Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kebijakan Industri Malaysia: Kebijakan Industri Mahatir 1988-1985 Jafar Ahmad
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 15 No. 1 (2015): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/islamika.v15i1.134

Abstract

ABSTRACT This study aims to understand and explain the policy of the Malaysian economy, particularly industrial policy on bin Mohamad Mahathir administration in the period 1983-1990 in the automotive field. Another objective of this research was to determine and explain the efforts made ​​Mahathir, as Prime Minister of Malaysia, in the run goal of industrialization. The type of this research is descriptive-analytical, ie exposure data that is in the process of industrialization of Malaysia as well as analyze the results in order to be understood. Based on the results of the study show that industrial policy is implemented in Malaysia during the Mahathir administration showed a high state intervention in the industry can give results at least talah taget approach set out in the New Economic Policy. KEYWORDS: Policy of industrial, automotive and Industrial Capital Japan
Dinamika dan Problematika Perkembangan Pemikiran Islam Moderat di Kalangan Perguruan Tinggi Umum di Indonesia Jafar Ahmad
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 20 No. 01 (2020): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini memotret bagaimana konsepsi pemikiran Islam Moderat kurang berkembang di perguruan tinggi umum. Padahal, paham Islam Moderat adalah obat penawar mujarab bagi penyebaran paham radikalisme di kampus-kampus, yang kini pertumbuhannya sudah sangat mengkhawatirkan. Bagaimana itu bisa terjadi dan faktor apa saja yang menjadi penyebabnya? Penelitian ini secara spesifik menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tersebut. Peneliti memperoleh data melalui kajian literatur, baik melalui buku, jurnal maupun artikel di media massa. Peneliti juga memperkuat data kajian melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurang berkembangnya pemikiran Islam Moderat di kalangan universitas umum disebabkan karena tidak adanya proses pelembagaan paham moderatisme Islam di kampus-kampus umum tersebut. Sementara paham fundamentalis yang berujung pada konsepsi radikalisme, justru perkembangannya berlangsung massif melalui lembaga resmi kampus seperti Lembaga Dakwah Kampus (LDK).
KONFLIK POLITIK DESA PEREBUTAN SUMBER DAYA EKONOMI (STUDI KASUS KONFLIK MASYARAKAT DESA PULAU PANDAN VERSUS PLTA PT KERINCI MERANGIN HIDRO DI KABUPATEN KERINCI) Jafar Ahmad
Al Dzahab: Journal of Economics, Management, Business and Accounting Vol. 2 No. 2 (2021): Al-Dzahab: Journal of Economics, Management, Business, and Accounting
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.03 KB) | DOI: 10.32939/dhb.v2i2.1153

Abstract

Tujuan Penelitian: Penelitian ini memotret secara gamblang bagaimana model konflik sosial terjadi antara korporasi besar dengan masyarakat yang relasi sosialnya sangat solid, kuat dalam memegang teguh adat istiadat. Konflik ini dimulai pada perebutan sumber daya ekonomi berupa tanah masyarakat/adat yang akan dijadikan lahan untuk pembangunan perusahaan yang terletak di bagian selatan Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Di tempat lain, konflik selalu saja melibatkan masyarakat dan korporasi secara langsung. Konflik terjadi head to head. Berbeda yang terjadi di Kerinci, PT Kerinci Merangin Hidro di Desa Pulau Pandan tidak lagi berhadap-hadapan atau berkonfrontasi langsung ketika menguasai tanah untuk kepentingan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Desain/Metodologi/Pendekatan Penelitian: Penulis mengumpulkan data riset ini melalui proses wawancara mendalam, kajian literatur, analisis dokumen termasuk informasi di surat kabar. Untuk menganalisis temuan ini penulis menggunakan teori konflik dan konsensus Maswadi Rauf. Hasil Penelitian: Temuan riset ini menunjukkan kehadiran dan penguasaan lahan oleh PT Kerinci Merangin Hidro telah memantik konflik sosial yang sangat meluas di tengah masyarakat Desa Pulau Pandan. Perusahaan di bawah bendera grup Bukaka (milik mantan Wapres Jusuf Kalla) itu memahami struktur sosial masyarakat yang sangat solid sehingga tak mau ambil resiko dengan melakukan konfrontasi secara langsung. Implikasi Hasil Penelitian: Dalam penguasaan sumber daya ekonomi masyarakat diperlukan beberapa strategi yang humanis dan persuasif sehingga tidak terjadi bentrokan antara perusahaan dengan masyarakat.
Faktor Kegagalan Pemerintah Hindia Belanda Dalam Mempertahankan Wilayah Kolonialnya di Nusantara Jafar Ahmad
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 5, No 2 (2022): Pengembangan Materi dalam Pembelajaran Sejarah
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/historia.v5i2.44145

Abstract

Kerajaan Belanda diklaim telah mengontrol Nusantara--sebutan Indonesia sebelum kemerdekaan--, lebih dari 350 tahun. Diawali dari kedatangan VOC pada awal abad ke-17 (Maret 1602), kemudian tegaknya Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1850--sejumlah literatur menyebutkan tahun 1800--yang berpusat di Batavia, sebutan Jakarta di masa lampau. Setelah ratusan tahun berkuasa di Nusantara, Belanda gagal mempertahankan wilayah jajahannya, dimulai sejak Nusantara dikuasai Jepang pada tahun 1942. Memanfaatkan momentum kekalahan Jepang dari Amerika Serikat pada 1945, Belanda hendak mencoba kembali menguasai Indonesia--setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945--, melalui serangkaian agresi militer sebanyak dua kali (agresi militer I tahun 1947 dan agresi militer II tahun 1948). Tapi, segigih apapun perjuangan itu, Belanda tetap gagal mengembalikan kedigdayaannya di Indonesia, seperti yang pernah diukir di masa lampau. Apa yang menyebabkan Belanda gagal mempertahankan wilayah jajahannya di Nusantara? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kegagalan tersebut? Penelitian ini secara khusus menjawab pertanyaan tersebut. Data riset ini diperoleh melalui kajian pustaka, baik melalui analisis terhadap jurnal, buku maupun berita di media massa. Penelitian ini menunjukkan sejumlah faktor kegagalan Belanda dalam mempertahankan wilayah jajahannya di Indonesia. Pertama, terjadinya krisis ekonomi di negera Belanda pada tahun 1930an yang memicu terjadinya konflik dan perpecahan kelompok elit di kerajaan Belanda. Konflik mencapai puncaknya ketika kelompok Kristen berhasil menguasai kursi parlemen dan menyingkirkan kelompok liberal dan komunis yang sudah berkuasa selama 50 tahun. Krisis ekonomi, konflik dan perpecahan kelompok elit di negeri Belanda itu pada akhirnya mempengaruhi wilayah kolonialnya sehingga menjadi sulit dikontrol. Kedua, terjadinya mobilisasi sumber daya, dimana Jepang turut mengerahkan persenjataan untuk membantu rakyat Nusantara yang ingin melepaskan diri dari cengkraman penjajah. Jepang mengajarkan rakyat cara berperang dan menggunakan senjata. Kemudian massa sangat mudah dimobilisir karena peran kelompok ulama yang mengkonsentrasikan gerakan perlawanan dari pondok pesantren. Mobilisasi massa relative mudah dijalankan karena, umat Islam yang merupakan mayoritas di Nusantara, tidak ingin Belanda yang dianggap pemerintahan Kristen itu kembali berkuasa dan menyengsarakan umat Islam. Ketiga, adanya konstruksi isu kemerdekaan yang sudah dijalankan oleh tokoh-tokoh pergerakan, dimulai pada masa Soekarno, Hatta, dan wacana kemerdekaan itu terus dibangun secara massive oleh kelompok Islam melalui pondok-pondok pesantren.