Claim Missing Document
Check
Articles

KARAKTERISASI PADI BERAS HITAM ASAL KECAMATAN MANDOR PADA FASE GENERATIF DI TANAH PODSOLIK MERAH KUNING (PMK) ARIANTI KUNTARI; WASI'AN WASI'AN; FADJAR RIANTO
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 3 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v7i3.26477

Abstract

KARAKTERISASI PADI BERAS HITAM ASAL KECAMATAN MANDOR PADA FASE GENERATIF DI TANAH PODSOLIK MERAH KUNING (PMK) Arianti Kuntari (1),Wasi’an(2) dan FadjarRianto (2)(1) Mahasiswa Fakultas Pertanian dan (2) Staf Pengajar Fakultas Pertanian   Universitas Tanjungpura ABSTRAK    Karakter morfologi padi lokal beras hitam jenis Tampi dan Sekilap sangat diperlukan. Selain memberi identitas, mengumpulkan sifat-sifat unggul yang terdapat pada padi lokal beras hitam dapat dimanfaatkan sebagai program perbaikan varietas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ciri atau karakter morfologi  fase generatif padi beras hitam asal Kecamatan Mandor pada tanah Podsolik Merah Kuning (PMK. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak selama 50 hari,mulai 29juni 2017 sampai dengan 16Agustus 2017. Penelitian menggunakan pola rancangan acak lengkap (RAL), Penelitian menggunakan pola rancangan acak lengkap (RAL), Perlakuan meliputi jenis padi hitam A (Desa Tampi) dan jenis padi hitam B (Desa Sekilap). Setiap perlakuan masing-masing diulang 48 kali. Variabel pengamatan ini adalah  tinggi tanaman, umur tanaman, anakan maksimum, persentase anakan produktif, jumlah gabah permalai, panjang malai, waktu berbunga, warna ujung gabah, keluarnya malai, tipe malai, bulu ujung gabah, jumlah malai per rumpun, persentase gabah berisi penuh, bobot 100 butir dan pengamatan lingkungan.Hasil  analisis  karakter pada padi lokal beras hitam jenis Tampi dan Sekilap yang memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda terdapat pada anakan maksimum, warna ujung gabah, keluarnya malai, tipe malai.Karakter morfologi yang sama antara kedua jenis padi beras hitam adalah first heading,Main heading (Hari), tinggi tanaman (cm), umur tanaman (Hari), panjang malai (cm), bulu ujung gabah, persentase gabah berisi penuh, jumlah gabah per malai (bulir), jumlah malai per rumpun, persentase anakan produktif dan bobot 100 butir.  Kata kunci:Identifikasi karakter, fase generatif, padi lokal beras hitam jenis Tampi dan Sekilap
THE INFLUENCE OF SEED COATING PLUS BIOLOGICAL AGENTS IN INCREASING THE GROWTH AND YIELDS OF RICE WHICH CONTAMINATED WITH PHATOGEN BLAST nortin .; Tantri palupi; Fadjar rianto
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i4.35562

Abstract

Seed coating is a way to improve seed quality. The biological agent in coating formulas will improve the quality of contaminated seeds by blast patogen. The purpose of this study was to evaluate seed coatings-using biological agents to increase the growth and yield of blast infected seed rice in the green house. The study was conducted from December 04, 2018 to March 29, 2019 in the experimental garden of the Faculty of Agriculture, Tanjungpura University. This study used a completely randomized design method (CRD) consisting of 8 treatment with 4 replication and each treatment consisted of 3 samples. The coating treatment was added by philosphere bacteria isolate SP21, SP31, RP21, TP12, TP11, positive and negative control, fungicide. Variables observed such as plant height, maximum number of tiller , number of productive tiller, panicle length, grain weight per clump, percentage of grain fertile per panicle, weight 1000 dry seeds, environmental condition. The results showed that seed coating plus biological agents especially TP11 isolat can increasing the growth and yield of rice plants in green houses. It showed a significant effect on all observed variables except panicle length observation. Keywords: Coating, philosphere Bacteria, Biological Agents.
Identifikasi Karakter Morfologi Fase Generatif Padi Beras Hitam Senakin Dan Beliah Di Tanah Sawah muhammad faizal; tantri palupi; fadjar rianto
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 6, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v6i2.20647

Abstract

Karakter morfologi padi lokal beras hitam varietas Senakin dan Beliah sangat diperlukan. Selain memberi identitas, mengumpulkan sifat-sifat unggul yang terdapat pada padi lokal beras hitam dapat dimanfaatkan sebagai program perbaikan varietas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakter morfologi fase generatif padi lokal beras hitam varietas Senakin danBeliah yang ditanam di tanah sawah. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak selama 67 hari,mulai 14 November 2016 sampai dengan 19 Januari 2017.Penelitian menggunakan pola rancangan acak lengkap (RAL), terdiri dari 2 (dua) perlakuan varietas, Senakin dan Beliah. Setiap perlakuan diulang 8 (delapan) kali, dan setiap ulangan terdiri dari 6 (enam) sampel tanaman. Variabel pengamatan ini adalah waktu berbunga, warna ujung gabah, ekor/bulu ujung gabah, keluarnya malai, tipe malai, tinggi tanaman, umur tanaman, jumlah malai per rumpun, persentase anakan produktif, jumlah gabah per malai, bobot 1000 butir, warna kulit ari berasdan pengamatan lingkungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakter morfologi dari kedua varietas padi lokal beras hitam varietas Senakin dan Beliah ini memiliki kesamaan pada waktu berbunga, warna ujung gabah berwarna putih, ekor/bulu ujung gabah tergolong indica, tipe malai antara kompak dan sedang, tinggi tanaman, umur tanaman,persentase anakan produktif, dan jumlah gabah per malai. Karakter yang berbeda kedua varietas adalah keluarnya malai, jumlah malai per rumpun, bobot 1000 butir dan warna kulit ari beras. Kata kunci: Identifikasi karakter, fase generatif, padi lokal beras hitam varietas Senakin dan Beliah  
KERAGAMAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR (FMA) DARI BEBERAPA VEGETASI LAHAN GAMBUT Nizari Muhtarom; Iwan Sasli; Fadjar Rianto
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v9i1.37721

Abstract

The West Kalimantan land is mostly dominated by marginal peat land types. The West Kalimantan peat swamp land has a very low pH, low nutrient availability, low base saturation, high nutrient washing rates, and even some of them are sandy soil which is in the lower layers. One way to utilize peat marginal land as an agricultural crop is by utilizing Arbuscular Mycorrhizal Fungi (FMA) as biological fertilizer inoculums. The stages of the research are the exploration of FMA from several root zone plants from two locations, Galang and Rasau Jaya Villages, then identification of FMA in the plant disease laboratory of Tanjungpura University's Faculty of Agriculture. The study was carried out for ± 3 months. The design used is by using purposive sampling method, with the number of sample points on three commodities, namely pineapple, fern and grass, each of 9 sample points. The results showed an analysis of the content of the number of FMA spores found in the highest root rooting zone found in the source of pineapple inoculums, with the number of FMA spores found as many as 96, with soil samples each of 50 g samples. Whereas the fern media amounted to 55, and the grass media amounted to 22. The highest level of FMA diversity was found in the treatment with the source of pineapple inoculum from Galang, with the discovery of three types of FMA namely genus Glomus sp, Gigaspora sp and Acaulospora sp. Keywords: arbuscular mycorrhizal fungi (AMF), exploration, marginal peat soi
Epidemi Penyakit Hawar Beludru Septobasidium pada Kebun Lada dengan Jenis Tajar Berbeda Iman Suswanto; Fadjar Rianto
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.502 KB) | DOI: 10.26418/plt.v4i2.9368

Abstract

Hawar beludru Septobasidium spp. menjadi penyebab utama penurunan produksi lada di Kalimantan Barat. Pada awal kemunculan penyakit umumnya dijumpai pada kebun tua yang tidak terawat. Saat ini penyakit ini dapat dijumpai baik pada kebun yang terawat maupun tidak terawat. Penelitian bertujuan mengenal gejala, penyebaran penyakit dan hubungan antara berbagai anasir penyakit dengan perkembangan patogen di kebun lada dengan tajar yang berbeda. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman sakit memperlihatkan gejala dengan tingkat keparahan beragam dan penyakit dijumpai di semua sentra lada Kalimantan Barat. Intensitas penyakit di Kabupaten Sambas dan Mempawah termasuk berat menunjukkan banyak dijumpai kebun lada yang puso. Perkembangan penyakit memiliki keeratan hubungan dengan temperatur (x1) dan kepadatan spora (x2) baik pada kebun dengan tajar hidup maupun tajar mati. Konsistensi besarnya nilai korelasi ini dijadikan dasar dalam penyusunan model regresi multivariat pada kebun dengan tajar hidup dan mati berturut-turut y= 17,58 - 0,19 x1 + 0,43 x2 dan y=15,30 - 0,18x1 + 0,65 x2. Penyakit berkembang baik saat temperatur udara (x1) mencapai 24 oC dan kepadatan spora (x2) di kebun mencapai 7 spora/cm2. Kata kunci: hawar beludru, lada, tajar dan Septobasidium
Pengaruh Pupuk Kandang Bebek dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Rawit di Tanah Gambut Sari, Natalia Wilhelmina Bella; Syafiuddin, Wasi’an; Rianto, Fadjar
JURNAL AGROPLASMA Vol 11, No 1 (2024): JURNAL AGROPLASMA VOLUME 11 NO 1 TAHUN 2024
Publisher : UNIVERSITAS LABUHANBATU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/agroplasma.v11i1.5635

Abstract

It is hoped that applying duck manure and NPK fertilizer to peat soil can increase its fertility. This is expected to encourage productivity in the growth and production of chille pepper if you want to develop it on peat soil. The research aims to: determine the combination of interactions between the use of duck manure and NPK fertilizer on the growth and yield of cayenne pepper on peat soil and determine the best combined dose of duck manure and NPK fertilizer on the growth and yield of cayenne pepper on peat soil. The research used a completely randomized factorial design (CRD) consisting of 2 factors, each repeated 3 times. The first factor is the dose of duck manure (B) consisting of: b₁= 10 tons/ha, b₂= 15 tons/ha and b₃= 20 tons/ha. The second factor is the dose of NPK (N) fertilizer consisting of: n₁= 200 kg/ha, n₂=150 kg/ha and n₃= 100 kg/ha. Observed variables: plant height, root volume, plant dry weight, number of fruit per plant, weight of fruit per plant, length per fruit and diameter per fruit. Research shows that: There was no interaction between duck manure and NPK fertilizer on the growth and yield of chille pepper on peat soil. Providing 15 tons/ha of duck manure equivalent to 529 g/polybag is an effective dose for height growth and dry weight of cayenne pepper plants on peat soil. Providing NPK fertilizer of 100 kg/ha equivalent to 3.52 g/polybag is the best dose to provide dry weight growth of chille pepper plants in peat soil. Keywords: chille pepper, duck manure, NPK fertilizer, peat soil
BAKTERI FILOSFER PADI DAN POTENSINYA SEBAGAI AGENS HAYATI TERHADAP PENYAKIT HAWAR MALAI Burkholderia glumae Neti, Neti; Rianto, Fadjar; Syahputra, Edy
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i3.79681

Abstract

Penurunan produktivitas padi salah satunya disebabkan oleh organisme pengganggu tanaman (OPT), seperti penyakit hawar malai oleh bakteri Burkholderia glumae. Penggunaan bakterisida dalam mengendalikan penyakit hawar malai dapat menimbulkan dampak negatif, sehingga diperlukan pengendalian lain yang tidak berdampak negatif bagi lingkungan dan organisme bukan sasaran. Salah satunya adalah penggunaan bakteri antagonis pada tanaman padi yaitu bakteri filosfer. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi isolat bakteri filosfer yang berpotensi sebagai agens hayati terhadap penyakit hawar malai yang disebabkan oleh patogen B. glumae. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura, Pontianak. Metode yang digunakan meliputi pengambilan sampel, isolasi bakteri filosfer, uji daya hambat terhadap B. glumae, uji filtrat bakteri filosfer terhadap B. glumae dan uji respons hipersensitivitas pada daun tembakau. Hasil eksplorasi menunjukkan bahwa dari 14 isolat bakteri filosfer yang diperoleh dari daun dan malai padi di antaranya 6 isolat dengan daya hambat 25% – 75%. Pada uji filtrat 4 isolat di antaranya memiliki aktivitas antibakteri 40% – 85%.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN DEKOMPOSER TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH PADA MEDIA GAMBUT Erinda, Novia; Rianto, Fadjar; Anggorowati, Dini
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i3.80068

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman hortikultura yang dapat membentuk umbi. Produksi bawang merah di Kalimantan Barat masih sangat kecil bila dibandingkan dengan produksi nasional. Upaya meningkatkan produksi bawang merah dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan lahan gambut. Pemanfaatan tanah gambut menghadapi kendala, seperti kesuburan tanah yang masih rendah. Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki masalah tersebut adalah dengan pemberian pupuk kandang sapi dan dekomposer. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dan jenis dekomposer yang menyebabkan pertumbuhan dan hasil bawang merah terbaik pada media gambut. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura, Pontianak, penelitian berlangsung mulai dari bulan Juli – Desember 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu pupuk kandang sapi yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu s1 (10 ton/ha atau setara 40 g/polybag), s2 (15 ton/ha atau setara 60 g/polybag), s3(20 ton/ha atau setara 80 g/polybag) dan faktor kedua yaitu dekomposer terdiri dari 3 taraf  yaitu  d1 (tidak diberi dekomposer) d2 (Trichoderma spp.), d3 (BeKa), setiap perlakukan diulang sebanyak 3 kali dan setiap perlakuan terdiri dari 3 sampel, sehingga jumlah keseluruhan yakni 81 tanaman. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun per rumpun (helai), jumlah umbi per rumpun (buah), berat segar umbi per rumpun (g), berat kering angin umbi per rumpun (g) dan susut bobot umbi (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi dan jenis dekomposer tidak memberikan interaksi terhadap semua variabel penelitian.
STUDI CENDAWAN PADA BULIR PADI DI KECAMATAN SUNGAI KAKAP DAN POTENSINYA SEBAGAI PATOGEN TULAR-BENIH Asmani, Asmani; Rianto, Fadjar; Syahputra, Edy
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i3.77669

Abstract

Keberadaan cendawan patogen tular-benih dapat mengakibatkan viabilitas benih menurun. Informasi tentang jamur atau cendawan yang mempunyai habitat pada bulir padi di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya masih belum banyak diketahui. Diduga tidak semua jamur tersebut berstatus sebagai patogen, dan kemampuan patogenisitasnya juga tidak sama. Atas dasar hal tersebut maka perlu adanya dilakukan inventarisasi cendawan pada bulir padi untuk menilai potensinya sebagai patogen sehingga perlu dikendalikan. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisai cendawan pada bulir padi di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat serta mengetahui potensinya sebagai cendawan patogen tular-benih. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive random sampling yaitu disesuaikan terhadap rumpun padi yang memperlihatkan ada gejala bercak pada bulirnya. Sampel malai padi diambil dari tiga lokasi dengan lokasi I di Kalimas, lokasi II di Pal 13, dan lokasi III di Punggur. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai sebaran insidensi dan keparahan penyakit tertinggi pada lokasi III dengan tipe lahan pasang surut. Selain itu, pengambilan sampel dari tiga lokasi pada pertanian padi di Kecamatan Sungai Kakap diperoleh cendawan yang sama diantaranya Aspergillus sp., Curvularia sp., Fusarium sp., Helminthosporium oryzae, Prycularia oryzae, Rhizoctonia sp., Ustilagnodea oryzae. Kemudian pengujian hipovirulensi dari 14 perlakuan yang dilakukan diperoleh hasil 8 cendawan yang bersifat virulen dan 6 bersifat hipovirulen. Sedangkan uji patogenisitas cendawan yang cukup memberi pengaruh buruk terhadap daya kecambah benih padi adalah Curvularia sp. (A), Curvularia sp. (B), Fusarium sp. (A), Fusarium sp. (B), Fusarium sp. (C), Helminthosporium oryzae, dan Rhizoctonia sp. dengan nilai daya kecambah (0 – 50)%, dengan demikian cendawan tersebut diduga berpotensi sebagai patogen tular-benih.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SUPERNATAN ISOLAT BAKTERI RNC 36 DENGAN SUHU YANG BERBEDA TERHADAP Xanthomonas oryzae Ningrum, Ajeng Maula; Ramadhan, Tris Haris; Rianto, Fadjar
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i3.78892

Abstract

Xanthomonas oryzae menyebabkan penyakit hawar daun bakteri dan bercak daun bakteri pada padi (Oryza sativa) yang menghambat produksi tanaman pokok ini di sebagian besar Asia dan sebagian Afrika. Penyakit ini dapat menginfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan, mulai dari persemaian sampai menjelang panen. Upaya pengendalian hawar daun bakteri di dunia terkendala oleh kemampuan patogen untuk membentuk strain baru yang lebih virulen sehingga teknologi pencarian varietas yang tahan dan penggunaan bakterisida menjadi kurang efektif untuk mengendalikan penyakit hawar daun bakteri. Oleh karena itu, penggunaan agen biokontrol yang tepat dapat menjadi solusi alternatif untuk mengendalikan penyakit hawar daun bakteri. Penemuan bakteri rhizosfer berupa bakteri RNc 36 diharapkan mampu menjadi agen biokontrol yang dapat menghambat pertumbuhan X.oryzae secara in vitro. Perlakuan pada penelitian adalah perbedaan suhu yang pada yaitu dari kultur bakteri RNc 36 yang diinkubasi suhu ruang (28°C- 32°C), suhu 30°C dan suhu 40 °C, penelitian dilaksanakan dengan 9 ulangan. Namun hasil penelitian menunjukkan, supernatan yang diperoleh lalu kemudian diujikan dalam uji daya hambat sama sekali tidak menunjukkan adanya zona hambat atau zona bening. Berdasarkan penelitian ini, perlu dikembangkan metode penelitian yang lebih canggih untuk dapat menggali informasi tentang kemampuan supernatan yang berasal dari bakteri RNc 36 yang sebenarnya sebagai antibakteri.