Menjadi orang-orang kristiani tidak hanya menjalankan ritual keagamaan secara ketat dan detail serta mengejawantahkan tuntutan keagamaan secara individual maupun komunal. Satu hal yang membuat orang-orang kristiani menjadi semakin ‘serani’, menjadi sungguh Katolik, pengikut Yesus adalah menjadi murid bagi Sang Guru, Yesus Kristus di dalam dunia yang diwarnai oleh keragaman agama. Kajian kualitatif berbasis studi pustaka ini menyelisik ‘kemuridan sejati’ orang-orang kristiani zaman sekarang dengan belajar pada murid-murid Sang Guru di tanah Palestina duaribu tahun silam sebagai jalan untuk menegaskan jati diri ‘ecclesia’ yang melekat dalam diri orang-orang kristiani di hadapan kenyataan multireligius. Kajian ini menemukan bahwa ‘kemuridan sejati’ orang-orang kristiani dan jati diri ‘ecclesia’ yang melekat dalam diri orang-orang kristiani merupakan modal sosio-religi bagi pengikut Kristus dalam mengimplementasikan jalinan relasional yang kohesif dan membangun komunitas kemanusiaan dengan kaum beragama-beriman yang lain. Kemuridan sejati orang-orang kristiani dan jati diri ‘ecclesia’ menjadi basis epistemologi kehidupan yang dialogis di tengah kenyataan multireligius. Kajian ini diharapkan menyumbang bagi khazanah keilmuan di bidang pastoral dan humaniora.