Abstrak: Kasus seksual para remaja semakin tahun semakin rentan. Diperkirakan 80% remaja memiliki sikap negatif terhadap kekerasan seksual. Tujuan penelitian kepustakaan ini mencari jawaban dari beberapa pertanyaan: Apakah yang dimaksud spiritual? Bagaimanakah kriteria pertumbuhan spiritual? Bagaimanakah pendidikan spiritual dibutuhkan kaum remaja? Bagaimanakah pendampingan spiritual terhadap pendidikan seksual untuk kaum remaja Kristen? Jawab: (1) Spiritual adalah jiwa (spirit) yang menjadi landasan manusia untuk bergerak hidup, bertumbuh dalam imannya, dan bersifat kejiwaan (rohani) yang berhubungan antara Tuhan dengan manusia di mana manusia mempunya keinginan mencari Tuhan. (2) Kriteria pengukuran pertumbuhan spiritual adalah: (a) Seseorang dalam aktivitas-aktivitas kerohanian. (b) keterlibatan seseorang dalam berbagai pelayanan sosial. (c) penampakan fenomena supranatural melalui kehidupannya. (d) penampakan pola hidup yang menjauhkan diri dari kegiatan “duniawi”. (e) pemakaian atribut kristiani. (f) seseorang masih hidup dalam kenikmatan dunia, tetapi nilai kerohanian sudah mulai masuk.(g) seseorang yang ingin berkembang dalam rohani adalah menemukan “yang sakral” dan berusaha tinggal di dalamnya. (h) bersatu dengan Tuhan di mana seseorang yang sudah percaya kepada Yesus Krstus dan mendapat jaminan keselamatan maka hidup yang lama berubah menjadi hidup yang baru. (3) Pembentukan Spiritualitas melalui pendidikan Kristiani dilakukan dalam konteks adalah: (a) Pendidikan Seksual untuk Meningkatkan Spiritual dalam Keluarga. (b) Pendidikan Seksual untuk Mempertumbuhkan Spiritual Jemaat di Gereja. (c) Pendidikan Seksual untuk Mempertumbuhkan Spiritual Siswa di Sekolah. (d) Pendidikan Khusus Seksual untuk Mempertumbuhkan Spiritual untuk Remaja. (4) Hamba Tuhan, Guru, dan Orangtua sebagai konselor untuk Remaja. Hamba Tuhan (pendeta), guru (tenaga pendidik) dan orangtua (ayah dan ibu) wajib berperan sebagai konselor bagi kaum remaja. Pendidikan seksual dijadikan peringatan dari konselor kepada konseli (kaum remaja). Abstract: Teenagers' sexual cases are getting more and more vulnerable every year. It is estimated that 80% of adolescents have negative attitudes towards sexual violence. The purpose of this literature research is to find answers to several questions: What is spirituality? What are the criteria for spiritual growth? How is spiritual education needed by youth? How is spiritual assistance in sexual education for Christian youth? Answer: (1) Spiritual is the soul (spirit) which is the basis for humans to move in life, grow in their faith, and is psychological (spiritual) which is related to God and humans where humans have the desire to seek God. (2) The criteria for measuring spiritual growth are: (a) A person in spiritual activities. (b) one's involvement in various social services. (c) the appearance of supernatural phenomena through his life. (d) the appearance of a lifestyle that abstains from "worldly" activities. (e) the use of Christian attributes. (f) a person is still living in the pleasures of the world, but spiritual values have begun to enter. (g) a person who wants to develop spiritually is to find the "sacred" and try to live in it. (h) unite with God where someone who has believed in Jesus Christ and is guaranteed salvation will change the old life into a new life. (3) Spirituality formation through Christian education is carried out in the context of (a) Sexual Education to Increase Spirituality in the Family. (b) Sexual Education to Grow the Spiritual Congregation in the Church. (c) Sexual Education to Grow Students' Spirituality in Schools. (d) Special Sexual Education for Spiritual Growth for Youth. (4) Servants of God, Teachers, and Parents as counselors for Youth. Servants of God (priests), teachers (educators), and parents (father and mother) must act as counselors for youth. Sexual education is used as a warning from the counselor to the counselee (youth).