Lely Yulifar
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Factum: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah

Wajah Perfilman Indonesia Pada Tahun 1998-2019 Ghina Salsabila; Lely Yulifar
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol 11, No 1 (2022): Pembelajaran Sejarah di tengah Pandemi bagian 2
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia dan APPS (Asosiasi Pendidik dan Peneliti Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/factum.v11i1.45821

Abstract

Film merupakan media komunikasi massa yang sangat ampuh dalam mempengaruhi tingkah laku manusia. Tontonan yang baik bukan tidak mungkin akan membantu masyarakat untuk berkelakuan baik pula, karena apa yang dilihat akan menjadi contoh orang untuk melakukan sesuatu. Film Indonesia sejak awal kemunculannya mengalami perkembangan yang naik turun, termasuk pada periode 1998-2019. Periode tersebut diwarnai oleh film-film dengan genre berbeda namun masih terdapat banyak kelemahan yang menghambat kemajuan film nasional. Penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan kondisi perfilman Indonesia pada tahun 1992-1998, menyajikan perkembangan politik Indonesia pada tahun 1998-2019, menganalisis pengaruh politik terhadap perfilman Indonesia pada tahun 1998-2019, serta menganalisis perkembangan perfilman Indonesia dalam menghadapi perkembangan media lain untuk menonton film pada tahun 1998-2019. Alasan penelitian ini dilakukan karena pada tahun 1998-2019 perfilman Indonesia mulai mencapai babak baru yang ditandai dengan munculnya film-film fenomenal serta terjadinya perkembangan yang naik turun. Selain itu, masih belum banyak sumber yang membahas tentang sejarah perfilman Indonesia, terutama pada tahun 1998-2019. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang diawali dari tahap heuristik atau pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi terhadap data sumber, serta penulisan sejarah atau historiografi. Hasil penelitian ini dapat ditemukan bahwa pada tahun 1998-2019 perfilman Indonesia mengalami perkembangan yang naik turun, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah produksi, jumlah penonton, dan jumlah film box office. Namun, semenjak periode 2016-2019 perkembangan perfilman nasional semakin meningkat secara signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari pertambahan jumlah layar dan bioskop, jumlah produksi, jumlah penonton, jumlah film box office, serta film yang mendapatkan apresiasi di luar negeri.
BRAIN KOREA 21ST PROJECT: PERKEMBANGAN KEMAJUAN PENDIDIKAN TINGGI DAN DAMPAKNYA DI KOREA SELATAN TAHUN 1999- 2005 Inggit Andini Mentari; Lely Yulifar
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol 7, No 2 (2018): Sejarah Dunia dan Peran Tokoh
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia dan APPS (Asosiasi Pendidik dan Peneliti Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/factum.v7i2.15604

Abstract

Korea Selatan merupakan negara yang menarik untuk ditelusuri lebih jauh, tidak hanya mengenai budayanya namun juga pada aspek pendidikannya. Perkembangan pendidikan di Korea Selatan dapat terlaksana dengan baik dikarenakan pembaharuan-pembaharuan pendidikan yang ‘rajin’ dilakukan oleh pemerintah guna menjawab tantangan zaman yang kian beragam. Sejarah panjang mengenai sejarah pendidikan di Korea Selatan yang menarik minat penulis untuk mengkaji seberapa besar dampak dari pembaharuan pendidikan terhadap kemajuan pendidikan nasional. Pada tahun 1999 pemerintah mengeluarkan Program Brain Korea 21st Project sebagai salah satu program ambisius pemerintah untuk meningkatkan daya kompetitif bangsa Korea. Masalah utama yang diangkat adalah “bagaimana penerapan Progam Brain Korea 21st Project dan dampaknya bagi Korea Selatan tahun 1999-2005?”. Guna menguraikan permasalahan tersebut, penulis menelitinya dengan metode historis dan teknik penelitiannya menggunakan studi literatur melalui kajian buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan bahan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan, Pertama Program Brain Korea 21st Project yang diimplementasikan oleh pemerintah pada tahun 1999 merupakan proyek pemerintah yang dicanangkan selama tujuh tahun (1999-2005) dengan berbagai tujuannya, dan berdampak pada aspek sosial dan budaya yakni kesetaraan gender yang selama ini menjadi isu di Korea Selatan serta semakin tingginya kasus bunuh diri dan munculnya kesenjangan sosial antara para Professor di tingkat Universitas. Kedua, dampak yang dirasakan dalam aspek ekonomi ialah menarik kembali sejumlah investor asing setelah diterapkannya Program Brain Korea 21st Project.