This Author published in this journals
All Journal Media Agribisnis
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Media Agribisnis

Analisis Tingkat Risiko Usahatani Sayuran Hidroponik di Bahagia Farm Kota Bekasi Dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Sabrina, Reni; Yusiana, Ekalia; Mahatmayana, I Ketut Manu
Media Agribisnis Vol. 9 No. 1 (2025): Mei
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/agribisnis.v9i1.6513

Abstract

Hidroponik adalah metode bercocok tanam menggunakan larutan air bernutrisi, menjadi alternatif keterbatasan lahan. Bahagia Farm di Kota Bekasi adalah salah satu pelaku industri ini yang menggunakan teknik NFT. Dalam usaha hidroponik, risiko produksi menjadi perhatian utama karena kegagalan dapat menyebabkan risiko finansial, sumber daya manusia, dan pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keparahan risiko usahatani sayuran hidroponik di Bahagia Farm. Metode analisis yang digunakan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) untuk mengukur tingkat keparahan risiko berdasarkan sumber risiko, serta strategi mitigasi untuk meminimalkan dampak risiko. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan perhitungan RPN (Risk Priority Number) terdapat 30 penyebab risiko, dengan RPN tertinggi yaitu penyebaran hama dan penyakit ke sayuran lain (509,41), risiko layu pada sayuran (433,48), dan penurunan pendapatan (391,85). Beberapa strategi mitigasi antara lain strategi sumberdaya manusia yaitu pengawasan pekerja, jadwal pengecekan, jobdesc yang jelas, strategi finansial yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas produk, serta diversifikasi sumber pendanaan. strategi produksi yaitu penyediaan yellowtrap dan pestisida nabati, penambahan penutup atap, pemeliharaan peralatan hidroponik, pengecekan secara rutin aliran nutrisi dan pengecekan secara rutin suhu nutrisi. strategi pemasaran yaitu penambahan rak atau perluasan lahan, peningkatan sanitasi, branding dan promosi, serta evaluasi rutin produksi.