Maswan Daulay
Dosen program studi ilmu keperawatan Universitas Efarina

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : 2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN

Hubungan Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Lansia Tentang Cara Pencegahan Hipertensi di Posyandu Lansia Nagori Dusun Ulu Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun Tahun 2018 Benget Tiarma Togatorop; Maswan Daulay
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 8 (2018): Nomor Khusus Hari Kesehatan Nasional
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik8hkn08

Abstract

Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok lansia. Peningkatan usia sering dikuti penyakit degeneratif dan masalah kesehatan pada kelompok lanjut usia. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul Hubungan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan lansia tentang cara pencegahan hipertensi di posyandu lansia Nagori Dusun Ulu Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun Tahun 2016. Penelitian ini dilakukan pada Juli-September 2016 dengan populasi sebanyak 198 orang sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 99 orang dengan menggunakan rumus dari buku Lemeshow dengan menggunakan tehnik simpel random sampling. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pendidikan kesehatan mempunyai hubungan terhadap pengetahuan lansia di posyandu lansia Nagori Dusun Ulu Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun Tahun 2016, karena p value < 0,05. Diharapkan dapat dilakukan peningkatkan pengetahuan kader-kader posyandu lansia tentang hipertensi dan cara pencegahannya serta meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan sehingga penyuluhan kepada lansia lebih efektif. Instansi Pendidikan memberikan materi posyandu lansia yang merupakan salah satu pelayanan kesehatan dasar melalui mata kuliah yang berhubungan dengan pelayanan lansia baik secara integral maupun secara khusus kasus hipertensi pada lansia dan cara pencegahannya. Hasil penelitian ini sebagai data awal untuk melakukan penelitian lainnya tentang lansia dengan variabel yang berbeda. Kata kunci: pendidikan kesehatan; pengetahuan, lansia
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Remaja Tentang Pencegahan HIV-AIDS Pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri Pematangsiantar Tahun 2017 Maswan Daulay; Ricard Fredrik Marpaung
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 7 (2017): Nomor Khusus Hari Ibu
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik7ibu13

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi salah satu masalah kesehatan serius di abad ke- 20. HIV-AIDS pada remaja perlu mendapat perhatian. Proporsi AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun (47,2%) kelompok remaja yang berisiko yaitu usia 15-18 tahun, merupakan kelompok yang rentan terhadap IMS (Infeksi Menular Seksual) dengan jumlah terbesar pengidap HIV-AIDS. Data statistik nasional mengenai penderita HIV-AIDS di Indonesia, usia 15-24 tahun menyumbangkan 40% dari semua infeksi HIV baru, setiap hari 2500 lebih remaja terinfeksi dan lebih dari 5,7 juta remaja yang hidup dengan HIV-AIDS. Pematangsiantar (2017) Sejak 2012 - Mei 2017, jumlah ODHA yang terdaftar ada sebanyak 476 jiwa. Jenis penelitian ini merupakan desain penelitian survey cross sectional. Dan Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sumber informasi, lingkungan tempat tinggal, dan usia dengan pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV-AIDS dengan nilai chi-square p value=0,000.Sumber informasi yang paling banyak digunakan adalah media elektronik sebesar 53,8%. Lingkungan tempat tinggal, 64,8% responden tinggal dengan orangtua. Mayoritas responden berusia 13-15 tahun yaitu sebesar 56% dan yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebesar 23,1%. Berdasarkan analisa regresi dinyatakan bahwa sumber informasi memiliki kontribusi terhadap pengetahuan sebesar 10,6%, lingkungan tempat tinggal memiliki kontribusi terhadap pengetahuan sebesar 11,9%, usia memiliki kontribusi terhadap pengetahuan sebesar 27,9%. Dan yang paling dominan memiliki kontribusi terhadap pengetahuan adalah usia yaitu sebesar 27,9%. Diharapkan kepada pihak sekolah, dan orang tua dapat bekerjasama dengan baik dalam upaya pencegahan HIV-AIDS dan kepada dan disarankan kepada petugas kesehatan atau instansi Pemerintahan dari hasil ini di harapkan dapat memberikan informasi berupa penyuluhan kesehatan kepada para siswa agar siswa lebih baik lagi dalam perilaku upaya pencegahan HIV-AIDS. Kata kunci: pengetahuan; remaja; HIV-AIDS
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dengan Terjadinyapenyakit Reumatoid Atritis (RA) pada Lansia di Puskesmas Raya Pematangsiantar Tahun 2018 Sri Wahyuni Tarigan; Maswan Daulay
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 8 (2018): Nomor Khusus Hari Kesehatan Nasional
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik8hkn13

Abstract

Jenis peneltian ini yaitu cross sectional, penetilian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi dengan terjadinya reumatoid atritis pada lansia dipuskesmas raya pematangsiantar. Subjek penelitian ini adalah pada lansia yang dengan sampel 99 responden. Alat pengumpulan data adalah kuesioner menjawab pertanyaan dan lembar observasi. Reumatoid atritis adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan kemerahan pada persendihan dan jaringan sekitarnya. Penderita sendi diseluruh dunia telah mencapai angka khususnya Di Indonesia reumatoid atritis mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini menunjukkan bahwa tingginya angka kejadian reumatoid atritis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dengan terjadinya reumatik atriti pada lansia yaitu, genetik, obesitas, makanan dan aktivitas/pekerjaan. Faktor genetik ini mempengarui dengan terjadinya penyakit reumatoid atritis pada lansia dipuskesmas raya pematangsiantar. Frekuensi tertinggi yang memiliki faktor genetik tertinggi 12 responden (12,1%) dan frekuensi terendah 87 responden (87,9%). Faktor Obesitas mempengaruhi dengan terjadinya reumatoid atritis pada lasnsia dipuskesmas raya pematangsiantar 29 responden (29%) dan yang terendah 70 responden (70,0%) namum mempengaruhi pada kejaadian reumatik atritis pada lansia.Faktor makanan yang mempengaruhi dengan terjadinya penyakit reumatoid atritis memperoleh frekuensi tertinggi dengan 86 responden (86,3%) dan frekuensi terendah 13 responden (13,1%).Faktor aktivitas/pekerjaan mempengaruhi dengan terjadinnya penyakit reumatoid atritis pada lansia dengan frekuensi tertnggi 76 responden (76,8%) dan terendah 23 responden (23,2%). Dan diantara faktor faktor tersebut saling memiliki hubungan dengan terjadinya penyakit reumatoid atritis Hal ini menganggu dan ketidak nyamanan terhadap pederita penyakit reumatoid atritis. Kata kunci: reumatoid atritis, faktor
Hubungan Scabies Dengan Perilaku Kehidupan Siswi Asrama Putri GKPS Sondi Raya Romauli Pakpahan; Maswan Daulay
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 7 (2017): Nomor Khusus Hari Ibu
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik7ibu17

Abstract

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan dan penyebab kematian pada balita. Sanitasi lingkungan yang kurang mendukung dapat menyebabkan tingginya angka kejadian diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sanitasi lingungan dengan kejadian deare pada balita diwilayah kerja Puskesmas Huta Bayu Raja Kabupaten simalungun. Metode penelitian ini menggunakan rancangan Observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Subjek penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang mempunyai balita da pernah menderita penyakit diare pada periode Juni-Desember 2018 dengan populasi 328 orang. Pemilihan sampel dengan simple random sampling mengasilkan sampel sebanyak 60 orang. Uji statistic menggunakan Chi-Square dengan bantuan software computer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sumber air minum (p=0,001), jenis lantai rumah (p=0,036) dengan kejadian diare pada balita dan tidak ada hubungan antara kualitas fisik air bersih (p=0,307) dengan kejadian diare pada balita. Kata kunci: kejadian diare; balita; sanitasi lingkungan