Pelayanan kesehatan yang bermutu hendaknya memenuhi kepuasaan pasien dan berkualitas, karena kepuasan pasien merupakan hal yang sangat penting dalam menilai mutu pelayanan kesehatan. Pelayanan antenatal care (ANC) di Indonesia mengacu pada rekomendasi WHO tahun 2001 untuk melakukan minimal 6 kali kunjungan pelayanan antenatal, Cakupan K1 (kunjungan pertama) di Provinsi Lampung tahun 2021 sudah mencapai target yaitu sebesar 96, 15% sedangkan Cakupan K4 belum mencapai target yaitu 92, 19%, target K4 94%. Adapun penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan antenatal care di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis Bandar Lampung. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel pada penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Rawat Inap Way Kandis untuk ANC berjumlah 96 ibu menggunkan teknik total sampling. Analisa data dengan analisis univariat, bivariat (chi square), dan multivariat (regresi logistic model faktor risiko). Pada hasil uji univariat dari 102 sampel terdapat 56 orang (54, 9%) menganggap penerapan prinsip bukti fisik (tangible) kategori Baik, keandalan (reliability) 62 orang (60, 8%) kategori baik, pada ketanggapan (responsiveness) 52 orang (51%) kategori baik, pada jaminan (assurance) 56 orang (54, 9%) kategori baik, pada perhatian (empathy) 56 orang (54, 9%) kategori baik, pada kepuasan pasien 42 orang (41, 2%) kategori baik. Dari hasil uji bivariat terdapat hubungan antara prinsip bukti fisik (tangible) dengan kepuasan pasien antenatal care dengan p-value 0, 000, prinsip keandalan (reliability) p-value 0, 000, ketanggapan (responsiveness) p-value 0, 000, jaminan (assurance) p-value 0, 000 dan Perhatian (Empathy) p-value 0, 000. Hasil multivariat variabel independent bukti fisik (tangible), keandalan (reliability), dan jaminan (assurance) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. Pada penelitian ini nilai koefisien paling besar adalah variabel jaminan (assurance) yakni sebesar 6, 806, sehingga variabel ini menjadi variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan pasien. Diharapkan puskesmas untuk mempertahan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.