliki propek bagus terhadap peningkatan ekonomi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiadalah Bagaimana sistem perilaku usaha ekonomi pedagang tradisional di pasar penayong.Data yang diperlukan dalam penulisan skripsi diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku teks, serta bacaan yang berkaitan dengan penelitian ini, sedangkan penelitian lapangan diperoleh melalui hasil wawancara dengan beberapa informan yang berkaitan dengan penelitian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa,Prilaku para pedagang kaki lima yang berjualan di pasar Penayong memiliki tujuan, prilaku, serta pola yang sama yang dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak selalu diketahui secara sadar oleh individu yang besangkutan.  Karena dari itu keinginan dan tujuan yang di harapkan oleh pedagang kaki lima biasanya untuk bisa mendapat penghasilan ekonomi serta bisa menghidupi keluarga dari hasil berjualan di kaki lima serta prilaku para pedagang yang berjualan yang selalu mengutamakan pelayanan yang baik untuk para pembeli serta interaksi sosial antar sesama pembeli dan pedagang. Keberadaan Pedagang Kaki Lima sangat membantu pembeli dalam mendapatkan barang tertentu, karena keberadaanya sangat mudah ditemui.Hal ini diharapkan kepada Pemerintah baik itu Pemerintah kota Banda Aceh atau pun Pemerintah Aceh untuk dapat menyediakan pasar yang layak bagi pedagang kaki lima yang ada di pasar Penayong dan juga mengupayakan bantuan modal untuk para pedagang yang kekurangan modal dalam berjualan di kaki lima pasar penayong. Dan juga di harapkan kepada pedagang kaki lima untuk memperhatikan kualitas barang yang akan di jual. Kata Kunci: Pola Prilaku, PedagangTradisional, Pasar THE BEHAVIOR OF TRADITIONAL MARKETS TRADERS IN PEUNAYONG, BANDA ACEH ABSTRACTTraditional traders are often defined as a low budget trading which is run on production sector and and sales to meet the needs of specific consumer groups. The business was carried out at considered strategic places in an informal environment. The Traditional trading sectors is often targeting for the community and newcomers to open businesses in urban areas as well as in emerging markets wich have  great prospect to increased economy.This research was conducted to identify how are the behavioral systems of traditional markets traders in peunayong. The data were obtained from library research and field research.  The library research was conducted by reading many text books and journals related to this research. Meanwhile, the field research was conducted by interviewing some informants who relate with this study.The research result shown that the traditional traders who do trading in Peunayong traditional market have the same goals, behaviors and patterns who are motivated by desires in reaching  certain goal. The specific goals are not always consciously known by the traders.  Because of the traders’ desire and expectation to earn money for a living and can raise a family from tradingand the behaviour of the traders who always give priority to good service for buyers as well as social interaction between consumers and traders. The presence of traditional traders really help buyers in getting certain items, because their presence are very easy to find.Looking at this matter, either the Government of Banda Aceh city or the Government of Aceh are expected to be able to provide a viable market for traditional traders in Peunayong market and also provide capital for traders with low capital in trading in Punayong market. In addition,the traditional traders are expected to pay attention to the quality of the goods to be sold. Key word : behavioral pattern, traditional traders, market