Background: Forensic odontology focuses on the management, investigation, evaluation and presentation of dental cases to support criminal cases. The science of forensic dentistry develops based on the fact the anatomical shape of the entire mouth and the morphological appearance of the face can be used as references in the individual identification process. Forensic odontology plays an important role in determining the sex of the victim using the craniofacial area. Gender identification can use soft tissue in the oral cavity, one of which is palatine rugae. Identification of palatal rugae, known as rugoscopy, is useful for helping detect a person's identity, one of which is gender. Objective: Compare of palatine rugae pattern based on gender in the Banjar ethnic community as a forensic identification tool Methods: This research is an analytical observational study with a cross-sectional approach, consisting of 2 groups, namely 18 pairs of men and women, students at the Faculty of Dentistry, Lambung Mangkurat University. Data collection was carried out by molding the jaw using irreversible hydrocolloid followed by plaster casting. The palatine rugae pattern will be drawn using a pencil. Palatine rugae patterns were analyzed using the Thomas and Kotze classification. Results: The Fisher exact test results showed there was no significant difference (>0.05) between the 2 groups. The dominant palatine rugae pattern in both groups is wavy. Conclusion: There was no significant difference between the palatine rugae patterns of women and men.Keywords : Banjar Ethnic, Gender, Rugae Palatine ABSTRAKLatar belakang: Odontologi forensik berfokus pada manajemen, penyelidikan, evaluasi dan presentasi kasus dental untuk menunjang investigasi kasus kriminal. Ilmu forensik kedokteran gigi berkembang berdasarkan pada kenyataannya bahwa bentuk anatomi dari keseluruhan mulut dan penampilan morfologi wajah merupakan karakteristik yang dapat dipakai sebagai acuan dalam proses identifikasi investigasi kasus. Odontologi forensik memainkan peranan yang penting untuk menentukan jenis kelamin korban menggunakan area kraniofasial.Identifikasi jenis kelamin dapat menggunakan bagian jaringan lunak yang ada di dalam rongga mulut salah satunya rugae palatina. Identifikasi rugae palatina disebut rugoscopy. Rugoscopy bertujuan membantu mengidentifikasi identitas seseorang salah satunya jenis kelamin. Tujuan: Mengetahui perbandingan rugae palatina berdasarkan jenis kelamin pada masyarakat etnis Banjar sebagai alat identifikasi forensic Metode: Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional dimana terdiri dari 2 kelompok yaitu 18 pasang laki-laki dan perempuan. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pencetakan rahang menggunakan irreversible hydrocolloid dilanjutkan dengan pengecoran gips. Pola rugae palatina akan digambar menggunakan pensil. Pola rugae palatina dianalisis menggunakan klasifikasi Thomas dan Kotze. Hasil: Hasil uji Fisher exact menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna (>0,05) antara 2 kelompok jenis kelamin. Pola rugae palatina yang dominan di kedua kelompok adalah wavy. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara pola rugae palatina perempuan dan pola rugae palatina laki-laki.Kata kunci : Jenis Kelamin, Rugae palatina, Suku Banjar