Andriyan Handjaja
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : eDimensi Arsitektur Petra

Wisata Edukasi Kompos di Surabaya Andriyan Handjaja
eDimensi Arsitektur Petra Vol 11, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : eDimensi Arsitektur Petra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan artikel “What a waste” olehBank dunia, diperkirakan timbunan sampah akanterus meningkat drastis, dari 2.01 miliar ton pada2016 menjadi 3.40 miliar ton pada tahun 2050.Jumlah timbulan sampah yang kian meningkat,berdampak terhadap kelangsungan makhluk hidupdan lingkungan, serta berkontribusi terhadapperubahan iklim global. Kota Surabaya termasukpenghasil sampah terbanyak (data KLHK tahun2017-2018) dan terus meningkat. TPA Benowo jugakerap kewalahan dengan banyaknya volumepemasukan sampah, bahkan dari 80% sampahorganik, hanya 30%-40% sampahnya yang sudahterolah (BBC, 2020). Sehingga infrastruktur sistempengolahan limbah yang saat ini telah berjalan perludievaluasi kembali.Dari dulu hingga sekarang, prosespengolahan limbah selalu digambarkan dalam garisyang linear, sampah mengalir dari kota yang padatmenuju hamparan limbah di pinggiran-pinggirankota. Sehingga tercipta diskoneksi antara prosespengolahan limbah dengan aktivitas publik. Daridiskoneksi itu pula, tercipta garis tebal memisahkanunsur pemikiran lansekap, arsitektur, infrastruktur,dan urbanism dengan infrastruktur pengolahanlimbah. Menjadikan sistem pengolahan limbah yangsekarang tidak memiliki solusi yang konvergen.Perancangan Fasilitas Wisata EdukasiKompos di Surabaya ada untuk mewujudkan sebuahVISI desain untuk membangun kembali awarness(kesadaran) fisik dan mental antara sistempengolahan limbah dengan sistem kehidupan publiksecara konvergen di dalam lingkaran intervensidesain sebagai seorang arsitek, selagimemperkenalkan value sosial, value ekonomi, danvalue lingkungan dari proses pengolahan limbah.Sehingga proses pengolahan limbah yang awalnyadigambarkan dalam proses yang linear sekarangmenjadi sebuah siklus layaknya sebuah simbiosisdalam ekosistem perkotaan yang koheren (selfsustaining nature).