Articles
Masjid Al-Markaz Al-Islami Jendral M. Jusuf di Kota Makassar Cermin Keselarasan Islam dan Budaya dari Segi Arsitektural
Gufran, Ahmad;
Bunawardi, Ratriana Said;
Muzdar, Muhammad Ajwad
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 1 No. 1 (2019): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/timpalaja.v1i1a10
Abstrak_ Arsitektur tradisional dibangun berdasarkan peraturan yang mengadopsi tradisi masyarakat lokal. Arsitektur tradisional juga merupakan formasi unsur budaya yang tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan suku yang berfungsi sebagai identitas suku. Penerapan atap rumah tradisional Makassar pada atap Masjid Al-Markaz juga merupakan salah satu bentuk untuk mempertahankan nilai dan warisan budaya masyarakat Gowa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui unsur keselarasan Islam dan budaya dari segi arsitekturalnya. Data yang diperoleh melalui dengan observasi lapangan, wawancara, dokumentasi pribadi, dan data-data terdahulu. Adapun yang di gunakan utuk metode penelitian yaitu metode kualitatif yaitu metode yang sifatnya alamiah. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif eksploratif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bangunan masjid Al-Markaz Al-Islami mempunyai desain yang mengambil filosofi dari budaya dan keagamaan.Kata kunci: Desain; Keagamaan; Budaya. Abstract _ Traditional architecture is built based on regulations that adopt the traditions of local communities. Traditional architecture is also a cultural element formation that grows and develops along with the growth of the tribe which functions as a tribal identity. The application of the roof of a traditional Makassar house on the roof of the Al-Markaz Mosque is also a form to maintain the value and cultural heritage of the people of Gowa. The purpose of this study is to determine the elements of Islamic harmony and culture in terms of architecture. Data obtained through field observations, interviews, personal documentation, and previous data. As for what is used for the research method, the qualitative method is a method that is natural in nature. The analysis used is descriptive explorative analysis. The results of this study indicate that the Al-Markaz Al-Islami mosque building has a design that takes the philosophy of culture.Keywords: Design; Religion; Culture.
Museum Astronomi dengan Pendekatan Arsitektur Biomimikri di Makassar
Ismajaya, Muh. Aryanugraha;
Said, Ratriana;
Alfiah, Alfiah
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 2 No. 1 (2020): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/timpalaja.v2i1a3
Abstrak_Perancangan museum astronomi dengan pendekatan arsitektur biomimikri di Makassar bertujuan untuk menyediakan sarana wisata edukasi untuk mewadahi minat dan keingintahuan masyarakat tentang ilmu astronomi terkhusus di kota Makassar. Prinsip perancagan Museum Astronomi memperhatikan alam sekitar sehingga dapat menyesuaikan dengan alam tempat bangunan akan dibangun. Pada perancangan ini akan berfokus pada penerapan arsitektur biomimikri dengan menggunakan fasad kinetik yang dapat diatur menggunakan konfigurasi dari komputer.Kata Kunci: Museum; Astronomi; Perancangan, Gedung, Biomimikri. Abstract_The design of the Astronomy Museum with the Biomimicry Architecture design in Makassar offers a means of educational education to accommodate the interests and curiosity of the public about astronomy in particular in the City of Makassar. The Museum of Astronomy Design needs to pay attention to the natural surroundings so that it can adjust to nature where the building will be built. In this design, biomimicry architecture planning will be approved using a kinetic facade that can be set using a computer configuration.Keywords: Museum, Astronomy, Design, Building, Biomimicry.
Kajian Desain Interior Kamar Tidur Asrama Mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Gowa
Muslimah, Nurul;
Amin, Burhanuddin;
Bunawardi, Ratriana Said
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 2 No. 1 (2020): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/timpalaja.v2i1a5
Abstrak_ Desain interior merupakan penataan ruang dalam yang berhubungan dengan kenyamanan dari aktivitas manusia di dalamnya, baik kenyamanan fisik maupun psikis. Desain interior pada setiap ruangan berbeda khususnya pada kamar tidur. Kamar tidur pada asrama mahasiswa difokuskan pada aspek kenyamanan dalam belajar dan beristirahat. Salah satunya desain interior kamar tidur asrama mahasiswi di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Gowa atau Unhas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif induktif untuk mengidentifikasi dan mengkaji desain interior yang ada pada kamar tidur asrama Fakultas Teknik Unhas dengan menganalisis penempatan perabot dan pemakaian warna pada kamar tidur asrama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain interior pada kamar tidur asrama mahasiswi Fakultas Teknik Unhas baik dan nyaman digunakan, terutama dalam belajar dan beristirahat. Penempatan perabotnya sesuai dengan aktivitas yang terjadi dalam ruang tersebut serta pemakaian warna yang natural baik perabot maupun ruangnya. Alternatif lainnya adalah penempatan perabot dan pemakaian warna yang dapat membuat kamar tidur asrama menjadi lebih nyaman digunakan.Kata kunci : Desain Interior; Asrama; Perabot; Warna Abstract_ Interior design is room arrangement related to the convenience human activities inside either physical or psychological. The interior design of every room is uniquely different from the bedroom. The bedroom of the dormitory is focused on the amenities in learning and resting. One case is interior design of bedroom at student dormitory of engineering faculty, Hasanuddin University. This research uses inductive-qualitative in order to identify and assess interior design in the bedroom of engineering faculty dormitory and analyze the placement of furniture and colour at the bedroom. Results show that interior design in the bedroom of the hotel is relatively reasonable and comfortable to be utilized mainly in learning and resting. This is because of the suitability of furniture placement with daily activities in such room and the application of natural colour for the furniture and room. Alternatively, the furniture arrangement and a form of colour can make the bedroom to be more comfortably used. Keywords: Interior Design; Dormitory; Furniture; Color.
Emergency Response Center: Bangunan Ikonik Penanggulangan Bencana Terpadu di Indonesia Timur
Sutrisno, Moh.;
Miftahullah, Mukti;
Said, Ratriana
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 2 No. 2 (2020): December
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/timpalaja.v2i2a8
Abstrak_ Indonesia terletak dalam bentang kawasan yang rawan bencana. Beberapa tahun terakhir, telah terjadi berbagai bencana yang melanda bangsa indonesia. Dilain sisi, Indonesia belum memiliki fasilitas untuk melakukan tanggap bencana secara terpadu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data-data sekunder tentang pelayanan terpadu untuk bencana. Selanjutnya studi preseden menjadi rujukan dalam membuat konsep dan mengembangkan gagasan yang diwujudkan dalam bentuk karya arsitektur. Perancangan ini memberikan solusi permasalahan dalam bentuk desain arsitektur untuk berkonstribusi dalam pelayanan tanggap bencana yang ada di Indonesia, dan khususnya di Kabupaten Gowa. Kata kunci: Desain; Bencana; Bangunan Ikonik; Pelayanan Terpadu. Abstract_ Indonesia is located in a disaster-prone landscape. In the last few years, there have been various disasters that have hit the Indonesian nation. On the other hand, Indonesia does not yet have the facilities to carry out an integrated disaster response. This study uses a qualitative method by collecting secondary data about integrated services for disasters. Furthermore, precedent studies become a reference in conceptualizing and developing ideas that are manifested in the form of architectural works. This design provides solutions to problems in the form of architectural designs to contribute to disaster response services in Indonesia, and especially in Gowa Regency. Keywords: Design; Disaster; Iconic Building; Emergency Response Center
Optimalisasi Pencahayaan dan Penghawaan Alami pada Rumah Adat Mandar
Amin, Burhanuddin;
Fitrawansyah, Fitrawansyah;
Bunawardi, Ratriana Said
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 3 No. 1 (2021): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/timpalaja.v3i1a4
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengoptimalan pencahayaan dan penghawaan alami pada bangunan rumah adat Suku Mandar. Rumah adat Suku Mandar merupakan rumah tradisional yang masih memperhatikan faktor alami pada pembangunannya. Seperti untuk pencahayaan dan penghawaan bangunan, untuk pencahayaan alami berkaitan langsung dengan bukaan yang ada dibangunan, sedangkan untuk penghawaan alami berkaitan erat dengan penataan bukaan dan pemilihan material pada bangunan rumah adat Suku Mandar. Pada penelitian yang dilakukan ini, menunjukkan bahwa rumah adat Suku Mandar, sangat memperhatikan elemen-elemen yang mempengaruhi optimalisasi pencahayaan dan penghawaan alami melalui pemilihan material, pengoptimalan keberadaan letak pintu, jendela dan ventilasi.Kata kunci : Pencahayaan; Penghawaan; Rumah. Abstract_ This research aims to find out the conditions of lighting and natural ventilation especially in mandar tribal traditional houses, mandar tribal houses are traditional houses that still pay attention to natural factors for their development, such as for lighting and natural ventilation, for lighting related directly to openings in the building, while for natural ventilation is closely related to the arrangement of openings and material selection in the traditional Mandar traditional house building. With the research conducted, the traditional house of the Mandar tribe pays close attention to the elements that influence the optimization of lighting and natural ventilation through material selection, optimization of the existence of doors, windows and ventilation.Keywords: Lightin; Airing; Home.
Revitalisasi Pasar Rakyat Parigi Lappariaja dengan Pendekatan Arsitektur Vernakular di Kabupaten Bone
Yana, A. Nova;
Bunawardi, Ratriana Said;
Alfiah, Alfiah
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 3 No. 1 (2021): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/timpalaja.v3i1a2
Abstrak_Revitalisasi Pasar Rakyat Parigi Lappariaja dengan Pendekatan Arsitektur Vernakular di Kabupaten Bone bertujuan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat terkhusus di Pasar Rakyat Parigi Lappariaja Kabupaten Bone. Penataan kembali Pasar Rakyat Parigi Lappariaja Kabupaten Bone diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan pedagang. Memenuhi pelayanan pasar tersebut sesuai dengan skala operasionalnya serta memenuhi fungsinya sebagai pusat perdagangan tradisional kawasan. Selain itu diharapkan dengan pengembangan dan penataan pasar ini dapat memperbaiki dan menyelesaikan masalah yang berada di area Kawasan pasar Parigi tersebut. Sehingga dapat terintegrasi dengan aktivitas dari bangunan pertokoan dan permukiman yang berada di sekitarnya. Dalam Perancangan Pasar Rakyat Parigi perlu memperhatikan alam sekitar sehingga dapat menyesuaikan dengan alam tempat bangunan akan dibangun. Pada perancangan ini akan berfokus pada penerapan arsitektur vernakular yang hanya diterapkan pada bagian atap dan fasad bangunan pasar. Kata Kunci: Revitalisasi; Pasar; Vernakuler. Abstract_ The revitalization of Parigi Lappariaja People's Market with the Vernacular Architectural Approach in Bone Regency aims to fulfill the wants and needs of the community, especially in Parigi Lappariaja People's Market, Bone Regency. The restructuring of the Parigi Lappariaja People's Market in Bone Regency is expected can accommodate the needs of traders. Fulfill this market service according to the scale of its operation and fulfill its function as a regional traditional trading center. In addition, it is hoped that the development and determination of this market can fix and resolve problems in the Parigi market area. So that it can be integrated with the activities of shopping buildings and settlements around it. In the planning of Pasar Rakyat Parigi, it is necessary to pay attention to the surrounding environment so that it can adjust to the nature where the building will be built. This design will focus on the application of vernacular architecture which is only applied to the roofs and facades of market buildings.Keyword: Revitalizing; Market; Vernacular.
Perancangan Hotel Resort dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku di Kabupaten Bulukumba
Hidayat, Rahmat;
Bunawardi, Ratriana Said;
Attar, Muhammad
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 3 No. 1 (2021): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/timpalaja.v3i1a9
Abstrak_ Kabupaten Bulukumba merupan sebuah Kabupaten yang kaya akan potensi wisata di Sulawesi Selatan. Terletak + 153 km dari kota Makassar. Dengan wilayah geografis yang eksostis antara pengunungan dan pantai, menjadikan Bulukumba menjadi tujuan wisata alam/bahari bagi wisatawan yang berkunjung ke Sulawesi Selatan.Selain Pantai Tanjung Bira destinasi wisata bahari yang terkenal adalah Tebing Apparalang yang terletak di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari. Tebing Apparalang memiliki panorama alam yang indah dengan tebing curam dan batuan karang, udara yang sejuk serta suasana yang tenang dengan suara deburan ombak menjadi daya Tarik tersendiri dari tebing ini. Berdasarkan informasi dari pengelola wisata Tebing Apparalang, Tempat wisata ini di kunjungi sekitar 2.000-2200 orang wisatawan setiap minggunya. diantara wisatawan yang berkunjung banyak dari wisatawan yang membutuhkan tempat untuk menginap. di lain hal. di Tebing Apparalang sendiri belum tersedia fasilitas penginapan. Oleh karena itu penting untuk menyediakan fasilitas baru berupa fasilitas hunian berupa resort untuk menunjang kegiatan berwisata dan menginap yang nyaman dan aman bagi wisatawan dalam berwisata di Tebing Apparalang. Dalam perancangan hunian resort di Tebing Appalarang sebagai wadah yang akan memfasilitasi wisatawan untuk menginap di Kawasan Tebing Appalarang, untuk itu perlu diterapkan pendekatan arsitektur yang sesuai dan mampu memberikan pengaruh positif terhadap wisatawan nantinya, dalam hal ini Arsitektur Perilaku merupakan jenis pendekatan arsitektur yang diharapkan dapat memberikan pendekatan konsep yang dapat menganalisis dengan tepat dalam merancang hunian resort beserta fasilitasnya yang sesuai dengan psikologi dan perilaku wisatawan yang berkunjung di Tebing Apparalang.Kata kunci: Kabupaten Bulukumba; Resort; Arsitektur Perilaku. Abstract_ Bulukumba Regency is a regency that is rich in tourism potential in South Sulawesi. Located + 153 km from the city of Makassar. With an exotic geographical area between mountains and beaches, Bulukumba is a natural / marine tourism destination for tourists visiting South Sulawesi. Apart from Tanjung Bira Beach, a famous marine tourism destination is Apparalang Cliff which is located in Ara Village, Bontobahari District. Apparalang Cliff has a beautiful natural panorama with steep cliffs and rocks, cool air and a calm atmosphere with the sound of the waves being the main attraction of this cliff. Based on information from the Apparalang Cliff tourism manager, around 2000-2200 tourists visit this tourist spot every week. Among the tourists who visit, there are many tourists who need a place to stay. in another case. There are no lodging facilities available on the Apparalang Cliffs. Therefore it is important to provide new facilities in the form of residential facilities in the form of resorts to support comfortable and safe traveling and staying activities for tourists while traveling on Apparalang Cliffs. In designing residential resorts on the Appalarang Cliffs as a forum that will facilitate tourists to stay in the Appalarang Cliff Area, it is necessary to apply an appropriate architectural approach and be able to have a positive influence on tourists later, in this case Behavioral Architecture is a type of architectural approach that is expected to provide a conceptual approach that can analyze precisely in designing resort housing and its facilities in accordance with the psychology and behavior of tourists visiting Apparalang Cliffs.Keywords: Bulukumba Regency; Resort; Behavioral Architectur.
Pusat Pengolahan Bawang Merah dengan Pendekatan Arsitektur Modern di Kabupaten Enrekang
Nurfadilla, Nurfadilla;
Rahayu, Irma;
Bunawardi, Ratriana Said
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 3 No. 2 (2021): December
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/timpalaja.v3i2a9
Abstrak_ Kabupaten Enrekang masuk dalam kategori kawasan utama dalam memproduksi bawang merah yang mampu mencukupi kebutuhan masyarakat setempat bahkan antar-provinsi dan pulau. Sifat bawang merah yang mudah rusak dan tingginya persaingan kualitas di Indonesia membuat harga bawang kadang tidak stabil yang memberikan inisiatif untuk membuat produk olahan bawang merah agar bisa disimpan lebih lama. Dari permasalahan di atas maka perlu di bangunan sebuah industri makanan Pusat Pengolahan Bawang Merah untuk memberikan peluang bagi petani bawang merah di Kabupaten Enrekang agar hasil panen yang ada bisa diolah dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif melalui studi literatur,studi lapangan, studi banding atau studi preseden untuk membandingkan bangunan yang memiliki fungsi yang sama. Konsep Arsitektur Modern dipilih dalam perancangan Pusat Pengolahan Bawang Merah, hal ini ditunjang oleh alasan bahwa modernisasi akan memberikan dampak yang baik pada desain, bentuk, material dan fungsinya. Arsitektur modern juga tidak hanya memberikan keindahan suatu bangunan tetapi dapat memudahkan proses produksi. Filosofi bangunan diambil dari bentuk bawang merah serta arsitektur modern kubisme yang kemudian disesuaikan dengan tapak yang berkontur memberikan elevasi yang berbeda berdasarkan area dan fungsinya.Kata kunci : Pusat Pengolahan; Arsitektur Modern; Enrekang. Abstract_ Enrekang Regency is included in the category of the main area in producing shallots that are able to meet the needs of the local community and even between provinces and islands. The nature of shallots that are easily damaged and the high-quality competition in Indonesia makes onion prices sometimes unstable which gives the initiative to make processed shallot products so that they can be stored longer. From the problems above, it is necessary to build a food industry, the Shallot Processing Center, to provide opportunities for shallot farmers in Enrekang Regency so that the existing harvest can be processed and utilized properly. The method used is a descriptive method through literature studies, field studies, comparative studies, or precedent studies to compare buildings that have the same function. The concept of Modern Architecture was chosen in the design of the Shallot Processing Center, this is supported by the reason that modernity will have a good impact on the design, form, material, and function. Modern architecture also not only gives the beauty of a building but can facilitate the production process. The shape of the building that bends from the onion philosophy and modern cubism architecture which is then adapted to the contoured site gives different elevations based on the area and function. Keywords: Processing Center; Modern Architecture; Enrekang.
Redesain Pusat Pelelangan Ikan dengan Pendekatan Arsitektur Neo Vernakuler di Galesong Utara Takalar
Suardi, St. Anugrah Pratiwi;
Tauhid, Fahmyddin A'raaf;
Bunawardi, Ratriana Said
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 3 No. 2 (2021): December
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/timpalaja.v3i2a8
Abstrak_ Pusat pelelangan ikan Beba ini selain untuk pemenuhan kebutuhan juga dapat meningkatkan perekonomian di sekitarnya dan sebagai daerah rekreasi. kec. Pusat pelelangan ikan beba yang jaraknya dari pusat kota kurang lebih dengan jarak tempuh 1 Jam, potensi yang menjadi daya tariknya adalah tempat Pelelengan ikan dan tempat cafe (sebagai pasar wisata) yang banyak dan sering dikunjungi setiap harinya baik oleh penduduk asli maupun para pendatang sebagai daerah yang memiliki warisan budaya, masyarakat asli sangat menjunjung tinggi dan menjaga keutuhan budaya tersebut misal dengan menggunakan bentuk bentuk rumah adat. Lokasi pengamatan merupakan wilayah penghasil bahan tambang aspal Aktivitas pertambangan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Upaya meminimalisir kerusakan lingkungan yang terjadi salah satunya dengan mendesain bangunan yang ramah lingkungan untuk itu konsep arsitektur neo vernakular merupakan pendekatan yang digunakan dalam perancangan Pusat pelelangan ikan di Galesong Utara Takalar. Konsep arsitektur neo vernakular yang diaplikasikan fokus pada pencahayaan alami dan green roof. Pengaplikasiannya meliputi: penggunaan kisi-kisi kayu pada fasad, penanaman vernonia elliptica pada area dekat bukaan, penggunaan atap skylight, penggunaan bukaan kaca dan penggunaan intensive green roof. Kata kunci: Pusat Pelelangan Ikan; Arsitektur Neo Vernakular; Galesong Utara Takalar. Abstract_ The Beba Fish Auction Center is not only to fulfill needs, but it can also improve the surrounding economy and as a recreational area. district. Beba fish auction center which is located approximately 1 hour from the city center, the potential attraction is the TPI and the Cafe (as a tourist market) which are many and are often visited every day by both natives and immigrants as an area that has a cultural heritage, indigenous peoples highly uphold and maintain the integrity of the culture, for example by using the forms of traditional houses. The observation location is an area that produces asphalt mining materials. Mining activities can cause environmental damage. One of the efforts to minimize environmental damage that occurs is by designing environmentally friendly buildings. For this reason, the concept of neo vernacular architecture is the approach used in the design of the fish auction center in North Galesong, Takalar. The neo vernacular architectural concept applied focuses on natural lighting and green roofs. Its applications include the use of wooden lattices on the facade, planting of vernonia elliptical in the area near the openings, the use of skylight roofs, the use of glass openings, and the use of intensive green roofs.Keywords: Fish Auction Center; Neo Vernacular Architecture; North Galesong Takalar.
Galeri Seni Tari dengan Pendekatan Arsitektur Ikonik di Polewali Mandar
Huzain, Putra;
Said, Ratriana;
Alfiah, Alfiah
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 4 No. 1 (2022): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/timpalaja.v4i1a4
Abstract_ Polewali Mandar is one of the districts in Indonesia that has a variety of dance arts. It is believed to be the center of art and culture. In 2019 Polewali Mandar hosted the Polewali Mandar International Folk and Art Festival (PIFAF) to promote the arts and culture of the people in West Sulawesi (Sulbar) to foreign tourists, who since 2016 hosted the event. Because of this, it was thought to plan an Art Gallery in Polewali Mandar where people can study, demonstrate, maintain and develop art as the times go on. In the design process, an Art Gallery is planned that can show the expression of art. Keywords: Gallery of Dance Art: Iconic Architecture; Polewali Mandar.