Berdasarkan keyakinan akan inkarnasi Kristus yang menjadi jalan untuk mem-perkenalkan diri lebih dekat dengan umat ciptaan-Nya, beberapa teolog, misiolog, dan praktisi misi mengembangkan konsep dan model pelayanan inkarnasional. Konsep pelayanan inkarnasional ini relevan untuk pengembangan pelayanan misi lintas budaya, termasuk misi perkotaan. Namun, konsep pelayanan inkarnasional ini tidak lepas dari perdebatan pro dan kontra. Melampaui apa yang disampaikan oleh para pengkritik konsep pelayanan inkarnasional yang lain, kritik-kritik J. Todd Billings solid, jelas, dan terarah. Ia menyampaikan keberatan-keberatannya yang mencakup beberapa aspek penting yang terdapat dalam konsep pelayanan inkarnasional, yaitu aspek biblis, teologis, dan praktis. Khusus dalam aspek praktis konsep pelayanan inkarnasional, Billings berpendapat bahwa pelayanan inkarnasional tidak dapat dijadikan model pelayanan yang tepat karena sisi abstraknya (abstract pattern). Konsep pelayanan inkarnasional menjadi abstrak karena model pelayanan ini dinilai tidak relevan dan efektif dalam mewujudkan pelayanan yang berpusat kepada Kristus. Khususnya di dalam ranah kontekstualisasi, pelayanan inkarnasional tidak serta-merta dapat digunakan sebagai model pelayanan yang tepat bagi para misionaris di dalam pelayanan lintas budaya. Billings menganggap konsep union with Christ lebih tepat digunakan sebagai model pelayanan karena Allah telah menyatakan diri-Nya secara khusus dan unik melalui ketaatan seorang Hamba, Yesus Kristus. Kerendahan hati Kristus merupakan model konkret yang dapat diterapkan sebagai gaya hidup dan pelayanan. Melalui penelitian yang lebih saksama terhadap aspek Christo-praxis dalam konsep pelayanan inkarnasional dan menyandingkannya dengan kritik Billings terhadapnya, saya menemukan bahwa di satu sisi kritik Billings tidak memiliki dasar yang kuat, tetapi di sisi yang lain konsep ministry in union with Christ yang diajukan oleh Billings tidak harus beroposisi atau menggantikan konsep pelayanan inkarnasional. Sebaliknya, konsep ministry in union with Christ yang diajukan oleh Billings bisa menjadi pelengkap konstruktif bagi pengembangan model pelayanan inkarnasional.