Semakin meningkatnya permintaan akan bahan material ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif terhadap kualitas udara global, kesehatan dan iklim global. Beberapa peneliti mulai fokus pada komposit berbasis biokomposit. Komposit dari serat alam dan partikel alam merupakan salah satu alternatif untuk komposit polimer karena keunggulannya dibandingkan dengan serat sintetis. Pada penelitian ini fraksi volume yang digunakan antara serat sisal dan serbuk kayu jati yaitu 5% serat : 15% partikel, 10% serat : 10% partikel, dan 15% serat : 5% partikel dengan volume resin tetap yaitu 80% menggunakan standar ASTM untuk uji bending dan uji tarik. Dari pengujian yang dilakukan, akan didapatkan beberapa data hasil pengujiam, nilai uji bending yaitu MOE teringgi pada variasi 15% serat : 5% partikel dengan nilai 6334,67 MPa dan nilai MOR sebesar 98,21 MPa diikuti dengan hasil terrendah pada variasi 5% serat : 15% partikel dengan nilai MOE sebesar 3987,13 MPa dan nilai MOR sebesar 68,19 MPa. Pada uji tarik didapatkan hasil tertinggi pada variasi 15% serat : 5% partikel dengan nilai nilai tegangan sebesar 71,36 MPa, regangan sebesar 1,61%, dan modulus elastisitas memperoleh nilai sebesar 44,31 GPa, pada variasi 10% serat : 10% partikel diperoleh hasil uji tarik terendah nilai tegangan 50,26 MPa, regangan sebesar 1,34%, dan modulus elastisitas sebesar 37,56 GPa. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa semakin meningkatnya fraksi volume serat membuat kekuakatan mekanik komposit semakin tinggi, penambahan serbuk kayu sebagai campuran filler komposit berfungsi untuk mengisi kekosongan pada pada selah-selah serat dan matriks saat proses pembuatan komposit.