Tempat pembuangan akhir (TPA) di Kampung Sarawandori Distrik Kosiwo dapat menimbulkan dampak positif sekaligus juga menimbulkan dampak negatif pada lingkungan fisik seperti kebisingan, ceceran sampah, debu, bau, binatang-binatang vector, dan sebagainya. Dampak terbesar keberadaan TPA adalah potensi pencemaran tanah berupa air lindi yang masuk mencemari air tanah. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif. Dengan rancangan studi kasus. Penulisan ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang di kualitatifkan dengan menggunakan metode analisis skoring. Analisis perhitungan jumlah timbulan sampah menggunakan perhitungan jumlah volume kendaraan pengangkut dan jumlah frekuensi pengangkutan sampah yang masuk ke TPA. Timbulan sampah padat yang dihasilkan dari Kabupaten Kepulauan Yapen pada TPA Sarawandori dilakukan model proyeksi analisis kuantitas volume sampah yang diangkut oleh kendaraan pengangkut sampah setiap hari ke TPA dari data sekunder DKP Kabupaten Kepulauan Yapen, jumlah timbulan sampah yang masuk ke TPA Sarawandori setiap minggunya 259,2 ton.minggu. Dampak keberadaan TPA Sarawandori memberikan dampak ekonomi negatif dengan nilai skor 45,6 % tidak memberikan dampak perbaikan ekonomi. Dampak skesehatan sedang yaitu 57,14% tidak memberikan dampak negatif dan juga positif, serta pada dampak lingkungan fisik masuk kategori berdampak negatif akibat pencemaran udara, hutan dan juga kualitas air bersih. Strategi dan arahan rekomendasi pengelolan TPA Sarawandori terkonsentrasi pada perubahan Open Dumping menjadi Sanitary Landfill, peningkatan kualitas dan kapasitas ekonomi masyarakat dengan pemanfaatan sampah dengan pengembangan konsep 3R , Bank Sampah, Pemilahan sampah mulai dari sumber Rumah Tangga, Perbaikan sarana dan prasarana pengelolaan sampah Kabupaten Kepulauan Yapen.