Kompos limbah ikan (berupa tulang, kulit, sirip, kepala, sisik dan jeroan) dibuat dalam bentuk pellet sehingga sangat efisien dan efektif dalam penggunaan dan pengangkutan. Kompos pellet limbah ikan mengandung hara yang lengkap tetapi dalam pembuatannya diperlukan perekat. Perekat alami yang digunakan adalah limbah kulit pisang dan kulit ubi kayu. Penggunaan perekat antara 10-30%. Limbah kulit pisang dan ubi kayu diharapkan mampu menggantikan perekat alami dari tepung tapioka. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh dan mendapatkan satu komposisi perekat alami yang tepat untuk dapat digunakan dalam pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Kegiatan penelitian dilakukan, mulai bulan Juli hingga Oktober 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok 1 faktor, yaitu komposisi kombinasi antara limbah ikan + perekat kulit pisang + ubi kayu. Perlakuan tersebut adalah: 90% + 5% + 5%;, 85% + 5% + 10%; 85% + 10% + 5%; 80% + 10% + 10%; 75% + 10% + 15%; 75% + 15% + 10%; 70% + 15% + 15%. Variabel yang diamati: analisis kimia (pH, kandungan hara C-organik, N, P, dan K), tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot segar tanaman. Hasil penelitian: perlakuan limbah ikan 80% + kulit pisang 10% + kulit ubi kayu 10% merupakan perlakuan dengan komposisi perekat pada kompos pellet limbah ikan terbaik pada tinggi tanaman (22,19 cm), jumlah daun (16,94 helai) dan bobot basah (335,50 g). Kata kunci: limbah ikan, kompos pellet, perekat alami, komposisi limbah kulit pisang, hasil pakcoy.