Proses optimasi gudang yang baik akan mengikuti keberhasilan dalam pengendalian persediaan di gudang. Diketahui, Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT Hosana Jaya Farma selama 12 bulan terakhir mengalami kelebihan stok hingga obatnya habis masa berlakunya. Sediaan obat tersebut antara lain Srubex Z sisa 40 box dengan total kerugian Rp4.540.560, dan Renadinac 25 sisa 240 box dengan total kerugian Rp4.320.000. Untuk mengetahui keberhasilan perencanaan persediaan obat maka perlu dilakukan pengendalian persediaan yang optimal untuk menentukan jumlah persediaan yang dibutuhkan pada bulan berikutnya. Metode analisis yang digunakan adalah mixed method dengan metode analisis ABC, VEN, dan kombinasi metode analisis ABC VEN dengan menggunakan data kualitatif dengan melakukan wawancara dan data kuantitatif yang tersedia. Hasil penelitian menunjukkan kelompok C pada obat candesartan tablet 8mg (24) mempunyai persentase pendapatan sebesar 0,88% dan persentase kumulatif sebesar 95,28%. Dalam bentuk tablet, kaplet, kapsul, sirup/tetes dan suspensi/emulsi, kelompok VB sebanyak 5 item, kelompok VC sebanyak 12 item, kelompok EA sebanyak 18 item, dan kelompok EA sebanyak 16 item. kelompok EB sebanyak 57 butir, kelompok EC sebanyak 57 butir, kelompok NA sebanyak 4 butir, kelompok NB sebanyak 3 butir, dan kelompok NC sebanyak 10 butir. Selain itu, perencanaan persediaan obat dilakukan berdasarkan safety stock, reorder point (ROP) dan metode konsumsi yang didukung oleh sumber data yang dikelola secara mandiri.