Artikel ini mencoba memahami fenomena suanggi dalam perspektif teologi Katolik. Satu pengajaran iman yang mengedepankan cinta kasih sebagai medium untuk merangkul orang-orang yang dituduh suanggi dan sering dikucilkan dari lingkup pergaulan sosial. Kepercayaan terhadap suanggi yang kental menjauhkan manusia dari cinta kasih kristiani yang berjuang mengangkat martabat orang-orang yang terpinggirkan karena berhadapan dengan kemalangan dan penyakit. Pribadi-pribadi tertentu sering dituduh sebagai suanggi yang menyebabkan orang lain sakit, menderita kemalangan atau bahkan meninggal. Dengan demikian artikel ini menawarkan satu perspektif yang lain untuk melawan stigmatisasi yang keliru terhadap pribadi-pribadi tertentu yang dituduh suanggi. Ajaran-ajaran teologi Katolik dipakai sebagai dasar pijak dalam menggumuli fenomena suanggi dalam masyarakat.