Sistem manajemen farmasi tidak terlepas dari prinsip manajeman logistik. Penyimpanan obat bertujuan untuk menjaga mutu obat, mencegah kerusakan obat dan memudahkan dalam proses pengawasan obat. Observasi awal yang dilakukan ditemukan adanya obat-obatan kadaluarsa. Sehingga perlu dianalisisis proses penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi RSUD Kembangan dan evaluasi terhadap indikator efisiensi penyimpanan obat. Mengidentifikasi masalah manajemen logistik obat pada proses penyimpanan dan distribusi obat di Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kembangan. Penelitian adalah penelitian observasional deskriptif. Data dikumpulkan secara retrospektif, dengan melakukan wawancara, observasi langsung dan pengisian checklist. Data berupa data primer dan data sekunder. Analisis data diperoleh dengan mengacu pada Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 dan indikator efisiensi penyimpanan obat. Hasil penelitian menunjukkan kondisi ruangan, fasilitas penyimpanan obat serta prosedur penyimpanan sudah sesuai standar. Pada indikator ketepatan data jumlah obat pada kartu stok, Turn Over Ratio (TOR), dan sistem penataan gudang didapatkan nilai sesuai dengan standar. Namun pada indikator obat stok mati dan obat rusak dan kadaluarsa belum sesuai standar yaitu persentase obat stok mati 4,9% dengan standar 0% dan persentase obat rusak dan kadaluarsa 2,53% dengan standar ≤ 0,2 %. Analisis efisiensi penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi RSUD Kembangan belum efisien karena masih adanya stok mati dan obat kadaluarsa. Upaya yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan peran Komite Farmasi dan Terapi, proses perencanaan obat dan pengadaan obat yang disesuaikan dengan kebutuhan, dan melakukan pengawasan obat kadaluarsa.