Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu peran penting dalam menentukan status kesehatan seseorang. Penyakit gigi dan mulut khususnya karies gigi sering tidak mendapat perhatian dari masyarakat maupun pemerintah karena jarang membahayakan jiwa. Faktor penyebab karies gigi yaitu mikroorganisme, bentuk gigi, makanan, dan waktu. Metode penelitian ini yaitu eksperimental dengan cara metode difusi menggunakan cakram untuk mengatahui zona hambat sediaan obat kumur dari ekstrak etanol daun sisik naga terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Streptococcus viridans. Hasil penelitian dari sediaan obat kumur ekstrak daun sisik dari ketiga formula pada uji organoleptis berbentuk cair berwarna coklat bening yang homogen dengan bau minyak kayu manis sedikit mentol dan rasa khas sisik naga diikuti segar dari mentol. Hasil uji pH dari konsentrasi 5%, 10%, 15% yaitu 5,57; 5,66; 5,62. Uji viskositas 5,06; 5,13; 5,19. Uji stabilitas fisik terjadinya perubahan warna, penurunan pH dan viskositas. Uji aktivitas antibakteri sediaan obat kumur ekstrak daun sisik naga pada Streptococcus mutans yaitu 12,16±0,60 mm, 13,78±0,58 mm, 15,26±0,55 mm dan pada Streptococcus viridans 10,78±0,51 mm, 11,8±0,70 mm, 12,86±0,55 mm. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak daun sisik naga (Drymoglossum piloselloides (L.) C. Presl) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan obat kumur dan memiliki daya hambat terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Streptococcus viridans dengan konsentrasi optimum pada konsentrasi 10% dan 15% dengan kategori kuat.