Idie Widigdo
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JDM (Jurnal Dinamika Manajemen)

ETOS KERJA WANITA PENGRAJIN BATIK TULIS Widigdo, Idie
Jurnal Dinamika Manajemen Vol 1, No 2 (2010): September 2010 (DOAJ Indexed)
Publisher : Department of Management, Faculty of Economics, Semarang State University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jdm.v1i2.2465

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui etos kerja wanita pengrajin Batik Tulis di Kampung Batik Laweyan Surakarta. Angkatan kerja di Indonesia pada umumnya masih berpenghasilan rendah dan sebagian besar berada di tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sebagian besar dari angkatan kerja bekerja di sektor pertanian, sedangkan menyempitnya lahan pertanian menuntut mereka pindah ke kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak perempuan pekerja memberikan kontribusi terhadap ekonomi rumah tangga. Namun, tidak banyak  yang melihat etika pekerjaannya pada kesejahteraan keluarganya. Jam kerja pada perempuan yang lebih tua mendapat beban berat. Mereka tidak hanya melakukan pekerjaan dasar rumah tangga tetapi mereka juga bekerja mencari nafkah untuk kesejahteraan keluarganya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita umumnya bekerja lebih lama, tetapi tidak ada perbedaan signifikan bahwa wanita lebih baik daripada laki-laki, karena pengelolaan pendapatan rumah tangga umumnya menjadi satu. Ukuran istri sejahtera muncul saat suami mereka mampu memenuhi rumahtangganya, ini yang nantinya akan berdampak pada turunnya etos kerja wanita dalam sebuah rumah tangga. The research aimed to examine work ethos of woman handicraftsman batik in Batik Village, Laweyan, Surakarta. Labor force in Indonesia in general is still low income, and mostly located in rural welfare levels are very low. Therefore, many of the labor force still working in the countryside, especially in the agricultural sector. However, along with the narrowing of agricultural land lost in the labor force that eventually move into the city. Research has claimed woman workers contribute to the household economy. Not many who saw her work ethos on the welfare of her family. Outpouring of working hours of workers older women. They’re not just doing basic household work but they’re also often required to work for his family welfare. Research has shown that women generally work longer hours, but no significant was that the woman herself as an individual better off than husbands. Because management of household income is generally the one. The size of the more prosperous women appear just when their husbands are better able to provide for his household. However, instead of this woman’s work ethos tends to be low compared to the work ethos in her husband’s household.
Etos Kerja Wanita Pengrajin Batik Tulis Widigdo, Idie
JDM (Jurnal Dinamika Manajemen) Vol 1, No 2 (2010): September 2010 (DOAJ Indexed)
Publisher : Department of Management, Faculty of Economics, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jdm.v1i2.2465

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui etos kerja wanita pengrajin Batik Tulis di Kampung Batik Laweyan Surakarta. Angkatan kerja di Indonesia pada umumnya masih berpenghasilan rendah dan sebagian besar berada di tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sebagian besar dari angkatan kerja bekerja di sektor pertanian, sedangkan menyempitnya lahan pertanian menuntut mereka pindah ke kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak perempuan pekerja memberikan kontribusi terhadap ekonomi rumah tangga. Namun, tidak banyak  yang melihat etika pekerjaannya pada kesejahteraan keluarganya. Jam kerja pada perempuan yang lebih tua mendapat beban berat. Mereka tidak hanya melakukan pekerjaan dasar rumah tangga tetapi mereka juga bekerja mencari nafkah untuk kesejahteraan keluarganya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita umumnya bekerja lebih lama, tetapi tidak ada perbedaan signifikan bahwa wanita lebih baik daripada laki-laki, karena pengelolaan pendapatan rumah tangga umumnya menjadi satu. Ukuran istri sejahtera muncul saat suami mereka mampu memenuhi rumahtangganya, ini yang nantinya akan berdampak pada turunnya etos kerja wanita dalam sebuah rumah tangga. The research aimed to examine work ethos of woman handicraftsman batik in Batik Village, Laweyan, Surakarta. Labor force in Indonesia in general is still low income, and mostly located in rural welfare levels are very low. Therefore, many of the labor force still working in the countryside, especially in the agricultural sector. However, along with the narrowing of agricultural land lost in the labor force that eventually move into the city. Research has claimed woman workers contribute to the household economy. Not many who saw her work ethos on the welfare of her family. Outpouring of working hours of workers older women. They’re not just doing basic household work but they’re also often required to work for his family welfare. Research has shown that women generally work longer hours, but no significant was that the woman herself as an individual better off than husbands. Because management of household income is generally the one. The size of the more prosperous women appear just when their husbands are better able to provide for his household. However, instead of this woman’s work ethos tends to be low compared to the work ethos in her husband’s household.
Etos Kerja Wanita Pengrajin Batik Tulis Widigdo, Idie
JDM (Jurnal Dinamika Manajemen) Vol 1, No 2 (2010): September 2010
Publisher : Department of Management, Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jdm.v1i2.2465

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui etos kerja wanita pengrajin Batik Tulis di Kampung Batik Laweyan Surakarta. Angkatan kerja di Indonesia pada umumnya masih berpenghasilan rendah dan sebagian besar berada di tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sebagian besar dari angkatan kerja bekerja di sektor pertanian, sedangkan menyempitnya lahan pertanian menuntut mereka pindah ke kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak perempuan pekerja memberikan kontribusi terhadap ekonomi rumah tangga. Namun, tidak banyak  yang melihat etika pekerjaannya pada kesejahteraan keluarganya. Jam kerja pada perempuan yang lebih tua mendapat beban berat. Mereka tidak hanya melakukan pekerjaan dasar rumah tangga tetapi mereka juga bekerja mencari nafkah untuk kesejahteraan keluarganya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita umumnya bekerja lebih lama, tetapi tidak ada perbedaan signifikan bahwa wanita lebih baik daripada laki-laki, karena pengelolaan pendapatan rumah tangga umumnya menjadi satu. Ukuran istri sejahtera muncul saat suami mereka mampu memenuhi rumahtangganya, ini yang nantinya akan berdampak pada turunnya etos kerja wanita dalam sebuah rumah tangga. The research aimed to examine work ethos of woman handicraftsman batik in Batik Village, Laweyan, Surakarta. Labor force in Indonesia in general is still low income, and mostly located in rural welfare levels are very low. Therefore, many of the labor force still working in the countryside, especially in the agricultural sector. However, along with the narrowing of agricultural land lost in the labor force that eventually move into the city. Research has claimed woman workers contribute to the household economy. Not many who saw her work ethos on the welfare of her family. Outpouring of working hours of workers older women. They’re not just doing basic household work but they’re also often required to work for his family welfare. Research has shown that women generally work longer hours, but no significant was that the woman herself as an individual better off than husbands. Because management of household income is generally the one. The size of the more prosperous women appear just when their husbands are better able to provide for his household. However, instead of this woman’s work ethos tends to be low compared to the work ethos in her husband’s household.