Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kebutuhan Pelayanan Komplementer pada Ibu Hamil di Kota Denpasar Agustini, Ni Komang Tri; Harditya, I Kadek Buja
Bali Membangun Bali: Jurnal Bappeda Litbang Vol 5 No 1 (2024): April 2024
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51172/jbmb.v5i1.332

Abstract

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kebutuhan layanan komplementer pada ibu hamil di Kota Denpasar. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif cross-sectional pada 96 ibu hamil di Kota Denpasar yang diberikan kuisioner kebutuhan layanan komplementer Hasil dan pembahasan: Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu hamil dengan usia kehamilan trimester I membutuhkan layanan komplementer akupresur dan akupuntur dalam kehamilan, yoga dalam kehamilan sangat dibutuhkan oleh ibu hamil trimester II sedangkan ibu hamil trimester III membutuhkan layanan hypnobirthing atau meditasi. Implikasi: Adanya kebutuhan akan layanan komplementer yang terintegrasi dengan pelayanan ibu hamil membuat penyedia layanan kesehatan perlu mendapatkan pelatihan terapis komplementer.
Kebutuhan Pelayanan Komplementer pada Ibu Hamil di Kota Denpasar Agustini, Ni Komang Tri; Harditya, I Kadek Buja
Bali Membangun Bali: Jurnal Bappeda Litbang Vol 5 No 1 (2024): April 2024
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51172/jbmb.v5i1.332

Abstract

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kebutuhan layanan komplementer pada ibu hamil di Kota Denpasar. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif cross-sectional pada 96 ibu hamil di Kota Denpasar yang diberikan kuisioner kebutuhan layanan komplementer Hasil dan pembahasan: Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu hamil dengan usia kehamilan trimester I membutuhkan layanan komplementer akupresur dan akupuntur dalam kehamilan, yoga dalam kehamilan sangat dibutuhkan oleh ibu hamil trimester II sedangkan ibu hamil trimester III membutuhkan layanan hypnobirthing atau meditasi. Implikasi: Adanya kebutuhan akan layanan komplementer yang terintegrasi dengan pelayanan ibu hamil membuat penyedia layanan kesehatan perlu mendapatkan pelatihan terapis komplementer.
Program Edukasi dan Pendampingan Pertolongan Pertama Manajemen Nyeri Pada Trauma Muskuluskeletal Sebagai Upaya Perawatan Jangka Panjang bagi Remaja di Sekolah Yusniawati, Yustina Ni Putu; Putra, I Gde Agus Shuarsedana; Lewar, Emanuel Illeatan; Agustini, Ni Luh Putu Inca Buntari; Wahyunadi, Ni Made Dewi; Sanjana, I Wayan Edi; Harditya, I Kadek Buja
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 8 (2024): Volume 7 No 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i8.14916

Abstract

ABSTRAK Cidera akibat kecelakaan lalu lintas menyebabkan kematian 1,2 juta jiwa per tahunnya. Saat terjadi kecelakaan sering kali korban mengalami multiple trauma yang perlu dilakukan tata laksana dengan baik di prehospital. Hal yang menjadi penatalaksanaan awal saat korban mengalami kecelakaan yaitu airway, breathing dan circulation. Penatalaksanaan lanjutan setelah 3 hal penting dilakukan adalah manajemen dalam tatalaksana nyeri berupa penatalaksanaan fraktur, balut tekan, dislokasi, aputasi dan log roll sehingga perlu dilakukan tata laksana yang baik saat di pre hospital. Secara umum keterlambatan atau kurang tepatnya pemberian pertolongan pertama pada fraktur muskuluskeletal sering kali terjadi karena kurangnya pengetahuan dan kepedulian penolong yang menemukan kejadian tersebut. Remaja menjadi target pengabdian masyarakat saat ini dikarenakan remaja merupakan komunitas produktif yang aktif dalam bermasyarkat sehingga merupakan generasi penerus yang perlu di didik untuk dapat menjadi agen perubahan kesehatan. Memberikan edukasi dan pendampingan kepada remaja sekolah dalam melakukan tindakan pertolongan pertama pada trauma muksuluskeletal, kontrol pendarahan, dislokasi, aputasi dan log rolling. Masalah yang ditemukan yaitu remaja belum memahami cara melakukan penatalaksanaan manajemen nyeri pada patah tulang dengan baik, remaja belum mengetahui cara melakukan penatalaksanaan nyeri pada dislokasi sendi, remaja belum mengetahu cara melakukan transportasi pasien trauma. Kegiatan pendekatan yang dilakukan kepada sekolah dan remaja berjalan dengan baik, dimana remaja mau kooperatif dalam kegiatan yang telah dilakukan, hasil post test baik pengetahuan memiliki peningkatan sebanyak 49 responden memiliki pengetahuan yang baik, dan terdapat 49 responden memiliki kemampuan yang baik dalam praktik pertolongan pertama dan transport pasien trauma. Remaja sekolah memahami pertolongan pertama pada kecelakaan lalulintas dan mampu melakukan pertolongan pertama pada fraktur, dislokasi dan melakukan transport pasien dengan benar Kata Kunci: Edukasi, Pendampingan, Remaja, Manajemen Nyeri, Trauma Muskuluskeletal ABSTRACT Injuries resulting from traffic accidents cause 1.2 million deaths per year. When an accident occurs, the victim often experiences multiple trauma which needs to be managed properly at the prehospital. The initial management when a victim experiences an accident is airway, breathing and circulation. Follow-up management after 3 important things have been done is pain management in the form of fracture management, compression dressings, dislocations, aputations and log rolls so that good management needs to be carried out in the pre-hospital setting. In general, delays or inaccurate provision of first aid for musculoskeletal fractures often occur due to a lack of knowledge and concern of the rescuers who discover the incident. Teenagers are currently the target of community service because teenagers are a productive community who are active in society so that they are the next generation who need to be educated to be agents of health change. Objective: to provide education and assistance to school teenagers in carrying out first aid measures for mucosal-keletal trauma, bleeding control, dislocation, amputation and log rolling. Provide education and assistance to school teenagers in carrying out first aid measures for muxuluskeletal trauma, controlling bleeding, dislocations, amputations and log rolling. Problems found are that teenagers do not understand how to properly manage pain in fractures, teenagers do not know how to manage pain in joint dislocations, teenagers do not know how to transport trauma patients. The approach activities carried out for schools and teenagers went well, where teenagers were willing to cooperate in the activities that had been carried out, the results of the post test were good, knowledge had increased as many as 49 respondents had good knowledge, and there were 49 respondents who had good abilities in first aid practices and transport of trauma patients. The approach activities carried out for schools and teenagers went well, where teenagers were willing to cooperate in the activities that had been carried out, the results of the post test were good, knowledge had increased as many as 49 respondents had good knowledge, and there were 49 respondents who had good abilities in first aid practices and transport of trauma patients Keywords: Education, Mentoring, Adolescents, Pain Management, Musculoskeletal Trauma
Pelatihan dan Pendampingan Deteksi Dini Hipertensi, Pemberian Slow Deep Breathing dan Pemeriksaan Kesehatan sebagai Upaya Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia di Panti Werda Wana Seraya Yusniawati, Yustina Ni putu; Putra, I Gde Agus Shuarsedana; Harditya, I Kadek Buja; Lewar, Emanuel Ileatan
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 6 (2025): Volume 8 No 6 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i6.19599

Abstract

ABSTRAK Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu menjadi perhatian serius. Meningkatnya usia lansia di Indonesia sejalan dengan meningkatnya insidensi penyakit degeneratif pada lansia. Salah satu penyakit degeneratif yang mempunyai tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi adalah hipertensi. Di Provinsi Bali khususnya di Denpasar, kasus hipertensi menduduki posisi ke empat dengan jumlah kasus meningkat sebanyak 61,15%, dibandingkan pada tahun 2020 terdapat kasus sebanyak 54.082 jiwa. Terbentuknya lansia yang memiliki pemahaman yang baik tentang hipertensi dan penatalaksanaan hipertensi dengan makan makanan sehat, minum obat teratur dan produktif melakukan tindakan rileksasi dengan slow deep breathing serta memiliki hasil pemeriksaan tensi yang stabil. Penyuluhan kepada lansia dan penjaga lansia di Panti Werda Wana Seraya tentang deteksi dini hipertensi dan penatalaksanaan hipertensi untuk lansia, pelatihan dan pendampingan terkait tindakan untuk mencegah hipertensi dan meningkatkan rileksasi pada lansia dengan slow deep breathing secara singkat, melakukan pemeriksaan kesehatan kepada lansia untuk deteksi dini kesehatan lansia, dan melakukan evaluasi semua kegiatan PKM yang telah dilaksanakan. Kegiatan perkenalan dari tim PKM kepada pengurus Panti Werdha Wana Seraya dan peserta PKM, kegiatan penjajakan berjalan dengan baik dan lancar dan tim PKM disambut baik oleh Kepala Panti Werdha Wana Seraya. Kegiatan kedua dilanjutkan dengan penyuluhan deteksi dini hipertensi dan mengajarkan slow deep breathing. Pada kegiatan kedua ini, peserta antusias mengikuti kegiatan dengan aktif bertanya. Peserta PKM juga mengikuti kegiatan relaksasi dengan slow deep breathing dengan antusias dan bersemangat. Pada pertemuan ketiga, kegiatan evaluasi penyuluhan deteksi dini hipertensi dan slow deep breathing. Kegiatan penyuluhan deteksi dini kejadian hipertensi perlu ditingkatkan terutama pada lansia perlu dilakukan secara terus menerus.  Kata Kunci: Lansia, Hipertensi, Slow Deep Breathing, Relaksasi  ABSTRACT Hypertension is a health issue that requires serious attention. The increasing elderly population in Indonesia is in line with the rising incidence of degenerative diseases among seniors. One of the degenerative diseases with high morbidity and mortality rates is hypertension. In Bali, specifically in Denpasar, hypertension cases rank fourth, with a 61.15% increase compared to 2020, when there were 54,082 cases. This community service program (PKM) is to foster elderly individuals who have a good understanding of hypertension and its management through healthy eating, regular medication, and productive relaxation practices like slow deep breathing, as well as achieving stable blood pressure readings. Providing education to the elderly and caregivers at the Wana Seraya Nursing Home about early detection of hypertension and its management for seniors, training and support related to hypertension prevention and relaxation techniques using slow deep breathing, conducting health screenings for early detection of health issues among seniors, and evaluating all PKM activities that have been implemented. An introductory session from the PKM team to the management of the Wana Seraya Nursing Home and participants, with a smooth and successful engagement where the team was warmly welcomed by the Head of the Nursing Home. The second activity involved a seminar on early detection of hypertension and teaching slow deep breathing. Participants were enthusiastic and actively asked questions during this session. They also engaged in relaxation activities using slow deep breathing with enthusiasm and eagerness. In the third meeting, the evaluation of the hypertension detection seminar and slow deep breathing was conducted. There is a need to enhance ongoing education about early detection of hypertension, especially among the elderly Keywords: Elderly, Hypertension, Slow Deep Breathing, Relaxation.
Pemberdayaan dan Kemandirian Kesehatan Ibu dan Anak Melalui Pembentukan Kampung Komplementer di Kelurahan Pedungan Agustini, Ni Komang Tri; Puspitasari, Lia; Harditya, I Kadek Buja; Wulandari, Ni Putu Dita
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 1 (2024): Volume 7 No 1 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i1.12510

Abstract

ABSTRAK Kelompok ibu dan anak merupakan kelompok yang rentan mengalami gangguan kesehatan sehingga diperlukan program percepatan penurunan angka kesakitan serta masalah terkait melalui pemberdayaan Masyarakat. Solusi yang ditawarkan adalah Pembentukan Kampung Komplementer. Untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat khususnya ibu-ibu PKK dan Kader dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengenai layanan komplementer, dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui peningkatan kemandirian kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah membentuk kader komplementer, pelatihan dan pendampingan kader tentang metode komplementer meliputi ramuan herbal dan obat tradisional, pijat bayi, akupresur, dan pemanfaatan tanaman obat keluarga. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkelanjutan. Kegiatan yang tercapai adalah peningkatan pengetahuan kader tentang metode komplementer, peningkatan keterampilan melakukan teknik komplementer secara mandiri, pemanfaatan tanaman obat sebagai pelengkap kesehatan. Kegiatan ini mampu meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian khususnya kesehatan ibu dan anak. Kata Kunci: Komplementer, Pemberdayaan, Kemandirian, Kesehatan, Ibu, Anak  ABSTRACT Mothers and children included as a vulnerable group who need accelerated program to reduce morbidity and related problems through community empowerment. The solution offered is the establishment of a complementary village. To increase community empowerment, especially women and cadres, by increasing knowledge and skills regarding complementary services, and improving the quality of community life through increasing health independence. The activities carried out are forming complementary cadres, training and mentoring cadres on complementary methods including herbal concoctions and traditional medicines, baby massage, acupressure, and the use of family medicinal plants. Monitoring and evaluation is carried out on an ongoing basis. The results of the activities achieved were increasing cadres' knowledge about complementary methods, increasing skills in carrying out complementary techniques independently, and using medicinal plants as a complement to health. This activity is able to increase empowerment and independence, especially maternal and child health.  Keywords: Complementary, Empowerment, Independency, Health, Mother, Child