Nugraha, Muhammad Viky
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Factum: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah

Syarif Thayeb dan Gerakan Mahasiswa di Indonesia pada Dua Zaman (1964-1978) Nugraha, Muhammad Viky
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol 12, No 1 (2023): Kearifan Lokal dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia dan APPS (Asosiasi Pendidik dan Peneliti Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/factum.v12i1.23344

Abstract

Penelitian ini berjudul “Syarif Thayeb Dan Gerakan Mahasiswa Di Indonesia Pada Dua Zaman (1964-1978)”. Masalah utama dalam skripsi ini ialah bagaimana kontribusi Syarif  Thayeb terhadap gerakan mahasiswa. Untuk menjabarkan masalah utama dalam skripsi ini, peneliti membatasi fokus kajian ke dalam empat pertanyaan penelitian yaitu 1) Bagaimana latar belakang kehidupan Syarif  Thayeb. 2) Bagaimana Peran Syarif  Thayeb dalam gerakan mahasiswa pada masa Orde Lama. 3) Bagaimana upaya Syarif Thayeb dalam menekan gerakan mahasiswa pada masa Orde Baru. Penulis skripsi ini menggunakan metode penelitian historis yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa Syarif  Thayeb terpilih menjadi Menteri PTIP dan Menteri P dan K karena rekam jejaknya di bidang akademik sebagai Rektor Universitas Indonesia. Saat kepemimpinannya di masa Soekarno Syarif Tahyeb sangat dekat dengan mahasiswa dan merupakan salah satu inisiator terbentuknya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia. Syarif Thayeb yang merupakan seorang militer merasa tergerak untuk menggulingkan PKI yang pada masa tersebut dianggap membunuh para pimpinan militer dan KAMI yang merupakan aktor dari demonstrasi untuk membubarkan PKI. Pada saat diangkat menjadi Menteri P dan K masa orde baru Syarif  Thayeb memiliki tugas yang berat yaitu meredam aksi mahasiswa yang bergejolak akibat aksi Malari. Syarif Thayeb akhirnya membuat kebijakan-kebijakan yang isinya membatasi gerak mahasiswa, walaupun kebijakan tersebut menuai penolakan dari para mahasiswa.