Ira Miyarni Sustianingsih
STKIP-PGRI Lubuklinggau

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Politik Pergerakan Soekarno Saat Pengasingannya di Bengkulu Tahun 1938-1942 Novita Dwi Anggraeni; Ira Miyarni Sustianingsih; Sarkowi Sarkowi
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v10i2.12567

Abstract

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan politik pergerakan Soekarno saat pengasingannya di Bengkulu tahun 1938-1948. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Sejarah (historis) dengan menganalisis sumber-sumber yang berkaitan dengan politik pergerakan Soekarno saat pengasingannya di Bengkulu. Langkah-langkah yang digunakan antara lain: Heuristik (mengumpulkan data), Kritik Sumber (pengujian data), Interpretasi (Menafsifkan data), dan Historiografi (penulisan hasil penelitian). Hasil penelitian menunjukkan bahwa politik pergerakan Soekarno saat pengasingannya di Bengkulu tahun 1938-1942 antara lain Soekarno berhasil menanamkan pengaruhnya dan menyebarkan gagasan nasionalisme di dalam berbagai kegiatan. Dalam organisasi Muhammadiyah soekarno berhasil menyelenggarakan konferensi se-sumatera muhammadiyah yang diberi nama konferensi daeratul kubra yang mempunyai tujuan selain meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran Soekarno juga menyampaikan pesan-pesan nasionalisme, memimpin dan membuat naskah teater yang mempunyai makna syarat akan perjuangan dan paham nasionalisme, membentuk klub debat cerdas sebagai wadah berfikir kritis masyarakat Bengkulu, selain itu Soekarno juga menjadi pelopor sekaligus pemersatu masyarakat Bengkulu dalam proses perenovasi Masjid Jamik Bengkulu.Kata Kunci: Politik, Pergerakan, Soekarno, Bengkulu. Abstract: This study aims to describe the politics of Soekarno movement during his exile in Bengkulu in 1938-1948. The research method used in this research is historical research by analyzing sources related to the politics of Soekarno movement during his exile in Bengkulu. The steps used include: Heuristics (collecting data), source criticism (data testing), interpretation (interpreting data), and historiography (writing research results). The results showed that the political movement of Soekarno during his exile in Bengkulu in 1938-1942, among others, Soekarno succeeded in instilling influence and spreading the idea of nationalism in various activities. In the Muhammadiyah organization, Soekarno succeeded in holding a conference throughout the Sumatran Muhammadiyah which was named the Daeratul Kubra Conference which had the aim in addition to improving the quality of education and teaching Soekarno also conveyed messages of nationalism, led and made theater texts which had the meaning of the conditions for struggle and nationalism understanding smart debate club as a forum for critical thinking of the people of Bengkulu, besides that Soekarno was also the pioneer and unifier of the Bengkulu people in the process of renovating the Jamik Bengkulu Mosque.Keywords: Politic, Movement, Soekarno, Bengkulu.
Pemanfaatan Museum SUBKOSS sebagai Sumber Belajar Sejarah Di Lubuklinggau Ira Miyarni Sustianingsih
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v9i1.10260

Abstract

Museum merupakan salah satu sumber belajar penting dalam Pendidikan Sejarah. Kota Lubuklinggau memiliki Museum SUBKOSS untuk pembelajaran sejarah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah  bagaimana sejarah dan pemanfaatan Museum SUBKOOS di Lubuklinggau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan latar belakang berdirinya Museum SUBKOSS dan pemanfaatan museum SUBKOSS sebagai sumber belajar sejarah di Lubuklinggau. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan angket. Sampel pada penelitian ini adalah guru sejarah di sekolah menegah dalam lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lubuklinggau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdirinya Museum SUBKOSS dilatarbelakangi tempat tersebut merupakan rumah pejabat Belanda yang selanjutnya dijadikan tempat tinggal pejabat Jepang setelah Indonesia dikuasai Jepang. Kedua Museum SUBKOSS dapat menjadi alternatif pembelajaran di luar kelas dengan cara mendatanginya, di mana hal tersebut dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan jiwa nasionalisme.Kata kunci: Pemanfaaatan, Museum SUBKOSS, Sumber BelajarThe museum is one of the important learning resources in Historical Education. The city of Lubuklinggau has a SUBKOSS Museum for history learning. The problem in this study is how the history and utilization of the SUBKOOS Museum in Lubuklinggau. The purpose of this study is to describe the background of the establishment of the SUBKOSS Museum and the use of the SUBKOSS Museum as a source of historical learning in Lubuklinggau. This study uses a qualitative research method with a descriptive approach, in which data collection techniques are carried out by means of observation, interviews, and questionnaires. The sample in this study was a history teacher in a secondary school within the scope of the Education and Culture Office of Lubuklinggau City. The results of this study indicate that the establishment of the SUBKOSS Museum is based on the place that is the home of a Dutch official who is then used as a residence for Japanese officials after Indonesia was conquered by Japan. Both SUBKOSS Museums can be alternatives to learning outside the classroom by visiting them, where they can foster a sense of patriotism and the spirit of nationalism.Keywords: Utilization, SUBKOSS Museum, Learning Resources