Studi pendahuluan dimulai di SLB Kasih Ummi Padang, di mana seorang siswa laki-laki tunagrahita ringan dengan inisial D, yang saat ini duduk di bangku kelas I, mengalami kesulitan makan makanan berkuah, sehingga sering tumpah dan berserakan. Salah satu program bina diri yang membantu anak menjadi lebih mandiri adalah makan makanan berkuah. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan D untuk makan makanan berkuah dengan benar. Untuk mencapai tujuan ini, teknik chaining digunakan. Studi ini menggunakan jenis penelitian eksperiment dengan subjek tunggal (SSR) berdesain A–B. Kondisi baseline (A) adalah kemampuan awal anak untuk makan makanan berkuah sebelum mereka menerima perlakuan, dan kondisi intervensi (B) adalah kondisi saat siswa menerima perlakuan dengan metode SSR. Hasil penelitian yang dilakukan selama 10 kali pertemuan, dimana pengumpulan data dilakukan dua kondisi yaitu baseline (A) dengan perolehan hasil presentase 43%, 50%, 50%. Selanjutnya kondisi intervensi (B) dengan perolehan presentasenya 61%, 68%, 68%, 75%, 79%, 86%, 86%. Berdasarkan data yang didapat dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa metode teknik chaining dapat meningkatkan kemampuan makan makanan berkuah bagi anak tunagrahita ringan.