Asap cair diperoleh dari pengembunan asap hasil penguraian senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam tempurung kelapa pada proses pirolisis. Asap cair hasil pirolisis secara visual berwarna cokelat keruh dan beraroma khas asap. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh proses pemurnian asap cair hasil pirolisis tempurung kelapa terhadap komposisi asap cair. Pemurnian tahap I dilakukan dengan proses distilasi pada suhu 125°C selama 3 jam dan produk distilat dinyatakan sebagai asap cair grade II, yang kemudian dilanjutkan dengan pemurnian tahap II melalui proses adsorpsi menggunakan zeolit yang sudah teraktivasi sehingga diperoleh asap cair grade I. Variabel yang digunakan yaitu variasi massa zeolit 2; 2,5; 3; 3,5 dan 4 gram, dan waktu kontak zeolit 30; 50 dan 70 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asap cair hasil pirolisis tidak mengandung senyawa Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) dan mengalami perubahan komposisi terutama fenol yang mengalami peningkatan persen area dari 34,72% menjadi 81,28% setelah proses distilasi dan meningkat lagi setelah dilakukan proses adsorpsi menjadi 89,22%. Perubahan pH dan warna juga terjadi pada asap cair setelah dilakukan proses pemurnian dengan distilasi dan adsorpsi dimana pH tertinggi yaitu 3,8 dan terendah yaitu 3. Hasil pada penelitian dapat dimanfaatkan untuk studi lanjutan sehingga dihasilkan asap cair yang dapat digunakan sebagai bahan pengawet pangan alternatif.