Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERANCANGAN SISTEM AUTONOMOUS QUADCOPTER M. Latif; Hairil Budiarto
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paper  ini  mengusulkan  sebuah  perancangan  sistem autonomous  quadcopter. Quadcopteradalah  sejenis  pesawat  terbang  yang  memiliki  empat  motor  sebagai  penggerak  utamanya.Quadcopter memiliki  kemampuan  untuk  lepas  landas, hover,  terbang  manuver  dan  mendaratbahkan  ditempat  yang  memiliki  ruang  terbatas.  Sistem  autonomous quadcopter yang  dibangundidesain  untuk  memiliki  kemampuan  mengendalikan  sistem  secara  mandiri.  Sistem  tersebutdiupayakan  memiliki  seminimal  mungkin  pengendalian  dari user.  Semua  elemen  autonomousquadcopter akan dijelaskan dalam paper ini; termasuk struktur mekanik, sistem kontrol, komputer,sensor, actuator dan sumber energinya. Sistem tersebut juga dirancang agar dapat di bekerja padaarea out door. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan fokus terhadap sensor Accelerometer dansensor Gyroscope. Berdasarkan  hasil  pengujian, rentang  nilai  ADC  sensor gyroscope dengankemiringan  sudut  0  hingga  180 adalah 67  sampai  101.  Sedangkan  pengujian  pada  kecepatankeempat motor dengan nilai tegangan yang sama, terdapat selisih kecepatan dari beberapa motordengan nilai maksimal 2.
Tingkat Kerentanan Ekosistem Mangrove di Bangkalan Terhadap Variabel Oseanografi Fitria Hersiana Afifa; Farah Gustiana Jana; M. Latif
Juvenil Vol 5, No 3: Agustus (2024)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v5i3.27267

Abstract

ABSTRAKWilayah pesisir memiliki tingkat pemanfaatan yang tinggi, namun di sisi lain wilayah ini sangat mudah mengalami perubahan sehingga dapat dikatakan wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat dinamis. Dinamis yang dimaksud yaitu sangat rentan terpengaruh oleh berbagai aktivitas yang terjadi. Apabila mendapat masukan material dari sungai, maka daerah tersebut akan mengalami penambahan luas wilayah atau disebut dengan akresi. Fenomena tersebut dapat terjadi karena ketidak seimbangan pergerakan sedimen dan menyebabkan kerentanan pada ekosistem. Kondisi pesisir di Kabupaten Bangkalan merupakan wilayah yang menjadi aktivitas manusia. Wilayah pesisir yang terdapat hutan mangrove juga terdapat kapal-kapal nelayan yang beraktivitas salah satunya ada di Kecamatan Socah. Penelitian dilakukan di pesisir Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan. Lokasi titik pengambilan data dilakukan di wilayah pesisir sehingga menjadi 4 (empat) stasiun pengamatan. Dasar penentuan dua stasiun di bagian timur yaitu dengan melihat daerah pesisir yang masih ditemukan vegetasi mangrove. Jenis Mangrove yaitu Stasiun pertama dan kedua ditemukan mangrove dengan jenis Rhizophora mucronata dan Avicennia alba, sedangkan pada stasiun ketiga dan stasiun keempat ditemukan mangrove dengan jenis Rhizophora mucronata, Avicennia alba dan Avicennia marina. Selain jenis mangrove, terdapat pengukuran lainnya seperti tekstur sedimen, laju sedimentasi, salinitas sedimen, nitrat dan fosfat sedimen. Metode yang digunakan dalam pengukuran indeks kerentanan mangrove yaitu menggunakan metode MVI (Mangrove Vulnerability Index) . Hasil yang diperoleh dari analisis indeks kerentanan yaitu berkisar antara peringkat 3.1 sampai dengan 3.4, hal ini menunjukan bahwa tingkat kerentanan pada ekosistem mangrove di Kecamatan Socah masuk dalam ketegori tinggi.Kata Kunci: Mangrove, Kerentanan, Pesisir, SocahABSTRACTCoastal areas have a high level of utilization, but on the other hand, this area is very easily subject to change, so it can be said that coastal areas are very dynamic areas. The dynamic is that it is very susceptible to being influenced by various activities that occur. If you receive material input from rivers, the area will experience an increase in area or what is called accretion. This phenomenon can occur due to imbalance in sediment movement and cause vulnerability to the ecosystem. Coastal conditions in Bangkalan Regency are areas subject to human activity. Coastal areas containing mangrove forests also have fishing boats active, one of which is in Socah District. The research was conducted on the coast of Socah District, Bangkalan Regency. The location of data collection points was carried out in coastal areas, resulting in 4 (four) observation stations. The basis for determining the two stations in the east is to look at coastal areas where mangrove vegetation is still found. Mangrove types, namely at the first and second stations, mangroves were found with the types Rhizophora mucronata and Avicennia alba, while at the third and fourth stations mangroves were found with the types Rhizophora mucronata, Avicennia alba and Avicennia marina. Apart from the type of mangrove, there are other measurements such as sediment texture, sedimentation rate, sediment salinity, sediment nitrate and phosphate. The  method  used  to  measure  the  mangrove  vulnerability  index  is the MVI (Mangrove Vulnerability Index) method. The results obtained from the vulnerability index analysis ranged from 3.1 to 3.4, this shows that the level of vulnerability in the mangrove ecosystem in Socah District is in the high category.Key words: Mangrove, Vulnerability, Coastal, Socah
Asosiasi Kelimpahan Makrozoobenthos Dengan Vegetasi Mangrove Di Labuhan Mangrove Education Park, Kabupaten Bangkalan Ainalyaqin, Muhammad Ilham; Afifa, Fitria Hersiana; Herdi, Herdi; Latif, M.
Juvenil Vol 6, No 4: November (2025)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v6i4.31781

Abstract

ABSTRAKHutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang mendukung keberadaan berbagai organisme hidup, salah satunya yaitu makrozoobenthos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi antara kerapatan mangrove dengan kelimpahan makrozoobenthos dengan vegetasi yang berbeda. Penelitian dilakukan di Labuhan Mangrove Education Park menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan pada 9 plot transek berukuran 10x10 m menggunakan metode line transect dan setiap plot transek terdapat sub-plot berukuran 1x1 m. Ditemukan sebanyak 19 spesies makrozoobenthos dari 3 kelas (Gastropoda, Bivalvia, dan Crustacea) dengan kelimpahan individu berkisar antara 0,06–17,89 ind/m2 dan kelimpahan per pengulangan sebesar 2,80-9,63 ind/m2. Indeks keanekaragaman makrozoobenthos tergolong rendah hingga sedang (0,57–1,52), indeks keseragaman dalam kategori rendah hingga tinggi (0,32–0,68), serta indeks dominansi yang tergolong tidak ada hingga ada spesies yang mendominasi (0,32–0,76). Hasil uji Pearson menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,249 (p 0,05) yang artinya tidak ada asosiasi yang signifikan antara kelimpahan makrozoobenthos dan kerapatan mangrove.Kata Kunci: Asosiasi, Kelimpahan, Makrozoobenthos, Mangrove, Labuhan Mangrove Education ParkABSTRACTMangrove forests are one of the ecosystems that support the existence of various living organisms, one of which is macrozoobenthos. This study aims to determine the association between mangrove density and macrozoobenthos abundance with different vegetation. The study was conducted at Labuhan Mangrove Education Park using a quantitative descriptive method with purposive sampling technique. Data collection was carried out on 9 transect plots measuring 10x10 m using the line transect method, and each transect plot had a sub-plot measuring 1x1 m. A total of 19 macrozoobenthos species from 3 classes (Gastropoda, Bivalvia, and Crustacea) were found, with individual abundance ranging from 0.06 to 17,89 ind/m2 and abundance per repetition of 2,80-9,63 ind/m2. The macrozoobenthos diversity index was classified as low to moderate (0,57–1,52), the evenness index was in the low to high category (0,32–0,68), and the dominance index was classified as no to dominant species (0,32–0,76). The Pearson test results showed a significance value of 0.249 (p 0,05), which means that there is no significant association between macrozoobenthos abundance and mangrove density.Keywords: Association, Abundance, Macrozoobenthos, Mangrove, Labuhan Mangrove Education Park