Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

SOCIAL MARKETING IN PROMOTING IRON-FOLIC SUPPLEMENTATION FOR ADOLESCENT GIRLS IN INDONESIA: DOCUMENT STUDY AND LITERATURE REVIEW Wahyuningrum, Marlina Rully; Utari, Diah Mulyawati
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 34 No. 3 (2024): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v34i3.2253

Abstract

Suplementasi Tablet Tambah Darah untuk menanggulangi anemia pada remaja putri di Indonesia telah dimulai tahun 1990-an. Namun hingga saat ini, kepatuhan konsumsi masih rendah dan prevalensi anemia masih tinggi. Pemerintah Indonesia telah gencar mempromosikan pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah. Penguatan pemasaran sosial dalam pelaksanaan suplementasi ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi Tablet Tambah Darah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penerapan pemasaran sosial dalam promosi Tablet Tambah Darah bagi remaja putri di Indonesia. Metode studi dokumen dan literature review digunakan dalam penelitian ini. Dokumen berupa kebijakan, laporan, serta berbagai media terkait suplementasi Tablet Tambah Darah pada remaja putri. Untuk literature review, pencarian artikel dilakukan dalam Scopus, ScienceDirect, Pubmed, dan Google Scholar dengan kata kunci promotion, iron-folic supplementation, dan adolescent girls, dengan kriteria inklusi berupa artikel hasil penelitian primer di Indonesia terkait pemasaran atau promosi Tablet Tambah Darah bagi remaja putri, dalam Bahasa Inggris atau Indonesia, full text, open access, dan diterbitkan Januari 2019-Agustus 2023 pada jurnal terindeks Scopus atau Sinta. Kriteria eksklusi berupa literature/systematic review, prosiding, atau artikel yang tidak dipublikasikan. Pemberian Tablet Tambah Darah saat ini dilakukan melalui kegiatan Aksi Bergizi di sekolah. Dari 19 artikel yang dikaji menunjukkan faktor yang memengaruhi kepatuhan konsumsi, metode dan media promosi, serta monitoring dan evaluasi pemberian Tablet Tambah Darah. Aspek pemasaran sosial telah diterapkan dalam perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi pada pemberian Tablet Tambah Darah bagi remaja putri di Indonesia. Namun, masih diperlukan perbaikan terkait spesifikasi produk, pesan, metode, keterlibatan orang tua dan masyarakat, serta pendampingan dan pembinaan.
FAKTOR RISIKO DOMINAN TERJADINYA STUNTING PADA ANAK USIA 6-23 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT (ANALISIS DATA SSGI 2022) Wahyuningrum, Marlina Rully; Utari, Diah Mulyawati
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 35 No. 1 (2025): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v35i1.2441

Abstract

Stunting is low in length or height for age due to chronic malnutrition. Stunting disrupts growth and development. West Sumatera is the only province in Sumatera that has increased stunting in 2022. The high stunting in rural compared to urban is related to the determinants of stunting in that region. This study aims to analyze the dominant risk factor of stunting in children aged 6-23 months based on rural-urban in West Sumatera according to the Indonesian Nutrition Status Survey 2022. This research design is cross-sectional with a sample size of 2,011 children in West Sumatera. This research was analyzed univariate, bivariate (chi-square), and multivariate (multiple logistic regression). The results show that stunting in West Sumatera is 18.4%, with stunting in rural (22.1%) higher than urban (16.8%). There are differences in stunting proportion based on gender, child's age, birth length, mother's height (rural, urban, West Sumatera); ANC visit (rural, West Sumatera); pneumonia, birth weight, maternal education, household food security, sanitation (urban, West Sumatera); classification of residence (West Sumatera). The dominant risk factor of stunting is the mother's height <150 cm in rural, urban, and West Sumatera (OR=3.024; 3.068; 2.941). Mothers with short height have bad eating habits until when feeding their children, resulting in children's nutritional needs not being met, so the risk of stunting increases. These results can be used as evaluation and recommendations for all parties that prevent stunting, starting from the upstream with more attention to nutritional intake and the health of children and pregnant women.