Zahra, Maryam Jamilah
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Tadris al-'Arabiyyah: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban

Dalālah “Al-Syaikhayn” fī Al-Mushṭalahāt Al-Fiqhiyyah wa Al-Hadīstiyyah (Al-Muhadditsīn) wa Mutadlamunātuhā fī Ta’līm Al-Lughah Al-‘Arabiyyah Zahra, Maryam Jamilah; Purwasandy, Tubagus Kesa
Tadris Al-'Arabiyyah: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban Vol 1, No 1 (2022): Tadris Al-'Arabiyyah: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ta.v1i1.17404

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengklarifikasi signifikansi istilah “Syaikhain” dalam istilah fiqih dan hadis serta pengaruhnya terhadap pengajaran bahasa Arab. Penelitian kualitatif ini mengandalkan metode deduktif, yaitu dengan melihat sumber dan referensi yang paling menonjol yang bersangkutan dengan mempelajari topik ini, kemudian menggunakan metode deskriptif analitis untuk memperjelas topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna istilah “kedua Syekh” dalam istilah fikih berbeda-beda di masing-masing Ajaran Fikih. Dalam doktrin Hanafi, mengacu pada Abu Hanifah dan Abu Yusuf. Dalam doktrin pemikiran Maliki, mengacu pada Ibn Abi Zayd al-Qayrawani dan al-Qabisi. Dalam doktrin Syafi'i, itu menunjukkan al-Rafi'i dan al-Nawawi. Dalam doktrin pemikiran Hanbali, itu menunjukkan konsiliator Ibn Qudamah al-Maqdisi dan al-Majd Ibn Taymiyyah. Adapun istilah “dua Syekh” dalam istilah hadits, itu menunjukkan dua imam Al-Bukhari dan Muslim. Implikasi dari makna istilah “dua syekh” dalam pengajaran bahasa Arab antara lain bahwa guru harus memperjelas konotasi istilah ini dalam arti leksikal usia tua. Kemudian beliau menjelaskan kepada para pembelajar bahwa boleh menggunakan kata “Syekh” dalam bahasa dan hadis, bagi orang yang ilmunya bertambah, dan dia terkenal dengan ilmunya dan kecerdikannya di kalangan manusia. Dan dia mengatakan kepada mereka banyak konotasi kata-katanya sesuai dengan ilmu yang dimaksudkan.
Dalālah “Al-Syaikhayn” fī Al-Mushṭalahāt Al-Fiqhiyyah wa Al-Hadīstiyyah (Al-Muhadditsīn) wa Mutadlamunātuhā fī Ta’līm Al-Lughah Al-‘Arabiyyah Zahra, Maryam Jamilah; Purwasandy, Tubagus Kesa
Tadris Al-'Arabiyyah: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban Vol. 1 No. 1 (2022): Tadris Al-'Arabiyyah: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ta.v1i1.17404

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengklarifikasi signifikansi istilah “Syaikhain” dalam istilah fiqih dan hadis serta pengaruhnya terhadap pengajaran bahasa Arab. Penelitian kualitatif ini mengandalkan metode deduktif, yaitu dengan melihat sumber dan referensi yang paling menonjol yang bersangkutan dengan mempelajari topik ini, kemudian menggunakan metode deskriptif analitis untuk memperjelas topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna istilah “kedua Syekh” dalam istilah fikih berbeda-beda di masing-masing Ajaran Fikih. Dalam doktrin Hanafi, mengacu pada Abu Hanifah dan Abu Yusuf. Dalam doktrin pemikiran Maliki, mengacu pada Ibn Abi Zayd al-Qayrawani dan al-Qabisi. Dalam doktrin Syafi'i, itu menunjukkan al-Rafi'i dan al-Nawawi. Dalam doktrin pemikiran Hanbali, itu menunjukkan konsiliator Ibn Qudamah al-Maqdisi dan al-Majd Ibn Taymiyyah. Adapun istilah “dua Syekh” dalam istilah hadits, itu menunjukkan dua imam Al-Bukhari dan Muslim. Implikasi dari makna istilah “dua syekh” dalam pengajaran bahasa Arab antara lain bahwa guru harus memperjelas konotasi istilah ini dalam arti leksikal usia tua. Kemudian beliau menjelaskan kepada para pembelajar bahwa boleh menggunakan kata “Syekh” dalam bahasa dan hadis, bagi orang yang ilmunya bertambah, dan dia terkenal dengan ilmunya dan kecerdikannya di kalangan manusia. Dan dia mengatakan kepada mereka banyak konotasi kata-katanya sesuai dengan ilmu yang dimaksudkan.