Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Millah: Journal of Religious Studies

Muslim Politics and Democracy in Indonesia Supriyanto Abdi
Millah: Journal of Religious Studies Vol. VII, No. 1, August 2007: English Version
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulusan ini hendak mengkritik kondisi politik umat Islam Indonesia dewasa ini. Hal ini didasarkan pada adanya sekian banyak konsep politik dalam Islam sebagaimana juga ada dalam agama-agama besar lainnya. Dengan merujuk pada adanya keyakinan dalam agama Islam (tauhid), dimungkinkan untuk menjawab berbagai tuduhan yang dialamatkan pada umat Islam dewasa ini. Pembahasan diawali dengan membahas konsep diktator dan kemudian diakhiri dengan konsep demokrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa ada banyak konsep dalam Islam tentang politik kenegaraan sehingga sistem politik demokrasi hanyalah merupakan salah satunya saja. Dengan demikian, isu yang selama ini dibangun secara universal seperti adanya benturan peradaban sebagaimana diusung Huntington ternyata tidak terbukti, melainkan hanyalah pertarungan interen peradaban saja. Petunjuk utamanya adalah adanya sistem demokrasi di dalam ajaran Islam itu sendiri.Keyword: Muslim politics, cultural Islam, democracy, pluralism, and tolerance
Beyond 'Clash of Civilizations' and 'Global War on Terror' Supriyanto Abdi
Millah: Journal of Religious Studies Vol. VI, No. 1, Agustus 2006 Kejahatan Terorisme antara Isu dan Praktik
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol6.iss1.art3

Abstract

Artikel ini berusaha menjawab bebercpa pertanyaan seputar hubungan dan kesesuaian antara Islam dan modernitas yang terus dimunculkan dan semakin diperdebatkan menyusul tragedi 11 September. Secara khusus, artikel ini mengkaji kembali secara kritis teori "benturan peradaban" (clash of civilizations) dan penerjemahannya ke dalam kampanye pemerintah Amerika Serikat tentang 'perang global melawan teror" (global war on terror). Argumen utama artikel ini adalah bahwa paradigma "benturan peradaban"yang sangat terkait dengan proyek unilateral “perangglobal melawan teror" pimpinan AmerikaSerikat secara konseptual menyesatkan dan secara empiris gagal menjawab persoalan radikalisme dan fundamentalisme Islam. Dikemukakan bahwa ketimbang mengkampanyekan “benturan peradaban” dan menggunakan pendekatan yang unilateral dan militersitik terhadap persoalan-persoalan politik global, perhatian dan energiyang lebih semestinya ditujukan pada upaya untuk menjawab isu isu etis dan keadilan yang muncul dari polarisasi global dalam kekayaan, pendapatan dan kekuasaan.