Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Skolastik Keperawatan (e-Journal)

EFEKTIVITAS BUAH SEMANGKA MERAH (Citrullus Vulgaris Schard) TERHADAP TEKANAN DARAH Felysuslince Aryati Manno; Nilawati Soputri; Idauli Simbolon
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 2 No 2 (2016): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v2i2.561

Abstract

Pendahuluan: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan oleh peneliti pada 33 orang warga RW 12 Desa Cihanjuang Rahayu, dimana sepuluh diantaranya tidak mengetahui bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi dan jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisa efektifitas buah semangka terhadap tekanan darah perempuan penderita hipertensi stadium satu. Metode: Penelitian ini adalah pra eksperimen dengan desain one group pretest-posttest design. Populasi pada penelitian ini adalah perempuan penderita hipertensi stadium satu. Sampel pada penelitian ini berjumlah 15 orang yang dipilih dengan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah alat ukur tekanan darah spigmomanometer digital dan lembar dokumentasi untuk mencatat tekanan darah subyek. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sebelum pemberian intervensi adalah 151/96.8 mmHg. Setelah intervensi tekanan darah subyek turun menjadi134/83.6 mmHg. Ada efek yang signifikan dari pemberian buah semangka merah terhadap tekanan darah perempuan penderita hipertensi stadium satu. Diskusi: Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Kader Kesehatan Kecamatan Parongpong dalam memberikan penyuluhan mengenai manfaat buah semangka sebagai obat untuk menurunkan tekanan darah. Dalam bidang penelitian agar dapat digunakan sebagai data dasar untuk mengembangkan penelitian berikutnya mengenai perbandingan efektifitas semangka merah dan semangka kuning  terhadap hipertensi stadium satu.
TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAPAT SKALA INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA KARITAS CIMAHI Dr. Nilawati Soputri
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 3 No 2 (2017): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v3i2.741

Abstract

Pendahuluan: Insomnia pada orang lanjut usia (lansia) dapat diatasi dengan menggunakan beberapa cara, diantaranya dengan melakukan terapi relaksasi otot progresif dan rendam kaki dengan air hangat, namun diantara keduanya belum diketahui mana yang lebih efektif dalam menurunkan insomnia pada lansia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas antara terapi relaksasi otot progresif dan rendam kaki dengan air hangat dalam mengatasi insomnia lansia di Panti Werdha Karitas Cimahi. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi experimental dengan desain pre-test and post-test. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 17 orang lansia yang diberikan dua intervensi pada waktu yang berbeda. Sebelum diberi intervensi skala insomnia subjek diukur dengan menggunakan kuesioner insomnia rating scale (IRS). Intervensi pertama adalah pemberian terapi relaksasi otot progresif selama tiga kali dalam seminggu, lalu diukur kembali skala insomnia subjek pada hari terkahir pada minggu tersebut dengan menggunakan insomnia rating scale (IRS). Setelah itu subjek diistirahatkan selama satu minggu. Sesudah itu dilanjutkan dengan pemberian intervensi kedua yaitu rendam kaki dengan air hangat selama tiga kali dalam seminggu dan pada hari terakhir skala insomnia subjek diukur kembali dengan menggunakan kuesioner insomnia rating scale (IRS)). Hasil: Skala insomnia sebelum terapi relaksasi otot progresif dan rendam kaki dengan air hangat adalah 11.71. Skala insomnia sesudah Terapi relaksasi otot progresif adalah 9.00 dan hasil sesudah rendam kaki dengan air hangat adalah 8.88. Diskusi: Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap skala insomnia antara terapi relaksasi otot progresif dan rendam kaki dengan air hangat pada lansia di Panti Tresna Werdha Karitas Cimahi. Kata Kunci: Insomnia, Relaksasi Otot Progresif, Rendam Kaki dengan Air Hangat
EFEKTIFITAS KONSUMSI AIR BENING DAN CARICA PAPAYA L SEBAGAI TERAPI ALAMIAH UNTUK MENGATASI KONSTIPASI Nilawati Soputri
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 7 No 2 (2021): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v7i2.2467

Abstract

Introduction: Constipation can be caused by the lack of water intake. Continues constipation that is not treated can cause various health problems in the digestive system. The purpose of the study is to find out the effectiveness of drinking warm water in the morning before breakfast in treating constipation. Method: 25 participants volunteered to participate in this study. The subjects have a history of recurrent constipation in the last 3 months, had no defecated in the past 3 days at the time of the study, and had no urge to defecate. The subjects did not consume laxatives nor herbs to facilitate defecation. The subjects were given 500 cc of warm water before breakfast every day for three consecutive days. The effectiveness of therapy is measured by percentage of the subjects that can defecate on the first day, second day and the third day. Results: The result of the study shows that the therapy was 68% effective on the first day, 88% effective at the second day, and 84% effective on the third day of therapy. During the three days of intervention, 60% subjects can defecate every day and 96% subjects can defecate at least once in three days of the study. Based on this study warm water therapy can be used as an alternative way to overcome constipation. Discussion: Further studies are needed to evaluate the efficacy of the warm water with longer treatment period. A larger sample selection and treatment based on etiology are needed to be considered in future studies.