Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FUNGSI TRADISI TOR-TOR DAN STATUS SOSIAL DALAM PERNIKAHAN ADAT BATAK MANDAILING DI KABUPATEN PADANG LAWAS Suaidah Mawaddah Harahap; Syamsul Bahri
ARIMA : Jurnal Sosial Dan Humaniora Vol. 1 No. 4 (2024): Mei
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/arima.v1i4.1145

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam Tradisi Tor-tor, fungsi dan status sosial yang melekat dalam pernikahan Adat Batak Mandailing di Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara. Metode yangdigunakan adalah metode kualitatifdeskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknikobservasi, wawancara mendalam dandokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses Tradisi Tor-tor pada acara penikahan Batak Mandailing di Kabupaten Padang Lawas ada beberapa tahap yaitu, Pokat menek/Tahi sapanggodangan (musyawarah pihak keluarga dan kerabat terdekat), Pokat godang/Tahi marhuta (musyawarah satu Desa/kampung), Mangalo-alo Mora (menyambut tamu terhormat dan tamu Raja-raja), Sidang adat/Maralok-alok (lanjutan dari acara mangalo-alo mora), Tor-tor suhut kahanggi, Tor-tor anakBoru, Tor-tor Mora Harajaon, Tor-tor darahBujing dan Tor-tor pengantin. Fungsi tradisi Tor-tor dilihat dari penyembelihan hewan dan patuaekkon, berfungsi untuk para pengantin karena pada saat itu pengantin memperoleh gelar adat yang diberikan oleh Harajaon, bentuk dari penampilan Tor-tor lain juga memiliki banyak fungsi diantaranya berfungsi untuk mengetahui tutur/etika dilingkungan masyarakat dan Tor-tor darah Bujing berfungsi untuk menandakan bahwa masih ada penerus di Desa tersebut. Status sosial yang melekat dalam proses tradisi Tor-tor, yaitu masyarakat yang tidak memiliki nama yang di kobar adat dan sedang berstatus janda dengan kasus cerai hidup maka dia dilarang untuk masuk ke Galanggang Siriaon sebagai Panortor.
Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Toga) Sebagai Penangkal Penyakit Paisal Hamidi; Rafiqurrahim; Alza Annisa Hasibuan; Aurora Zahra; Nurhayati Harahap; Nisfi Maulida Nasution; Reza Nur Aisyah; Riska Nasution; Suaidah Mawaddah Harahap; Henny Syawal
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v6i2.1865

Abstract

Abstrak Toga adalah singkatan dari tanaman obat. Tanaman obat pada dasarnya adalah sebidang tanah baik di halaman, taman, atau lading digunakan untuk menumbuhkan tanaman yang memiliki khasiat obat untuk memenuhi kebutuhan keluarga akan obat-obatan. Taman herbal atau bahan dan kemudian didistribusikan kepada masyarakat, terutama obat yang berasal dari tanaman. Upaya Kesehatan Bersumber daya Manusia merupakan wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan sebagai pemicu kegiatan pemberdayaan masyarakat, salah satunya adalah TOGA (Tanaman Obat Keluarga). TOGA merupakan beberapa jenis tanaman obat pilihan yang dapat ditanam di pekarangan rumah. Keberadaan TOGA di lingkungan rumah sangat penting, terutama bagi keluarga yang tidak memiliki akses untuk pelayanan kesehatan. Nama kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Pemberdayaan Masyarakat “Pemanfaatan TOGA pada masyarakat Desa Ridan Permai kecamatan Bangkinang kota”. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan kader posyandu beserta masyarakat mengenai pemanfaatan TOGA. Kata Kunci: Toga, Tanaman, Obat Abstract Toga stands medicinal plants. Medicinal plants is essentially a piece of land either in the Yard, garden or lading used to cultivate plants that have medicinal properties in order to meet family Needs will be drugs. Garden herbs or ingredients and then be distributed to the public, especially Drugs derived from plants. Health Effort Based Human Resources is a real fact of community participated in health development that can trigger the community empowerment activities, such as Family Medicinal Plants (FMP), FMP are several kinds of selection plants that could be planted in the yard or home environment. The existence of this plants in the home yard are important, especially for the family with lack of access to the health services. This was a community service; community empowerment entitled “utilization the family medicinal plants (FMP) of community village Ridan Permai districts Bangkinang Kota. The aims were to improve the community and cadre knowledge and ability about the utization of FMP. Keywords: Toga, Plants, Medicinel