Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Hortikultura

eleksi Dini Hibrida F1 Mangga Produktif dan Berwarna Merah Berdasarkan Aktivitas Enzim Esterase dan Kandungan Antosianin Anwarudinsyah, Muhammad Jawal; Sukartini, Sukartini; Sunarwati, Diah; Rebin, Rebin; Sutrisno, Nono
Jurnal Hortikultura Vol 22, No 3 (2012): September 2012
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Arumanis 143 merupakan varietas mangga unggul nasional yang memiliki kualitas buah cukup baik dan sudah dikenal di pasar, tetapi tingkat produktivitasnya masih rendah dan kulit buah tetap berwarna hijau walaupun sudah masak. Persilangan antara mangga Arumanis dengan varietas yang lebih produktif dan berwarna merah merupakan salah satu cara untuk memperbaiki produktivitas dan mengubah warna menjadi merah. Penelitian dilakukan mulai Januari sampai dengan Desember 2006 di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian  untuk menyeleksi secara dini karakter produktif dan warna merah pada kulit buah terhadap 19 semaian hibrida F1 hasil persilangan antara induk Arumanis 143 dengan mangga-mangga Cukurgondang melalui analisis aktivitas enzim esterase dan kandungan antosianin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 semaian hibrida F1 ada empat semaian yang produktivitasnya lebih rendah dan 15 semaian yang produktivitasnya lebih tinggi dari tetua induk Arumanis 143. Dari 15 semaian ada lima semaian yang sangat produktif karena aktivitas enzim esterasenya lebih tinggi daripada standar (tetua paling produktif yaitu Keith), sehingga dapat dijadikan sebagai kandidat varietas mangga Arumanis yang produktif. Kelima semaian tersebut  berasal dari persilangan  nomor 25, 33, 35, 47, dan 50. Hasil analisis kandungan antosianin menunjukkan bahwa hampir seluruh semaian hibrida F1 memiliki kandungan antosianin lebih tinggi dari induk Arumanis 143, tetapi yang memiliki kandungan antosianin lebih tinggi dari standar (Apel dan Khirsapati Maldah) ada empat semaian, yaitu hibrida dari persilangan nomor 20, 25, 44, dan 48. Keempat  semaian tersebut selanjutnya dikategorikan sebagai kandidat varietas mangga Arumanis yang kulit buahnya berpotensi berwarna merah. Khusus semaian hibrida F1 dari persilangan no 25 selain lebih produktif juga kulit buahnya berpotensi berwarna merah.ABSTRACT. Jawal, M Anwarudin Syah, Sukartini, Sunarwati, D, Rebin, and Sutrisno, N 2012. The Early Selection of Mango Hybrids which Productive and  Red Skin Fruit by Activity of Esterase Enzymes and Anthocyanin Content. The Arumanis 143 is a national superior mango cultivar which have a good quality and marketable, but the low productivity and green of skin fruit. The hybridization of Arumanis 143 cultivar with the productive cultivars and red skin mango is a method to improved the productivity and change the skin color to red on Arumanis cultivar. Early selection on productivity character and red skin color of mango based on esterase enzyme activity and anthocyanin content on hybrid F1 seedling by crossing Arumanis 143 with the productive cultivars and red skin mango. The research was conducted at Laboratory of Indonesian Tropical Fruits Research Institute Solok and Postharvest Research and Development Institute Bogor from January to December 2006. The objective of the research was to early selection of productivity character and red skin color of mango on 19 hybrids F1 by activities of esterase enzyme and anthocyanin content. The results analysis of  esterase enzyme activity showed that there were five seedlings hybrids F1 which activity of esterase enzyme higher than standard (Keith) i.e. hybrid number 25, 33, 35, 47, and 50. Those five seedlings hybrid can be determined as productive candidate of Arumanis mango cultivars. The results analysis of anthocyanin content showed that there were four seedlings hybrids F1 which anthocyanin content higher than standard (Apel and Khirsapati Maldah) i.e. hybrid number 20, 25, 44, and 48. The four seedlings hybrid can be determined as red skin of mango candidate of Arumanis cultivars. The seedlings number 25 have high of esterase enzyme activity and anthocyanin content, thus could be determined as Arumanis cultivars which productive and red skin mango.
Penggunaan Jenis Entris, Posisi Sambungan, dan Posisi Penyisipan Entris pada Batang Bawah terhadap Keberhasilan Penyambungan dan Pemacuan Pertumbuhan Bibit Manggis Anwarudinsyah, Jawal Muhammad; Poerwanto, Roedhy; Sutrisno, Nono; Purnama, T; Fatria, D
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 4 (2010): Desember 2010
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Bibit manggis yang dihasilkan melalui teknik sambung pucuk berbuah lebih cepat dengan habitus tanamanrendah, sehingga akan mudah dikelola. Populasi tanaman persatuan luas lebih banyak karena jarak tanam yang rapat.Namun, pertumbuhan bibit yang dihasilkan dengan teknik tersebut sangat lambat dengan arah pertumbuhan yangmenyamping, sehingga bentuk kanopinya tidak menarik. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh jenis entris, posisisambungan, dan posisi penyisipan entris pada batang bawah terhadap keberhasilan sambung pucuk dan pemacuanpertumbuhan bibit manggis. Penelitian dilaksanakan di Rumah Pembibitan Balai Penelitian Tanaman Buah TropikaSolok mulai bulan Juli 2003 sampai dengan Maret 2005. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompokfaktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama ialah jenis entris yang terdiri atas entris tengah dan samping. Faktorkedua ialah posisi sambungan, yaitu penyambungan pada bagian batang bawah yang masih sukulen dan pada bagianyang sudah berkayu. Faktor ketiga ialah penyisipan entris, yaitu entris disisipkan pada bagian yang lebar dan bagianyang sempit dari batang bawah. Setiap unit perlakuan terdiri atas lima tanaman. Peubah yang diamati meliputikeberhasilan penyambungan, frekuensi pecah tunas, jumlah daun, tinggi tanaman, diamater batang, jumlah cabanglateral, dan persentase bibit sambung yang tumbuh menyamping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tunas tengahdan samping dapat digunakan sebagai entris dengan tingkat keberhasilan penyambungan dan pertumbuhan bibitsambung yang relatif sama (79-80%). Posisi penyambungan yang terbaik adalah pada ruas batang bawah yang berkayu.Penyisipan entris pada bagian yang lebar atau bagian sempit dari ruas batang bawah tidak banyak memengaruhitingkat keberhasilan penyambungan dan pertumbuhan bibit sambung manggis.ABSTRACT. Jawal, M. Anwarudin Syah, R. Poerwanto, N. Sutrisno, T. Purnama, and D. Fatria. 2010. TheEffect of Scion Type, Grafting Position, and Scion Insertion Position on the success of Rootstock Grafting andthe Growth of Grafted Mangosteen. The objective of this study was to determine the best scion type, grafting, andscion insertion position on rootstock on grafted mangosteen. This study was conducted at the Nursery of IndonesianTropical Fruit Research Institute Solok from July 2003 to March 2005 by using a factorial randomized block designwith three replications. The first factor was the scion types (autotroph and plagiotroph), the second factor was thegrafting position (in suculent and wooden tissues), and the third one was the scion insertion position on rootstock i.e.scion was inserted on the wide and narrow parts of rootstock. The observed variable were grafting successfulness,the frequency of flush, leaf number, plant height, stem diameter, and the number of lateral branch. The results of theexperiment indicated that autotroph and plagiotroph scions can be used for mangosteen grafting. Best position forgrafting was wooden part of rootstock. Inserting scion on the wide and narrow parts of rootstock did not affect thegrafting growth successfulness.