Untuk membuat keputusan tentang pembelian dan penjualan saham, investor memerlukan akses ke data tertentu. Investor khawatir bahwa epidemi Covid-19 di seluruh dunia dapat berdampak buruk pada harga saham, yang menyebabkan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tajam. Diantaranya adalah penjelasan tentang praktik peminjaman korporasi dan keuntungan kepemilikan saham. Ketika indikator secara keseluruhan mulai turun, lebih banyak fokus akan ditempatkan pada konsekuensi dari epidemi di tahun 2019 hingga 2021, saat pandemi Covid-19 sedang memuncak, penelitian ini mengkaji hubungan antara harga saham bisnis sektor ritel yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan price-earning ratio, debt-to-equity ratio, dan rasio laba atas ekuitas. Dalam penyelidikan ini, para peneliti mengumpulkan data melalui metode yang dikenal sebagai "pengambilan sampel yang bertujuan". Dua puluh dari 35 emiten ritel BEI digunakan sebagai sampel penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan model regresi linier berganda. Harga saham berbagai emiten yang terdaftar di BEI antara tahun 2019 sampai 2021 terbukti dipengaruhi secara signifikan oleh rasio harga-pendapatan, rasio utang terhadap ekuitas, dan pengembalian atas ekuitas. Namun, selama jangka waktu tersebut, hanya return on equity yang memiliki efek negatif yang substansial terhadap harga saham perusahaan yang beroperasi di sektor ritel.