Kabupaten Merauke memiliki 4 lokasi budidaya tanaman Anggrek, 2 di Kampung Wasur yaitu Kebun Anggrek Nirwana, Taman Anggrek Bualas dan 2 di Semangga 1 yaitu UD. Fairuz dan UD. Nailya Jaya. Penjualan Anggrek di Merauke tidak menentu, karena kurangnya pengetahuan masyarakat dalam membudidayakan dan merawat Anggrek. Maka direncanakannya Pusat Konservasi dan Edukasi Anggrek di Merauke yang dapat memfasilitasi kegiatan pelestariann, sarana edukatif, dan penelitian mengenai tanaman Anggrek dengan pendekatan Arsitektur Ekologi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan mengumpulkan data wawancara, kuisioner pada pembudidaya serta dokumentasi terhadap objek penelitian. Hasil dari data yang didapat, digunakan untuk menentukan kebutuhan ruang serta penerapan desain bangunan. Pusat Konservasi dan Edukasi Anggrek di Merauke dengan pendekatan Arsitekur Ekologi adalah suatu fasilitas yang dirancang diantaranya, fasilitas gedung pengelola, fasilitas pembudidayaan, pelestarian dan perawatan Anggrek seperti gedung laboratorium dan greenhouse aklimatisasi, fasilitas pelatihan dan pembelajaran seperti greenhouse koleksi dan perpustakaan, dan fasilitas penunjang dimana pada bangunan menggunakan material ramah lingkungan khususnya pemanfaatan material ekologis yaitu mudah didapat dari lingkungan sekitar dengan dampak penggunaannya tidak berbahaya bagi lingkungan serta penerapan green roof dan penggunaan panel surya untuk pemanfaatan penghawaan buatan dan penghematan energi listrik.