Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Komptensi Guru Pendidikan Agama Islam Non Pendidikan Luar Biasa (PLB) di SLB X Kota Bandung Viny Apriyantie; Erhamwilda; Enoh Nuroni
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.13950

Abstract

Abstract. Ideally, teachers in SLB have a special education background to be able to perform their duties and roles in achieving learning objectives. However, the reality in the field is often different. Many of the teachers who teach in SLB come from non-Developmental Education backgrounds, one of which is the PAI teacher at SLB X Bandung City who is also an individual with low vision. Teachers who do not have a special education background usually have limited theoretical and practical knowledge related to children with disabilities. The purpose of this study was to determine the competencies possessed by non PLB PAI teachers who teach at SLB X in Bandung City. The research used descriptive qualitative methods, with data collection tools in the form of interviews, observation, and documentation. The data sources in this study came from key informants, namely the vice principal of SLB X in the field of curriculum, SLB X students, one of the teachers who taught at SLB X, while the core informants were PAI teachers of SLB X Bandung City. Based on the results of the research, although the PAI teacher does not have a PLB background, the teacher can still teach PAI to children with disabilities because of the teacher's condition who is also an individual with low vision, the personal condition also affects the teacher's success in teaching because the teacher can apply his experience and understanding to students who face similar obstacles. However, in terms of theories related to special education, teachers still have limitations. Abstrak. Idealnya, guru di SLB memiliki latar belakang pendidikan luar biasa untuk dapat melakukan tugas dan peran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Namun, kenyataan di lapangan seringkali berbeda. Banyak guru yang mengajar di SLB berasal dari latar belakang pendidikan non PLB, salah satunya guru PAI di SLB X Kota Bandung yang juga merupakan individu dengan tunanetra (low vision). Guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan khusus biasanya memiliki pengetahuan teoritis dan praktis yang terbatas terkait ABK. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh guru PAI non PLB yang mengajar di SLB X Kota Bandung. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan alat pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari informan kunci yaitu wakil kepala sekolah SLB X bidang kurikulum, siswa SLB X, salah satu guru yang mengajar di SLB X, sedangkan informan inti yaitu guru PAI SLB X Kota Bandung. Berdasarkan hasil penelitian, meskipun guru PAI tidak berlatar belakang PLB, namun guru tetap bisa mengajar PAI pada ABK karena kondisi guru yang juga merupakan individu dengan tunanetra (low vision), kondisi pribadi ini turut mempengaruhi keberhasilan guru dalam mengajar karena guru dapat mengaplikasikan pengalaman dan pemahamannya kepada peserta didik yang menghadapi hambatan serupa. Namun, dalam hal teori-teori yang berkaitan dengan Pendidikan Luar Biasa (PLB) guru masih memiliki keterbatasan.
Pengaruh Menonton Drama Korea terhadap Gaya Hidup Remaja Muslim Yurika Nur Prasetya; Erhamwilda; Enoh Nuroni
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.14226

Abstract

Abstract. This research was conducted on teenagers aged 12-22 years who like Korean dramas with the aim of finding out the effect of watching Korean dramas on teenagers' lifestyles. This research uses a quantitative approach with survey methods which are included in correlation research. The type of sampling used Side Nonprobability with Purposive Sampling technique due to certain considerations, namely teenagers aged 12-22 years who like Korean dramas. The research results show 1) The intensity of teenagers in watching Korean dramas obtained a total percentage of 57.09% in the quite high category. 2) the lifestyle of teenagers who tend to watch Korean dramas gets a total percentage of 62.2% in the high category. 3) the relationship between watching Korean dramas and teenagers' lifestyles obtained a coefficient value of 0.688 with a positive relationship in the strong category between variable X and variable Y. 4) the positive impact of Korean culture is that it provides inspiration and motivation to study abroad, and other impacts is in the Korean education system which can be used as an example to improve the quality and quantity of education in the country. Negative impacts such as procrastination, namely delaying prayer times, neglect of parental duties, and the tendency to watch late at night can be signs of an obsessive tendency towards Korean drama content. Abstrak. Penelitian ini dilakukan kepada remaja berusia 12-22 tahun yang menyukai drama Korea dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh menonton drama Korea terhadap gaya hidup remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang termasuk ke dalam penelitian korelasi. Jenis pengambilan sampel menggunakan Nonprobability Samping dengan teknik Sampling Purposive karena adanya pertimbangan tertentu yaitu remaja berusia 12-22 tahun yang menyukai drama Korea. Hasil penelitian menunjukan 1) Intensitas remaja dalam menonton drama Korea memperoleh total persentase sebesar 57,09% dengan kategori cukup tinggi. 2) gaya hidup remaja yang kecenderungan menonton drama Korea memperoleh total persentase sebesar 62,2% dengan kategori tinggi. 3) hubungan antara menonton drama Korea terhadap gaya hidup remaja memperoleh nilai koefisien sebesar 0,688 dengan hubungan yang positif dengan kategori kuat antara variabel X dengan variabel Y. 4) dampak positif budaya Korea adalah memberi inspirasi dan motivasi untuk menempuh Pendidikan diluar negeri, dan dampak lainnya adalah dalam sistem Pendidikan di Korea yang bisa dijadikan contoh untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Pendidikan di dalam Negeri. Untuk dampak negatif seperti prokrastinasi yaitu menunda waktu shalat, melalaikan tugas dari orangtua, dan kecenderungan untuk menonton hingga larut malam bisa merupakan tanda adanya kecenderungan obsesif terhadap konten drama Korea tersebut.
Pembelajaran Berdiferensiasi pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas V SDN 044 Cicadas Awigombong Bandung Niko Apriyanto; Erhamwilda
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.14362

Abstract

Abstract. Changing times require educational institutions to innovate to improve education quality. Focusing on developing social skills, providing emotional support, and applying technology is crucial to meet globalization and Industrial Revolution 4.0 challenges. Education must consider individual interests and talents, employing a differentiated approach to create an inclusive, relevant learning environment. This research uses a qualitative approach and descriptive methods to explain differentiated learning in fifth-grade Islamic religious education. Through interviews, observations, and field studies, in-depth data is gathered to understand this phenomenon. The results show that the qualitative approach and descriptive method offer a comprehensive understanding of differentiated learning in Islamic religious education. At SDN 044 Cicadas Awigombong, this model has increased fifth graders' learning interest. Integrated planning, implementation, and evaluation allow students to learn according to their styles, promoting active participation and better material understanding. The differentiated learning approach in Islamic religious education has proven effective in creating an inclusive environment supporting students' holistic development. Teachers identify individual needs, organize modules by learning styles, and conduct holistic evaluations, increasing student engagement, academic achievement, and personal growth, making learning enjoyable. Abstrak. Perubahan zaman menuntut lembaga pendidikan untuk berinovasi guna meningkatkan mutu pendidikan. Berfokus pada pengembangan keterampilan sosial, memberikan dukungan emosional, dan menerapkan teknologi sangat penting untuk menghadapi tantangan globalisasi dan Revolusi Industri 4.0. Pendidikan harus mempertimbangkan minat dan bakat individu, menggunakan pendekatan yang berbeda untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan relevan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif untuk menjelaskan pembelajaran diferensiasi pada pendidikan agama Islam kelas V. Melalui wawancara, observasi, dan studi lapangan, data mendalam dikumpulkan untuk memahami fenomena ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan kualitatif dan metode deskriptif menawarkan pemahaman komprehensif tentang pembelajaran berdiferensiasi dalam pendidikan agama Islam. Di SDN 044 Cicadas Awigombong, model ini telah meningkatkan minat belajar siswa kelas V. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terpadu menjadikan siswa untuk belajar sesuai dengan gaya mereka, mendorong partisipasi aktif dan pemahaman materi yang lebih baik. Pendekatan pembelajaran diferensiasi dalam pendidikan agama Islam terbukti efektif dalam menciptakan lingkungan inklusif yang mendukung perkembangan siswa secara holistik. Guru mengidentifikasi kebutuhan individu, mengatur modul berdasarkan gaya belajar, dan melakukan evaluasi holistik, meningkatkan keterlibatan siswa, prestasi akademik, dan pertumbuhan pribadi, sehingga menjadikan pembelajaran menyenangkan.
Peran Orangtua Asuh terhadap Pembinaan Akhlak Anak di Salah Satu Panti Asuhan di Kota Bandung Ananda Yusfa Rahman; Erhamwilda; Eko Surbiantoro
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.14415

Abstract

Abstract. Children without parents and from economically disadvantaged families often face various challenges in their moral development. The importance of a structured and systematic mentoring pattern in orphanages not only influences the individual moral development of children but also has the potential to shape a generation with strong moral values who contribute positively to society in the future. The objectives of this study are to describe (1) the planning (2) the implementation and (3) the evaluation. In this research, a qualitative descriptive approach was employed; data collection was conducted through observation, interviews, and documentation. The data were analyzed using qualitative analysis, which involved data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. The results of the study indicate that (1) planning begins with a thorough analysis of the initial moral conditions through observation and interviews to design a program tailored to the needs of children. The program aims to develop moral values, positive behaviors, social skills, and integrity through a structured curriculum with various activities and self-reflection. (2) Implementation is based on meticulous observation, interviews, and needs analysis to ensure relevance and effectiveness. Foster parents play a key role as role models and provide continuous guidance, addressing challenges from diverse family backgrounds with strict rules and creative approaches. (3) Periodic evaluation through observation, behavior recording, and discussions help identify positive changes, with program adjustments made according to feedback and children's development. Abstrak. Anak-anak yang tidak memiliki orang tua dan berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi sering menghadapi berbagai tantangan dalam perkembangan akhlaknya. Pentingnya pola pembinaan yang terstruktur dan sistematis di panti asuhan bukan hanya mempengaruhi perkembangan akhlak anak-anak secara individual, tetapi juga berpotensi untuk membentuk generasi yang memiliki nilai-nilai akhlak yang kuat dan berkontribusi positif dalam masyarakat di masa depan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) Perencanaan pembinaan akhlak anak di salah satu panti asuhan di Kota Bandung(2) Pelaksanaan pembinaan akhlak anak di salah satu panti asuhan di Kota Bandung (3) Evaluasi pembinaan akhlak anak di salah satu panti asuhan di Kota Bandung. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif; pengumpulan data dilakukan dengan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian, penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif, yang mencakup reduksi data, penampilan data, dan verifikasi/menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perencanaan dimulai dengan analisis mendalam terhadap kondisi awal akhlak melalui observasi dan wawancara untuk merancang program yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Program bertujuan mengembangkan nilai-nilai moral, perilaku positif, kemampuan sosial, dan integritas melalui kurikulum terstruktur dengan berbagai kegiatan dan refleksi diri. (2) Pelaksanaan didasarkan pada observasi teliti, wawancara, dan analisis kebutuhan untuk memastikan relevansi dan efektivitas. Pengasuh berperan sebagai teladan dan memberikan bimbingan terus-menerus, menghadapi tantangan latar belakang keluarga dengan peraturan ketat dan pendekatan kreatif. (3) Evaluasi berkala melalui observasi, pencatatan perilaku, dan diskusi membantu mengidentifikasi perubahan positif, dengan penyesuaian program sesuai masukan dan perkembangan anak-anak.
Implementasi Model Pembelajaran Beyond Center and Circle Time (BCCT) pada Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas Intensif di MI Al-Furqon I Bandung Nurdila; Erhamwilda; Khambali
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.14442

Abstract

Abstract. This research was conducted at MI Al-Furqon 1 Bandung intensive grades 1-4, this research uses a qualitative approach with qualitative descriptive methods. The results showed (1) The planning of the BCCT learning model in MI has been going well, by utilizing innovative learning media and instilling the values of adab and morals and has a specialty that is in TFP (Term, Fact and Principle) or teaching modules that are linked to the postulates of the Qur'an and hadith in the lesson plan. (2) The implementation of the BCCT learning model in PAI subjects consists of environmental footing, namely determining the location and learning media, initial footing, namely inviting students to pray and then conveying the rules in learning, individual footing, namely the teacher provides motivation to students and footing after work (recalling), namely the teacher asks students to retell the activities that have been carried out. (3) Evaluation of the BCCT learning model emphasizes parental involvement and assessment of student understanding and behavior. (4) The advantages are the development of religious and moral practices such as Monday-Thursday fasting and tahfidz with the 18 Muslim attitudes program, the weaknesses are facilities and infrastructure that need to be improved. So, it can be concluded that the application of the BCCT model at MI Al-Furqon I Bandung has the potential as an effective learning model in improving PAI learning with improvements to its facilities and infrastructure. Abstrak. Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Furqon 1 Bandung kelas 1-4 intensif, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) Perencanaan model pembelajaran BCCT di MI telah berjalan dengan baik, dengan memanfaatkan media pembelajaran inovatif dan penanaman nilai-nilai adab dan akhlak serta memiliki kekhasan yaitu di dalam TFP (Term, Fact and Principle) atau modul ajar yang dihubungkan dengan dalil Al-qur’an dan hadits dalam RPP. (2) Penerapan model pembelajaran BCCT pada mata pelajaran PAI terdiri dari pijakan lingkungan yaitu menentukan lokasi dan media pembelajaran, pijakan awal yaitu mengajak siswa berdoa lalu menyampaikan aturan dalam pembelajaran, pijakan individu yaitu guru memberikan motivasi kepada siswa dan pijakan setelah bekerja (recalling) yaitu guru meminta siswa untuk menceritakan kembali kegiatan yang telah dilakukan. (3) Evaluasi model pembelajaran BCCT menekankan keterlibatan orang tua dan penilaian terhadap pemahaman serta perilaku siswa. (4) Kelebihannya yaitu pembinaan praktik agama dan akhlak seperti shaum senin kamis dan tahfidz dengan program 18 sikap muslim, kelemahannya yaitu sarana dan prasarana yang perlu diperbaiki. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model BCCT di MI Al-Furqon I Bandung memiliki potensi sebagai model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan pembelajaran PAI dengan perbaikan pada sarana dan prasarananya.
Pembelajaran Wudhu dan Shalat Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Salah Satu Pusat Kegiatan Belajar Masyarkat Kota Bandung Ghina Yusriyah Shidiq; Erhamwilda
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.14649

Abstract

Abstract. Every human being requires education to enhance their individual potential, including children with special needs or individuals with disabilities. These children require specialized educational services tailored to their specific needs or conditions. Obtaining Islamic religious education is a right for children with special needs, with one fundamental aspect being the introduction to ablution (wudhu) and prayer (shalat). This research aims to describe (1) The learning process of ablution and prayer for children with special needs in a community learning center (PKBM) in Bandung City, (2) The approach used by teachers for children with special needs in this PKBM, and (3) The evaluation of ablution and prayer learning for children with special needs in the PKBM. This study employs a descriptive qualitative approach, combining direct observation methods and in-depth interviews with responsible teachers and administrative staff of the PKBM. The observation focus includes teacher conditions, teaching strategies, and student responses. Interviews were conducted to gain insights into the learning process, implementation, and evaluation. The research results indicate that this PKBM adopts an adapted learning approach, using demonstration and prompting methods to facilitate understanding among children with special needs. The main challenges identified include the diversity of learners' needs and resource limitations. Nevertheless, the program shows a positive impact in improving children's ability to perform ablution and prayer. Abstrak. Pada hakikatnya setiap manusia memerlukan pendidikan untuk meningkatkan potensi dalam dirinya masing-masing. Setiap manusia disini termasuk dengan anak yang berkebutuhkan khusus atau orang penyandang disabilitas. Anak berkebutuhan khusus membutuhkan pelayanan pendidikan yang khusus, dengan disesuaikannya pada kekurangan atau kelainan masing-masing anak. Memperoleh pendidikan agama islam adalah hak bagi anak berkebutuhan khusus salah satu aspek dasarnya adalah memperkenalkan wudhu dan shalat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) Proses pembelajaran wudhu dan shalat bagi anak berkebutuhan khusus di salah satu pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Kota Bandung (2) Pendekatan yang digunakan oleh guru kepada anak berekebutuhan khusus di salah satu satu pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Kota Bandung (3) Evaluasi pembelajaran wudhu dan shalat bagi anak berkebutuhan khusus di salah satu pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Kota Bandung. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini menggabungkan metode observasi langsung dan wawancara mendalam dengan guru penanggung jawab serta staf administrasi PKBM. Fokus observasi meliputi kondisi guru, strategi pengajaran, dan respons peserta didik. Wawancara dilakukan untuk memperoleh wawasan mengenai proses pada pembelajaran, implementasi, dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PKBM ini mengadopsi pendekatan pembelajaran yang disesuaikan, menggunakan metode demonstrasi dan prompting untuk memfasilitasi pemahaman anak-anak berkebutuhan khusus. Tantangan utama yang diidentifikasi meliputi keragaman kebutuhan peserta didik dan keterbatasan sumber daya. Meskipun demikian, program ini menunjukkan dampak positif dalam meningkatkan kemampuan anak-anak dalam melaksanakan wudhu dan shalat.
Hubungan Pola Asuh Islami Orang Tua terhadap Kebiasaan Ibadah Shalat pada Anak Usia SD di Kelurahan Babakan Ciamis Kota Bandung Winda Sri Asih Rahmanda; Erhamwilda; Eko Surbiantoro
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15320

Abstract

Abstract. The concept of parenting in the Islamic perspective is more oriented towards the practice of nurturing rather than the style of parenting within a family. According to Nashih Ulwan, parenting is described as a method of education that has an impact on children. This research aims to understand how Islamic parenting patterns are applied by parents towards the prayer habits of elementary school children in Babakan Ciamis, Bandung City. This research uses a quantitative approach with data collection techniques; the researcher employs questionnaires, observations, and documentation. In this study, there were 95 respondents. Based on the analysis and processing of data, the average for variable X is 43.40, categorized as sufficient, and the average for variable Y is 18.91, also categorized as sufficient. The result of the correlation test analysis is 0.008, which indicates a low level of relationship between variables X and Y with a positive direct correlation. It can be concluded that there is a relationship between the Islamic parenting style of parents and the prayer habits of elementary school children in the Babakan Ciamis area of Bandung City. Abstrak. Konsep Pola asuh dalam perspektif Islam lebih berorientasi pada praktik pengasuhan, bukan pada gaya pola asuh dalam sebuah keluarga. Menurut Nashih ulwan mendeskripsikan pengasuhan yang lebih mengarah kepada metode pendidikan yang berpengaruh terhadap anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola asuh islami yang diterapkan oleh orang tua terhadap kebiasaan ibadah shalat pada anak usia SD di Kelurahan Babakan Ciamis Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan kuesioner (angket), observasi, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini sebanyak 95 reponden. Berdasarkan analisis dan pengolahan data diperoleh rata-rata untuk variabel X sebesar 43,40 dengan kategori cukup dan diperoleh rata-rata untuk variabel Y sebesar 18,91 dengan kategori cukup. Hasil nilai analisis Uji Korelasi sebesar 0,008 yang artinya tingkat hubungan antara variabel X dan Y pada tingkat rendah dengan hubungan positif yang searah, yang dapat disimpulkan bahwa mempunyai hubungan antara pola asuh islami orang tua dengan kebiasaan ibadah shalat pada anak usia SD di Kelurahan Babakan Ciamis Kota Bandung.
The Implementasi Program Pembelajaran Moderasi Beragama Melalui Penanaman Akidah Akhlak di MAN 1 Kota Bandung M. Noval Asgaf; Erhamwilda
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15395

Abstract

Abstract. This research is titled "Implementation of Religious Moderation Learning Program Through Inculcation of Islamic Theology and Ethics at State Islamic Senior High School (MAN) 1 Bandung City". The main focus of the research is to analyze how religious moderation values are integrated into the teaching of Islamic theology and ethics to shape moderate religious understanding and attitudes among students. The research method used is qualitative descriptive. The qualitative method is commonly used in research processes to produce data presented in the form of spoken or written words from observable sources. With this method, the author obtains data through interviews, observation, and documentation study. From these stages, the author reveals the results of the interviews, quoting them to gain in-depth information and capture existing realities. The research subjects include the vice principal of curriculum, Islamic theology and ethics teachers, Islamic education teachers, and students of MAN 1 Bandung City. The research results show that the implementation of the religious moderation learning program through the inculcation of Islamic theology and ethics is carried out through: 1) Planning of the religious moderation learning program; 2) Implementation of the religious moderation program in both classrooms and dormitories; 3) Evaluation of the religious moderation learning program. With this implementation, it can be concluded that there is an improvement in students' application of religious moderation values in daily life, both within the school and dormitory environments. The challenges faced in this implementation include the lack of measurement tools to evaluate existing learning and the lack of motivation among students to actively participate in classroom learning. Abstrak. Penelitian ini dengan judul Implementasi Program Pembelajaran Moderasi Beragama melalui Penanaman Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Bandung. Fokus utama penelitian adalah menganalisis bagaimana nilai-nilai moderasi beragama diintegrasikan ke dalam pembelajaran akidah akhlak untuk membentuk pemahaman dan sikap keagamaan yang moderat pada siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Metode kualitatif merupakan metode yang biasa digunakan dalam proses penelitian dengan menghasilkan data yang disajikan dalam bentuk kata-kata secara lisan atau tulian dari narasumber yang dapat diamai. Adapun dengan metode ini penulis mendapatkan data melalui tahapan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Selanjutnya dari hasil tahapan tersebut penulis mengungkapkan hasil dari wawancara tersebut dikutip untuk mendapatkan informasi yang mendalam dan mencakup realita yang ada. Adapun subjek penelitian meliputi wakasek kurikulum, guru akidah akhlak, guru PAI dan siswa MAN 1 Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program pembelajaran moderasi beragama melalui penanaman akidah akhlak dilakukan dengan: 1) Perencanaan program pembelajaran moderasi beragama; 2) Pelaksanaan program moderasi beragama antara kelas dan asrama; 3) Evaluasi program pembelajaran moderasi beragama. Dengan adanya penerapan tersebut dapat disimpulkan bahwasaanya terjadinya peningkatan siswa dalam menerapkan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari baik itu di lingkup madrasah ataupun dalam lingkup asrama. Adapun tantangan yang dihadapi melalui implementasi ini yaitu kurangnya alat ukur dalam mengevaluasi pembelajaran yang ada dan kurangnya motivasi pada siswa untuk aktif dalam pembelajaran ketika di kelas.
Strategi Guru PAI Dalam Mencegah Perilaku Bullying Di SMPN 2 Karawang Barat Syakira Kaneisha Zahra Prameswary; Erhamwilda; Enoh
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15424

Abstract

Abstract. This research focuses on PAI Teachers' Strategies in Preventing Bullying Behavior. The goal is to become the main foundation in shaping the quality of a nation. In the midst of the rampant negative behavior of students, especially the phenomenon of bullying, prevention carried out by schools, supported by PAI teacher strategies, is the key in maintaining a safe and conducive learning environment. The approach used in this study is a qualitative approach, while the method used in this study is a descriptive analysis method with observation, interviews and documentation. Data The results of the study show that the strategies of pie teachers in preventing student bullying problems are: motivating students, giving good advice to students, and giving reprimands and punishments in the form of memorizing verses of the Qur'an to students in order to get a deterrent effect by not bullying again. Supporting Factors for Teachers in Schools to Work Together in Overcoming Bullying, There is a Program and the efforts made by the school in overcoming bullying, the existence of reprimands, punishments and sanctions in preventing bullying. Abstrak. Penelitian ini fokus pada Strategi Guru PAI Dalam Mecegah Perilaku Bullying. Tujuannya adalah menjadi landasan utama dalam membentuk kualitas suatu bangsa. Di tengah maraknya perilaku negatif siswa, terutama fenomena bullying, pencegahan yang dilakukan oleh sekolah, didukung oleh strategi guru PAI, menjadi kunci dalam menjaga lingkungan belajar yang aman dan kondusif.. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekaatan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode analisis deskriptif dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa strategi guru pai dalam mencegah Masalah seputar intimidasi siswa termasuk mendorong siswa, menawarkan nasihat yang bijaksana, dan menghukum siswa dengan membuat mereka menghafal ayat-ayat dari Al-Qur'an untuk mencegah mereka menindas orang lain di masa depan. Sekolah telah menerapkan program dan inisiatif untuk memerangi bullying, serta tindakan seperti teguran, hukuman, dan sanksi untuk menghindari bullying. Aspek-aspek ini memberikan dukungan bagi instruktur di sekolah untuk berkolaborasi dalam memerangi bullying.
Pola Asuh Akhlak bagi Anak dalam Keluarga Pernikahan Dini Natatsa Syifaul Wardah; Erhamwilda; Sobar Al Ghazal
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15552

Abstract

Abstract. The first and foremost educators are our own parents, where they are responsible for the progress and development of their children, because a child's success really depends on the care, attention and education provided by their parents. Education is an important aspect in the formation of quality personal or human resources. Moral education in the family is very important because religion can provide guidance on the right path, leading to a path that is approved by Allah. This is in accordance with the opinion that "religious education is a powerful coaching tool for students. The aim of this research is to find out and describe what aspects encourage and hinder moral education parenting patterns for children in early marriage families and to find out and describe the description and implementation of moral education parenting patterns for children in early marriage families in the Caringin Cikungkurak area. The method used in this research is a qualitative method with descriptive research type. This research was carried out in the Caringin Cikungkurak area of ​​Bandung. Data was analyzed using 3 stages, namely data reduction, data presentation and verification. The results of this research are that the parenting style of moral education for children in early marriage can provide quality moral education with various efforts. The implementation of moral education for children needs to be done by providing directed and controlled freedom so that children can explore within safe limits, and challenges such as lack of patience and difficulties in building communication can be overcome by learning and looking for the right information. Abstrak. Pendidik yang pertama dan utama adalah orang tua kita sendiri, dimana mereka bertanggung jawab terkait kemajuan dan perkembangan anak-anaknya, karena kesuksesan anak sangat tergantung dengan bagaimana cara pengasuhan, perhatian, dan pendidikan yang diberikan oleh orang tuannya. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pembentukan pribadi atau sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan akhlak dalam kelurga sangat penting karena agama dapat memberikan petunjuk ke jalan yang benar, menuntun ke jalan yang diridhai Allah. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa “Pendidikan Agama Merupakan Alat Pembinaan yang Ampuh Bagi Peserta Didik”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan aspek apa saja yang mendorong dan menghambat pola asuh pendidikan akhlak bagi anak dalam keluarga pernikahan dini serta untuk mengetahui dan mendeskripsikan gambaran dan implementasi pola asuh pendidikan akhlak bagi anak dalam keluarga pernikahan dini di daerah Caringin Cikungkurak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di daerah Caringin Cikungkurak Bandung. Data dianalisis menggunakan 3 tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Hasil dari penelitian ini adalah pola asuh pendidikan akhlak bagi anak dalam pernikahan dini dapat memberikan pendidikan akhlak yang berkualitas dengan berbagai upaya, impelementasi asuh pendidikan akhlak anak perlu dilakukan dengan memberikan kebebasan yang terarah dan terkontrol agar anak dapat bereksplorasi dalam batasan yang aman, dan tantangan seperti kurangnya kesabaran dan kesulitan dalam membangun komunikasi dapat diatasi dengan belajar dan mencari informasi yang tepat.