Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

GERMAS: Kampanye Serentak di Seluruh Sekolah Tingkat SMP di Kab. Sumbawa Has’ad Rahman Attamimi; Yunita Lestari; Putri Adekayanti; N.K.A. Aristyawati; Abdul Azis
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol. 2 No. 1 (2023): Februari : Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jpmi.v2i1.1104

Abstract

Kondisi kesehatan masyarakat saat ini mengharuskan seluruh pihak terkait untuk meningkatkan kinerja dalam memastikan masyarakat tetap sehat. GERMAS sejak 2017 hingga saat ini masih menjadi solusi utama dalam peningkatan kualitas hidup sehat masyarakat, olehkarenanya, pelaksanaan sosialsisasi GERMAS harus terus dilakukan, terutama pada lingkungan sekolah yang merupakan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar sehingga diharapkan upaya meningkatkan derajat kesehatan akan lebih mudah dilakukan. Berdasarkan kondisi tersebut Dosen STIKES Griya Husada Sumbawa di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) melaksanakan Pengabdian Masyarakat berupa sosialisasi GERMAS di seluruh SMP se-Kabupaten Sumbawa secara online. Sasaran kegiatan tersebut adalah petugas UKS dan telah diikuti oleh 68 Sekolah yang masing-masing sekolah diwakili oleh 4 peserta termasuk Pembina UKS. Pada sesi sosialisasi, penyampaian materi dilakukan oleh N.K.A. Aristyawati, S.KM., M.PH. selaku administrator Kesehatan Ahli Muda pada bidang kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan kolaborator antara STIKES Griya Husada Sumbawa dengan Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Sumbawa. Kegiatan ini diharapkan mampu memperbaiki perilaku masyarakat khsusnya siswa. Selain itu juga diharapkan dengan terus diselenggarakannya kegiatan serupa perilaku hidup bersih dan sehat membudaya di masyarakat.
PENYULUHAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SISWI SMP NEGERI 4 SUMBAWA TAHUN 2022 Yunita Lestari; Has’ad Rahman Attamimi
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol. 2 No. 1 (2023): Februari : Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jpmi.v2i1.1105

Abstract

Personal Hygiene Education merupakan suatu kegiatan pemberian pendidikan kesehatan tentang upaya memelihara kesehatan diri terutama saat menstruasi. Edukasi berisi tentang personal hygiene organ reproduksi, memberikan pengetahuan tentang cara membersihkan organ reproduksi yang benar ketika menstruasi sehingga dapat berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Personal hygiene saat menstruasi yang buruk dapat disebabkan karena pengetahuan yang kurang tentang pentingnya menjaga kesehatan organ reproduksi saat menstruasi. Personal hygiene saat menstruasi adalah tindakan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan pada daerah kewanitaan pada saat menstruasi (Sulistyo, 2012). Bila saat menstruasi tidak menjaga hygienitas yang baik akan berisiko mengalami infeksi alat reproduksi. Hal ini disebabkan oleh peristiwa menstruasi yang mengeluarkan darah kotor Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi karena darah dan keringat keluar serta menempel pada vulva dapat menyebabkan daerah genetalia menjadi lembab Jika pada saat itu tidak menjaga kebersihan genetalia dengan benar, maka dalam keadaan lembab, jamur dan bakteri yang berada di daerah genetalia akan tumbuh subur sehingga menyebabkan rasa gatal dan infeksi pada daerah tersebut. Sasaran kegiatan ini yaitu seluruh siswi SMP di SMP4 Sumbawa Besar. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu metode ceramah dan diskusi dan yang didasari oleh evaluasi awal sebagai landasan untuk menentukan Bagaimana Perilaku Personal Hygiene Pada Saat Menstruasi di siswi SMP SMP Negeri 4 Sumbawa Tahun 2022.
Penyuluhan: Gizi Seimbang Saat Puasa Pada Kelompok Pkk Se-Kabupaten Sumbawa Has’ad Rahman Attamimi; Yunita Lestari; Ririn Akmal Sari
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Indonesia (JPKMI) Vol. 2 No. 2 (2022): Agustus: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia (JPKMI)
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jpkmi.v2i2.278

Abstract

Puasa merupakan kegiatan menahan haus dan lapar yang dilakukan dengan sadar oleh seseorang atau sekelompok orang dalam jangka waktu dan tujuan tertentu. Dalam hal ini, pusa yang dimaksud adalah kegiatan menahan haus dan lapar selama satu bulan penuh yang dilaksanakan oleh ummat muslim sebagai wujud ibadah pada bulan suci Ramadhan. Dalam melaksanakan puasa tentu membutuhkan stamina yang baik. Untuk mendapatkan stamina yang baik, selain dari istirahat yang cukup juga dibutuhkan gizi yang cukup. Sehingga pengaturan pola makan perlu dilakukan. Pola makan yang tidak sehat selama puasa seperti sering mengkonsumsi makanan siap saji, melewatkan makan sahur dan mengkonsumsi makanan dengan porsi yang berlebihan justru berdampak kurang baik bagi tubuh yang secara langsung juga berdampak pada kondisi kesehatan. Oleh karena itu, untuk dapat memastikan masyarakat yang menjalankan puasa tetap dalam kondisi sehat dengan terpenuhinya gizi yang seimbang, maka dilakukan kegiatan penyuluhan. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam pemenuhan gizi seimbang trutama saat berpuasa. Kegiatan ini juga dilaksankan dalam mekanisme Pengabdian Masyarakat dengan metode pemberian penyuluhan sehari dengan memanfaatkan media Google meet (online) kepada kelompok PKK se-Kabupaten sumbawa. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya perbedaan antar sebelum dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan. Perubahan tersebut diantaranya dapat dilihat melalui perbedaan hasil Pretest dan Post test serta hasil wawancara dengan peserta penyuluhan. secara umum dapat disimpulkan, hasil kegiatan penyuluhan tentang Keseimbangan Gizi saat berpuasa kepada kelompok PKK se- Kabupaten Sumbawa berjalan baik serta mampu meningkatkan pemahaman serta kesadaran masyarakat terkait pentingnya pemenuhan gizi seimbang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun saat berpuasa.
Optimalisasi Peran Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Pencegahan dan Penurunan Stunting di Desa Labuhan Bajo Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa Has’ad Rahman Attamimi; Yunita Lestari; Hajerah Hajerah
Kesejahteraan Bersama : Jurnal Pengabdian dan Keberlanjutan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2025): Januari : Kesejahteraan Bersama : Jurnal Pengabdian dan Keberlanjutan Masyaraka
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/bersama.v2i1.1029

Abstract

A number of regions in Indonesia still have a fairly high percentage of stunting cases, including NTB being one of the 5 provinces with the highest percentage of stunting cases in Indonesia in 2022. Since 2019 until now, Labuhan Bajo Village, Utan District in Sumbawa Regency has been one of The stunting locus village in NTB province has a long record as a stunting locus area. The results of the Stunting Case Audit Evaluation Meeting Phase I in 2024, the Sumbawa Regency Stunting Acceleration Handling Team, led by the Regional Secretary of Sumbawa Regency, stated that there are at least around 200 families in Utan District at risk of stunting. These include prospective brides (catin), young women, pregnant women, postpartum mothers and others. Such conditions are of course not only the responsibility of the government, but more broadly, the community should also be part of the group responsible for the conditions that occur. Therefore, the role of the community in ensuring stunting prevention and reduction programs must be truly ensured. This service is carried out with the aim of optimizing the role of the community in implementing stunting prevention and reduction programs. This service is carried out using counseling methods and discussions with the community to enlighten the community about the importance of preventing and handling stunting. It is hoped that the results of this activity will make the community more aware of the risks and incidents of stunting, that stunting incidents can be reduced or even eliminated.
Edukasi Gizi Seimbang Dalam Pencegahan Dan Penanganan Stunting Di Desa Karang Dima Wilayah Kerja PKM Labuan Badas Labuan Sumbawa Yunita Lestari; Has’ad Rahman Attamimi; Lina Etta Safitri
Compromise Journal Community Proffesional Service Journal Vol. 2 No. 1 (2024): Compromise Journal : Community Proffesional Service Journal
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/compromisejournal.v2i1.166

Abstract

Nutritional problems, especially stunting, cannot only be intervened in in the first thousand days of life (1000 HPK). Therefore, various efforts need to be made to prevent this nutritional problem from being overcome. One effort that can be made is nutritional education for parents and children in the community. This educational activity is part of community service activities which aim to increase the knowledge and attitudes of mothers and children in implementing the consumption of balanced nutritious food in children from an early age. This is an effort to prevent and overcome ongoing stunting at school age in the Working Area of ​​the Labuan Badas Community Health Center, Labuan Badas Village, Sumbawa. The intervention method used to achieve this goal was by holding interactive education using the counseling method which was carried out door to door for 39 participants.
Pentingnya Kemampuan Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan Has’ad Rahman Attamimi; Yunita Lestari; Nikodimus Margo Rinenggantyas
Compromise Journal Community Proffesional Service Journal Vol. 2 No. 1 (2024): Compromise Journal : Community Proffesional Service Journal
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/compromisejournal.v2i1.169

Abstract

Communication in health services is a supporting factor for health workers in expressing their roles and functions professionally. One of the competencies that must be possessed by medical personnel, whether doctors, nurses, midwives or other medical personnel, is the ability to communicate effectively and be easy to understand. Communication skills will underlie efforts to solve patient problems to facilitate the provision of assistance, both in medical and psychological services. These communication skills cannot simply be acquired without training. Therefore, this communication seminar in health services was carried out. This activity was attended by 271 students from various universities in Indonesia. The outcome of this seminar is to improve communication skills, especially for students, to become better. The activity which took place on January 25 2024 went very well. This was reflected in the enthusiasm of the participants in the discussion session. In the presentation session, the material was delivered by a practitioner and lecturer at the STIKES Griya Husada Sumbawa Nursing Study Program, Mr. Nikodimus Margo Rinenggantyas, S.Kep, Ns., M.Kep.
Raport Gizi Untuk Mencegah Stunting Di Paud Melati Des. Pungka, Kec. Unter Iwes, Kab. Sumbawa Has’ad Rahman Attamimi; Yunita Lestari
ABDIMAS TERAPAN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Terapan Vol. 1 No. 1 (2023): Juni: ABDIMAS TERAPAN: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Terapan
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59061/abdimasterapan.v1i1.292

Abstract

The problem of children with stunted growth is a condition in which one of the contributing factors is a nutritional problem. All over the world, especially in countries with high poverty rates, this case is not difficult to find. Stunting is considered a problem because it has a relationship with the risk of morbidity and mortality. According to WHO, Stunting is the result of standard growth not reaching -2 standard deviations which is assessed from the Z-score of body length for age (PB/U) or height for age (TB/U). To deal with the stunting problem, assistance is needed from the community, including religious leaders, traditional leaders, community leaders, the government, institutions, Family Welfare Development (PKK), youth organizations, posyandu cadres, doctors, midwives, Early Childhood Education teachers (PAUD) and the community who care for health and education play an active role in monitoring all editing targets in the First Thousand Days of Life (1,000 HPK). Unter Iwes Kab. Sumbawa by implementing the Nutrition Report Card. It is hoped that the application of the Nutrition Report Card can become a medium of communication between the Community Service Executor, the School, and the community (student parents), so that information on the child's nutritional status is obtained in an updated manner, as well as for the implementation of Community Service has an overview in determining the follow-up steps to be taken. In addition, the implementation of the Nutrition Report Card is also carried out as a form of efforts to prevent and reduce stunting, especially in the Pungka Village area, Kec. Unter Iwes Kab. Sumbawa.
Tingkatkan Pengetahuan dan Perilaku Kualitas PHBS Masyarakat Pesisir di Desa Labuhan Sumbawa Yunita Lestari; Has’ad Rahman Attamimi
Masyarakat Berkarya : Jurnal Pengabdian dan Perubahan Sosial Vol. 2 No. 3 (2025): Agustus : Masyarakat Berkarya : Jurnal Pengabdian dan Perubahan Sosial
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/karya.v2i3.1995

Abstract

The Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) movement serves as a benchmark in health development efforts to improve community behavior. An individual’s health status is closely related to their behavior—the better the health-related behavior, the better the health status. This community service project aims to explore the knowledge and behavioral quality of PHBS among coastal communities in Labuan Sumbawa Village, specifically in Padak and Pasir hamlets, where all residents were the target population of the program. The implementation was carried out through a door-to-door approach, supported by undergraduate students from the Nursing and Public Health study programs. The activity was integrated with the subjects they had studied in class, namely Health Promotion, Health Education, and Community-Based Health Promotion in Coastal and Remote Areas. The expected outcomes of this community service include the application of PHBS practices in daily life, particularly in the household setting. Community members are expected to adopt handwashing practices before and after activities, especially after defecating, urinating, and before eating.
PENURUNAN GEJALA POST PARTUM BLUES MELALUI PEMBERIAN EDUKASI ADAPTASI PSIKOLOGI POST PARTUM PADA IBU NIFAS DI PMB ANNI SATRIANI Setianingsih, Fitri; Galuh Permatasari; Has’ad Rahman Attamimi
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 4 No. 3: Agustus 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jirk.v4i3.8274

Abstract

Latar belakang: Adaptasi psikologis pada ibu postpartum dimulai ketika ibu tersebut memasuki masa setelah melahirkan seperti ibu mulai merawat dan mengurus bayinya, hal ini merupakan peran dan tanggung jawab baru bagi setiap wanita setelah melahirkan (Sylven et al., 2017). Peran baru dan tanggung jawab tersebut lah yang sering membuat ibu merasa tidak percaya diri dan mengalami stress. Yang didasari dengan perasaan ibu yang sedih dan putus asa karena belum mampu untuk merawat bayi dengan baik. Hal tersebut dikenal dengan baby blues atau postpartum blues. Biasanya kondisi tersebut muncul pada minggu pertama sampai kedua setelah ibu melahirkan. Post partum blues adalah gangguan efek ringan yang terjadi setelah melahirkan, pada hari ke 3-5 itu memasuki masa puncaknya dan berlangsung sampai 14 hari (Dahro, 2012 dalam jurnal Darusman dan Sari, 2019). Baby blues mempunyai gangguan efek ringan yang dapat terjadi pada hari pertama setelah pasca salin, hari ke 3-5 cenderung akan memburuk dan berlangsung dalam kurung waktu 14 hari atau 2 minggu pasca salin (Wulansari, et al., 2017)..Tujuan penelitian ini adalah Untuk melihat penurunan Gajala postpartum blues pada ibu nifas setalh diberikannya KIE Adaptasi Psikologi PostPartum .Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan studi kasus. Sampel pada studi kasus ini adalah ibu postpartum 1 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunkan koesioner Edinburgh postnatal depression scale (EPDS).Hasil Penelitian: Hasil penelitian didapatkan terdapat penurunan gejala postpartum blues pada ibu postpartum. hal ini dapat dilihat dari dari penilaian Edinburgh Postnatal Depression Scala sebelum dan sesudah pemberian edukasi adaptasi psikologi post partum didapatkan nilai EPDS sebelum pemberian edukasi adaptasi psikologi post partum pada kunjungan ke-1 adalah 11 setelah pemberian edukasi adaptasi psikologi post partum nilai EPDS berubah menjadi 10, pada kunjungan ke-2 nilai EPDS meningkat menjadi 12, pada kunjungan ke-3 nilai EPDS menurun menjadi 10, pada kunjungan ke-4 nilai sd kunjungan ke-6 memiliki nilai yang sama yaitu 7 yang berarti klien dikategorikan tidak mengalami baby blues.Simpulan dan saran: terdapat penurunan gejala postpartum blues pada ibu postpartum. Diharapkan bidan/tenaga kesehatan dapat mengenali dan mendeteksi secara dini post partum bluesmampu.